53

654 78 14
                                    

Vote dan komennya dong biar lebih semangat lagi ಥ⌣ಥ









"Kapanpun aku datang padamu, semua masalahku jadi terasa lebih ringan. Jadi, bagaimana aku bisa hidup tanpa melihat dirimu?"








-author POV-

Setelah sampai di taman perumahan, yolan menghembuskan nafasnya lantas duduk bersebelahan dengannya. Dari isi pesan di ponselnya yang ia terima, nanhee meminta yolan untuk menemuinya di taman yang tidak jauh dari rumahnya

Dengan perasaan gelisah ia memberanikan diri menatap nanhee yang sedang menundukkan kepalanya, yolan melihat nanhee tidak lepas dari tatapan matanya yang memegang sebuah surat di tangannya

Yolan sama sekali tidak penasaran dengan kertas yang dipegangnya, ia tidak mau basa-basi dan terlalu lama disini bersamanya
"Lo mau ngomong apa?"

"Omongan lo 3 tahun yang lalu, ternyata bener. Bukan lo pelakunya, tapi hyewon"

Mendengar ucapannya, dengan sekuat tenaga yolan menahan dirinya. Melampiaskannya dengan mengepal erat kedua tangannya, memalingkan kepalanya dan menghela nafasnya untuk meredakan semua emosinya

Rasanya ia ingin marah

"Gue kesini setelah baca surat dari hyewon dan dia jelasin semuanya kalo dia pelakunya yang nyebarin foto gue sama guru magang itu, ternyata dia juga suka sama guru magang itu dan dia ga terima kalo guru itu milih gue. Dia nyebarin foto itu dan fitnah lo, dan dengan bodohnya gue lebih percaya dia dari pada lo. Sekarang gue ga tau harus gimana, setelah perlakuan jahat gue ke lo. Bahkan gue ga pantes buat minta maaf sama lo, tapi gue harap lo mau terima maaf gue"

"Kenapa baru sekarang? Kenapa hyewon baru bilang sekarang?"

Nanhee menolehkan kepalanya menatap yolan, menangis mengeluarkan air matanya
"Hyewon.... dia meninggal. Setelah gue baca surat dari dia, lo ketemu dia dan lo langsung kabur gitu aja. Dia nunggu lo buat minta maaf dengan sisa hidupnya yang ga lama lagi, sampai akhirnya.... dia ga sempet ngelakuin itu"

Yolan sangat terkejut dengan apa yang baru saja di dengarnya, "m-meninggal? Kenapa?"

"Hyewon sakit kanker darah"

Yolan berpikir sejenak
"Untuk saat ini gue coba ngerti situasinya"

Nanhee menganggukkan kepalanya mengerti, "ya, gue tau lo ga akan semudah itu. Gue ngerti perasaan lo"

"Engga, lo salah. Lo ga akan ngerti perasaan gue, kalo lo ngerti pun. Dari dulu lo pasti ga akan ganggu gue, ga akan siksa gue. Lo ga akan pernah tau tiap malem gue ga pernah bisa tidur, berharap kalo gue ga akan ketemu hari besok buat sekolah. Bahkan gue harus dirawat karna tubuh gue yang terlalu kurus karna hinaan lo itu, gue pikir gue beneran mati karna saking takutnya ruangan gelap yang lo kunci waktu itu"

Nanhee tidak berhenti menangis mendengar yolan mengeluarkan semua isi hatinya, sedangkan yolan dengan matanya yang sudah memerah menahan air matanya

"Gue.... minta maaf" disela-sela menangis nya hanya kalimat itu yang terucap oleh nanhee

Yolan menarik lengan baju nya keatas memperlihatkan bekas lukanya yang sangat besar
"Sebelum gue bener-bener mati, gue selalu berharap lo menderita. Gue pengen lo menyesali semuanya sebesar rasa benci gue ke lo, gue pengen lo ga bisa tidur nyenyak dan dihantui rasa bersalah lo. Gue pengen lo ngerasain itu semua, baru lo bisa bilang kalo lo ngerti perasaan gue"

Nanhee menganggukkan kepala nya
"Gue harus terima hukumannya sebelum gue bisa minta maaf sama lo dengan cara yang tepat, gue mau pergi dari pandangan lo. Merenungkan diri dan menyesali semuanya, besok gue mau pergi ke jerman memperbaiki diri sebaik mungkin. Dengan gue yang hilang dari pandangan lo, semoga hidup lo lebih bahagia"

Es gula batu | kim yohan (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang