Still

560 87 36
                                        

Requested by tenshity

POV orang ketiga || AU || bahasa Baku || romance, fluff with angst? idk what to call again.

3k++ hadu semoga yg ini tidak begitu membosankan ya, Bahasa baku trus ya gituuu konfliknya mainstream
👉👈

***





Ten masih terlihat sama.

Cantik dimata Taeyong walau hanya dari layar kaca.

Baru seminggu berpisah dengan Taeyong, nama Ten kini tiba-tiba saja melejit jadi salah satu pengacara top Korea. Memang setahun belakangan Ten sudah aktif bekerja sebagai pengacara, dan ia semakin giat untuk mematenkan nama dengan jajaran pengacara ternama setelah pisah rumah dengan kekasihnya.

Taeyong yang biasanya tidak begitu tertarik dengan dunia hukum kini tak melewatkan satu pun proses sidang kasus salah satu pegawai biasa yang dituduh menggelapkan dana perusahaannya. Pegawai itu—Yugyeom, adalah klien Ten kali ini. Proses sidang berjalan alot dan sedikit bertele-tele karena Ten harus melawan pengacara handal macam Minho yang disewa petinggi perusahaan. Tapi nampaknya kemenangan sebentar lagi diraih oleh pihak Ten.

"Ten sudah jauh melangkah ..." monolog Taeyong sendiri.

Ia terkekeh geli, menertawakan diri sendiri yang tidak baik-baik saja semenjak perpisahan keduanya. Proyek album terbarunya mandek di tengah jalan karena ia merasa lagu-lagu lain yang disodorkan perusahaan tidak sesuai dengannya sedangkan Taeyong juga belum membuat lagu baru atau menyelesaikan nada-nada yang ia buat. Ia punya banyak stok lagu, tapi kesemuanya belum utuh. Ada nada yang belum lengkap, nada yang belum memiliki lirik, atau lirik yang belum memiliki nada. He feels anything doesn't work the way he wants.

Taeyong memang sedikit perfeksionis. Dua kali memperoleh nominasi Grammy harus ditebus oleh waktu tidur yang kurang, revisi berkali-kali, tour yang tidak ada habisnya. Dulu, Ten akan rajin marah-marah bila Taeyong lupa pulang dan bersarang di studio.

Hal itu pula yang membuat keduanya berpisah.

Taeyong yang merasa kalau ia terlalu mencintai pekerjaannya itu tidak akan bisa membahagiakan Ten. Maka ia melepaskan Ten, memberikan ruang bagi lelakinya untuk bersinar dan menemukan orang lain yang bisa membuatnya bahagia.

Keduanya berpisah baik-baik. Tanpa makian, tanpa pertengkaran berarti.

Tapi hal itu justru menjadi bumerang bagi Taeyong.

Yang ada kini justru Taeyong yang terpuruk dan tidak bahagia. Ia seolah kehilangan muse dan alasan untuk meneruskan pekerjaannya.

Menghela nafas pelan, Taeyong mematikan televisi di depannya. Ia berdiri, berjalan menuju kamar dam mengganti pakaiannya.

Ia perlu pergi ke tempat di mana segalanya hijau, udara bersih, suara burung berkicau, dan bunga-bunga bermekaran indah.

Oh, dan coklat serta kopi dari Starbucks.

🎵 I was wondering how you were doing
You changed after we broke up
It’s so strange
I’m sure you’re doing fine
It doesn’t matter anymore




Taeyong belum siap.

Ia belum siap bertatap muka dengan Ten secepat ini.

Tapi memang kebodohannya yang justru pergi ke tempat biasa mereka menghabiskan waktu dulu. Sebuah wilayah hijau dengan bukit dan danau kecil di pinggiran Seoul. Taeyong merasa ia sedikit tenang disini, duduk-duduk di atas rumput sambil menikmati rasa rindunya pada Ten, sendirian.

[end] Mellifluous (TAETEN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang