40

781 91 14
                                    

Vote dan komennya dong biar lebih semangat lagi ಥ⌣ಥ




"Apa yang lebih menyedihkan dari pada bilang aku ingin mati? Aku ingin hidup"

-author pov-

Daniel pun sampai mengantarkan yolan tepat di depan rumahnya, yolan pun turun dari motor dan memberikan helm nya pada daniel. Tanpa ada sepatah katapun yang keluar dari bibir daniel, ia enggan membuka suara melihat kondisi yolan yang sangat kacau dan berantakan

Yolan masuk begitu saja meninggalkan daniel tanpa mengucapkan sesuatu ataupun terima kasih, saat yolan sudah membuka pintu. Ia mendengar suara hentakan meja dari ruang tengah, dengan rasa penasaran yolan langsung masuk ke ruang tamu tersebut

Yolan melihat kedua orang tuanya yang sedang berdiri dan saling berhadapan, kedua orang tuanya masih belum menyadari keberadaan yolan yang sudah melihat mereka

"Cerai? Oke. Hak asuh yolan pasti jatuh kepada saya"

Mendengar ucapan yang keluar dari sang bunda, yolan hanya menundukkan kepalanya pasrah. Yolan masih terdiam menyaksikan pertengkaran mereka dihadapannya

"Hak asuh? Anda bahkan lebih memetingkan pekerjaan dari pada menjaga anak sendiri apa lagi berani bohong sama anak sendiri" jelas dari sang papih membuat yolan berkerut kening dan langkah kakinya pun menghampiri mereka

"Bohong? Siapa yang bohong?"

Mereka pun menengok kearah yolan bersamaan, terkejut melihat kehadiran anak semata wayangnya yang menghampiri mereka tiba-tiba

"Yolan, rambut kamu kenapa sayang?" tanya bunda khawatir melihat kondisi yolan

"Sejak kapan bunda peduli sama penampilan yolan, jangan ngalihin topik. Siapa yang bohong?"

"Bunda kamu yang bohong, waktu itu bunda keluar negri bukan diundang ke acara event temennya. Tapi itu acara milik bunda kamu sendiri, bunda kamu bohong biar dapet izin dari kamu" jelas sang papih

Lantas yolan pun menatap bunda nya dengan tidak percaya dan kecewa, air mata nya pun perlahan jatuh di kedua pipi nya

"Yolan, kamu tau kan. Kalo bunda itu udah jatuh cinta sama pekerjaan bunda dari dulu" bunda memegang tangan yolan membujuknya

Yolan hanya tersenyum sinis yang dibalut dengan kekecewaan sekaligus tidak menyangka dengan perkataan dari sang bunda
"Ya, bunda dari dulu memang ga berubah. Bunda lebih suka sama pekerjaan dari pada menjaga anaknya sendiri"

"Yolan, maksud bunda bukan-" yolan melepaskan genggaman tangannya dengan kasar membuatnya berhenti berbicara melihat tatapan mata yolan yang sangat dingin dan tajam

Tanpa menggubris perkataan sang bunda, yolan melangkahkan kaki nya melewati mereka begitu saja menuju kamarnya. Setelah melihat yolan masuk ke dalam kamarnya, perhatian bunda teralihkan saat papih yolan mengambil jaket dan kunci mobilnya

"Mau kemana?"

"Bukan urusan anda, jangan lupa urus surat cerainya" papih yolan pergi tanpa memperdulikan panggilan dari istrinya itu

Setelah melihat kepergian suaminya, bunda yolan pun langsung melangkah cepat menuju kamar yolan. Membuka pintunya yang ternyata sudah terkunci dari dalam, ia pun mengetuk pintunya

*tok-tok*

"Yolan, buka pintunya sayang"

"Jangan ganggu yolan bun, yolan mau mandi mau istirahat" ucap yolan dibalik pintu

Es gula batu | kim yohan (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang