Mustang

843 95 51
                                    

requested by frvryovv thankyouu for this recommendation, been addicted to this song latelyT_T

Author's note:

POV orang ketiga || AU || OOC, Fanon || Bahasa Baku || Fluff


***










Sore itu langit Amerika nampak cantik dengan perpaduan jingga dan nila. Seolah memberikan satu saja keindahan untuk buruknya kondisi Bronx (dari dulu sampai sekarang). Tapi penghuni disana mana sempat untuk sekedar mengagumi keelokan alam disaat bertahan hidup sampai besok hanyalah satu hal yang mereka fikirkan.

🎵Set in the driver seat
watch me pull up on my trip
Bought new whip for myself
For this trip
I'm going to paradise

See me right down the highway
Shades on, windows rolled down
Sees me press gas to 90
Sun blazing, I'll keep going






Maka tak heran lelaki dengan fedora coklat yang mengemudikan Ford Mustang 65 fastback itu melajukan mobilnya dengan kecepatan diatas rata-rata, meski belum bisa disebut ngebut. Seolah ingin cepat-cepat musnah dari kawasan ini.

Di jemari lentiknya terselip sebatang linting ganja yang mudah didapatkan disini. Bogota memang surganya para pencari candu dunia.

Matanya memicing saat melihat seseorang berdiri disamping jalan dari kejauhan, mengacungkan jempolnya. Orang gila mana yang berani cari tumpangan didaerah ini?

Tapi tak ayal juga lelaki itu memelankan laju mobilnya saat matanya selesai men-scanning gelandangan itu. Kemudian berhenti tepat disampingnya.

Seorang gelandangan dengan selera fashion yang sangat baik, seolah bajunya baru saja dicomot dari catwalk merk ternama. Dilehernya tergantung kamera Nikon D500, sepertinya dia fotografer alam liar yang tersesat. The Bronx memang liar, tapi hewannya berjalan diatas dua kaki, haus uang, bisa membunuh, dan mampu menipu. Tidak termasuk satwa liar.

"Cari tumpangan?" tanya lelaki fedora itu sambil melempar rokoknya yang sudah habis.

"Tidak, aku hanya ingin bertanya. Tapi daritadi tidak ada orang yang lewat, dan mobil tak ada yang mau berhenti"

Sekarang lelaki fedora bisa dengan jelas memperhatikan wajah orang itu. Seorang lelaki dengan cambang halus dirahang tajamnya. Wajah Asianya juga jelas terlihat. Matanya berwarna biru, tapi sepertinya itu lensa kontak. Bibirnya sexy, terlihat tebal tapi menipis saat berbicara.

"Tentu saja. Disini jauh dari distrik ataupun kawasan penduduk..." jawab lelaki fedora masih tetap duduk di dalam mobilnya.

"Kalau begitu, bisa beri tahu aku bagaimana caranya kalau ingin pergi Manhattan?" lelaki mata biru itu menatapnya dengan binar mata polos. Kalau diperhatikan, mata lelaki itu terlihat sangat indah dengan bola mata besar yang seolah bersinar.



🎵Feel the wind blowing as I keep rolling
Never would have thought
I would be caught in this moment
Would you join me and go crazy with in my Mustang












"Aku juga akan ke Manhattan. Naiklah"

Nah. Bahkan ia mau-mau saja menumpang pada orang asing yang belum tentu mengatakan hal yang sebenarnya. Dia tidak berfikir bagaimana kalau lelaki bermobil itu justru akan menculiknya? menjualnya? merampoknya?

Sungguh polos sekali.

Tapi lelaki fedora itu memang memiliki garis wajah lembut yang membuatnya memiliki imej anak baik.

[end] Mellifluous (TAETEN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang