request by weishendiez
author's note:
POV orang ketiga || AU (lokal) || OOC || Bahasa non baku|| Rom-com, fluff
***
Namanya Taeyong. Taeyong bin .... bin apa Yong? oh, bin siapa aja katanya yang mau ngaku anak. Lelaki tampan dengan rahang tajam dan mata besar serta alis tebal idaman semua orang, dari wanita sampai wanita jadi-jadian. Sayangnya lelaki tampan ini lebih suka lelaki cantik untuk diajak main pedang-pedangan.
7 tahun terakhir Taeyong tinggal di kota hujan, Bogor. Selepas lulus kuliah sebagai sarjana jebolan Universitas Negeri, Taeyong sekarang sudah bekerja sebagai pns tingkat sekian (baca: profesi idaman calon mertua). Dia juga punya bisnis di bidang agrokimia, alias pengusaha. Udah PNS, ditambah Pengusaha, idaman berkali-kali lipat. Gajinya cukup, penghasilannya stabil. Tapi dia keukeuh nggak mau pindah dari kontrakan dekat kampusnya dulu. Si Ibu kontrakan bahkan sempet ngira Taeyong naksir anak gadisnya karena bertahun-tahun ngontrak di tempatnya. Tapi untung saja si ibu faham kalau Taeyong tidak suka melon. Akhirnya, demi menghormati kostumer loyalnya, Taeyong diberi diskon dan dikasih kamar kontrakan yang paling bagus. Taeyong juga nggak mau pindah karena selain lokasinya strategis, harga sewa murah (Taeyong sedang nyicil buat beli rumah sama modal nikah), juga ada seorang bidadara yang membuatnya betah berlama-lama tinggal di gang sempit itu. Bidadara yang beberapa bulan terakhir sudah sah jadi pacarnya.
Namanya Ten. Bidadara blasteran Surabaya - Thailand. Cantik dan tampan bukan main. Orang-orang bisa khilaf gender dan seksualitas preferensi kalau udah liat doi. Mahasiswa tahun ketiga di Kedokteran Hewan kampus yang sama dengan Taeyong. Hobbynya senyum. Di marahin senyum, di manfaatin senyum, di anggurin senyum. Yang penting senyum!
Senyuman itu juga yang berhasil membuat Taeyong bertekuk kaki, bukan lagi lutut, membuatnya tengkurap saat disenyumin Ten walau tak sengaja.
Waktu itu, Ten yang tinggal di kostan depan sedang menjemur baju di tempat jemuran yang memang letaknya dibelakang kostan, tepat didepan gedung kontrakan Taeyong. Sedangkan Taeyong, di pagi saat hari libur itu sedang ngopi di beranda kontrakan, sambil mengecek laporan stok barang dari bagian gudang. Mereka tak sengaja beradu tatap, Ten hanya mengangguk sekilas, gesture sopan sambil tersenyum. Sedangkan Taeyong, keadaannya sudah seperti lagunya Jaz yang dari mata turun ke paha, eh hati.
Realitanya--bukan bermaksud kurang ajar-tapi Taeyong memang tak bisa mengendalikan matanya yang tiba-tiba melotot melihat betis putih sedikit berisi (dan paha mulus) Ten yang memang hanya mengenakan baju lusuh kebesaran serta celana super pendek. Tapi tentu saja yang berkesan tetap senyumnya (dan pahanya). Jadi setelah hari itu, Taeyong tiap minggu akan pura-pura mengerjakan sesuatu di beranda kontrakan sambil ngopi di jam yang sama Ten menjemur baju.
Karena bosan kisah cintanya hanya sebatas jadi viewer jemuran, akhirnya Taeyong memberanikan diri ingin nembak. Harusnya sih berkenalan dulu ya? Tapi nggak apa-apa, kita bisa saling mengenal setelah resmi berpacaran, begitu kata Taeyong yang otaknya memang out of the batox.
Nembaknya sungguhan syahdu. Minggu pagi dikelilingi cucian basah mahasiswa, warna-warni kolor dan lekbong menjadi latar indah menghiasi untaian kata yang keluar dari mulut Taeyong waktu itu,
"Saya nggak tau nama kamu, jadi, saya boleh nggak panggil kamu sayang aja?"
Benar-benar romantis.
Sampai berhasil membuat Ten mengira kalau akang-akang yang tinggal di belakang kostannya ini punya penyakit jiwa.
"Tunggu, nama kamu siapa? saya Taeyong" Ten yang sudah bersiap ngacir karena ketakutan akhirnya berhenti. Oh, ternyata lelaki ini waras.
KAMU SEDANG MEMBACA
[end] Mellifluous (TAETEN)
Fanfiction[Bahasa] A song from you, A story for you. Taeten: Mellifluous and meant to be together even if SM do them apart. Kumpulan song fiction, one shot or two shot tentang Taeten berdasarkan request lagu dari para pembaca. _______________________________...