33

910 98 18
                                    

Vote dan komennya dong biar lebih semangat lagi ಥ⌣ಥ













"Hanya karena kau tidak menangis, bukan berarti kau tidak sedih. Hanya karena kau tersenyum, bukan berarti kau bahagia."








-author pov-

Setelah mendorong yolan dengan pintu cukup keras sampai menghantam dahinya, nanhee mengunci pintunya dengan kunci yang sudah tergantung dari tadi sebelum ia masuk ke dalam gudang lantas jari nya dengan sengaja menekan tombol yang tidak jauh darinya mematikan lampu ruangannya. Nanhee membalikkan badannya melihat kearah orang-orang disekitarnya yang sedang sibuk dengan urusannya masing-masing, ia membuang asal kuncinya entah kemana dan kembali bersikap seolah tidak terjadi apa-apa lalu berjalan menuju kelompoknya

Disisi lain, saat yolan menggelengkan kepalanya menghilangkan rasa pusing dan sakit di kepalanya. Ia hendak bangun dari duduknya, seketika terdiam saat lampu nya mati diruangan yang ia tempati

Yolan terdiam membeku tak bergerak sedikitpun, tangannya bergerak memegang kedua pundaknya memeluk dirinya. Berusaha mencoba menenangkan pikiran dan dirinya sendirian di dalam ruangan yang sangat gelap dan dingin, bahkan yolan mencoba untuk melihat dengan jelas kearah sekitarnya. Namun yang ia rasakan seperti sedang tertutup mata karena gelapnya ruangan, ia merasakan sesuatu bergerak pada dahinya lalu mengelapnya dengan punggung tangannya yang tanpa ia sadari darah mengalir keluar dari dahinya akibat luka robek terhantam oleh pintu tadi  

"Tenang yolan, tenang. Jangan panik, lo ga boleh panik. Lo harus tenang, lo ga bole-" ucapan yolan terhenti saat merasakan nyeri dan sesak di dada

Perlahan jantungnya berdetak dengan cepat tidak karuan, nafasnya yang cepat dan pendek membuatnya merasa tidak mendapatkan udara yang cukup. Tangan yolan bergerak kesana-kemari mencari benda apapun yang bisa membantunya, yolan berusaha bernafas dengan hidung dan mulutnya. Air mata nya keluar begitu saja menahan rasa sesak nya, ia memegang dada kiri nya yang kian mulai teramat menyakitkan

Yolan mengangkat baju bagian depannya untuk menutupi hidung dan mulutnya, menghirup dan menghembuskan nafasnya dengan perlahan menggunakan perutnya. Hanya itu yang bisa ia lakukan dalam situasi seperti ini, meskipun hanya menggunakan baju nya. Ia mulai membaik, setidaknya nyeri dada yang yolan rasakan sedikit menghilang 

Nafasnya sedikit kembali normal, yolan kembali mengeluarkan air matanya. Menangis saat mengingat masa lalunya yang kembali menghantuinya, yolan memegang kepalanya sesekali menjambak rambutnya merasakan pusing sekaligus kram pada tangan dan kaki nya yang terasa mati rasa

Yolan menangis tanpa henti sesekali ia berteriak, memeluk kedua lututnya sambil menyenderkan kepalanya dan tubuhnya bergetar semakin hebat
"Bunda, yolan takut" 




ES GULA BATU




Pandangan daniel tidak berhenti menatap jam tangannya dari satu jam yang lalu, ia berdiri dan menunggu dengan rasa cemas menunggu yolan
"Isshh, kalian bener ga ada yang bareng yolan?" tanya daniel dengan kesal pada anggota kelompoknya yang terduduk santai di tenda

"Kita ga bareng yolan, dia kan cari sendiri" ucap salah satu anggota kelompok sambil memainkan bendera yang ia pegang

"Siapa tau dia lagi bareng temen-temennya ka, gue terakhir liat dia waktu bubar barisan bareng temennya"

Daniel pun langsung berjalan cepat meninggalkan kelompoknya, menyusul teman-teman yolan

Disisi lain, teman-teman yolan sedang asik berkumpul setelah misi tanya-jawab mereka selesai. Menunggu yuju yang sedang menjalankan misinya bersama kelompoknya, dari kejauhan mereka melihat kelompok yuju yang sedang menjawab dari pertanyaan yang diberikan oleh guru nya

Es gula batu | kim yohan (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang