42

678 95 21
                                    

Vote dan komennya dong biar lebih semangat lagi ಥ⌣ಥ
















"Kepercayaan itu seperti kaca, setelah rusak. Retakannya akan selalu terlihat meskipun kita rekatkan dengan lem"











-author pov-

Selesai pulang sekolah, yohan terlebih dahulu mengunjungi rumah sakit sebelum pulang ke rumahnya. Ia berjalan menuju ruangan yolan, namun setelah dirinya masuk ke dalam. Yohan mengedarkan pandangannya melihat dan mencari keberadaan yolan, baik yolan ataupun orang tuanya tidak ada di dalam ruangannya

Dengan cepat, yohan pun keluar sampai akhirnya dia melihat suster yang berjalan dari arah berlawanan
"Sus, yolan kemana ya? Ko di ruangannya ga ada siapa-siapa"

"Yolan ada di taman sama papahnya"

Yohan menganggukkan kepalanya mengerti, "makasih suster" lantas ia pun berjalan ke tempat yang diucapkan suster tersebut

Sedangkan di tempat lain, yolan bersama dengan papahnya sedang duduk di taman khusus pasien. Keduanya saling terdiam, papah nya yang hanya menatap anaknya itu dan yolan yang enggan menatap papahnya. Yolan mengalihkan pandangannya tanpa memperdulikan papahnya yang sedang merasa bersalah, melihat yolan yang tidak berkutik sama sekali membuat papahnya hanya menghela nafasnya

"Kamu pasti masih marah sama papih. Karena papih yang minta duluan cerai sama bunda kamu" ucap papahnya dan yolan masih terdiam tidak memperdulikan perkataan papahnya tanpa ada niat melihat wajahnya sedikitpun

Yolan sedang asik melihat orang-orang yang ada disekitarnya, tatapan matanya pun berhenti saat melihat seseorang dari kejauhan. Wajahnya yang datar seketika berubah menjadi senyuman paling lebar. Yolan melambaikan tangannya sambil tersenyum kesenangan, papahnya yang melihat itu pun ikut menengok kearahnya

Yohan menemukan yolan yang sudah melambaikan tangannya lebih dulu, melihat papah yolan yang ada disampingnya. Yohan hanya terdiam tanpa membalas yolan yang sedang melambaikan tangan kepadanya, lantas ia melangkahkan kakinya menghampiri mereka

"Lo kesini sendiri? Temen-temen hari ini ga kesini?" tanya yolan melihat yohan yang sudah di dekatnya

"kalo lo udah pulang, mereka mau jenguk lo kalo udah di rumah" jelas yohan dan yolan hanya mengangguk mengerti

"Jadi kamu yang namanya yohan, makasih ya udah tolongin yolan kemarin" ucap papah yolan pada yohan

"Iya om, sama-sama"

"Sini duduk bareng kita" ajaknya dan yohan pun langsung duduk disebelah papah yolan

Melihat yohan yang malah duduk disebelah papahnya, yolan mendengus kesal lantas bergerak lalu pindah tempat disamping yohan sambil menopang dagunya dan tersenyum manis menatapnya

Yohan yang juga menatap yolan dengan wajah datarnya, seketika ia langsung mengalihkan pandangannya sambil berdehem merasakan tenggorokannya yang sedikit gatal

"Gue kangen sama sekolah, pengen berangkat sekolah bareng lo lagi" ucap yolan tidak lepas dengan tatapannya

"Tumben lo pengen sekolah, kangen belajar lo?" tanya yohan membalas tatapannya

Mendengar itu pun yolan menggeleng cepat, "gue ga kangen belajar, tapi gue kangen sama lo hehe"

Papah yolan yang mendengar percakapan mereka hanya tersenyum sambil geleng-geleng kepala melihat anaknya yang menggoda teman lelakinya itu, tiba-tiba ia merasakan ponselnya yang berdering dan mengambilnya dari saku celananya

Es gula batu | kim yohan (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang