Falling Over Me

436 53 4
                                    

Selama rapat, Amber tidak tenang. Pikirannya masih terganggu oleh
kejadian tadi subuh yang menyebabkan dirinya berakhir tidak bisa tidur. Amber menjadi sangat penasaran oleh seorang wanita yang bernamna Krystal itu. Wanita itu terlihat baik-baik saja sebelumnya.

Apa mungkin tebakan dirinya yang
mengatakan bahwa Krystal mencoba
menutupi patah hatinya dengan
bersenang-senang itu benar?

Oh, padahal saat itu Amber hanya
menebak-nebak, tidak berharap apa
yang dikatakannya adalah kebenaran.

Amber masih mengingat wanita itu
masih bergerak gelisah dalam tidur,
meringis dengan mata yang basah,
lalu tiba-tiba berteriak, seperti sedang
bermimpi buruk. Hebatnya, saat Krystal terbangun, ia terlihat biasa saja. Bertingkah laku bak tidak terjadi apa-apa pada dirinya. Bahkan wanita itu masih sempat untuk mengajak Amber untuk mandi bersama. Amber sebenarnya sangat ingin bertanya, tapi ia sadar bahwa ia tidak memiliki hak untuk itu. Mereka hanya pasangan untuk saling memuaskan hasrat masing-masing,
jadi tidak seharusnya Amber mencoba mengetahui kehidupan pribadi wanita itu terlalu dalam.

Ah, sepertinya Amber harus cepat-cepat menuntaskan nafsunya pada tubuh Krystal sampai dirinya bosan dan meninggalkan wanita itu, sebelum keinginanya berubah menjadi kebutuhan. Jika perlu, ia akan mencari wanita pengganti dari sekarang.

•••••

"Lo mau nambah pesanan gak Amb?"
tanya Minho, mengangkat wajahnya
dari buku menu.

Perhatian Amber teralihkan pada pria
yang berada di hadapannya saat ini.

Setelah rapat selesai, Minho mengajak dirinya untuk makan siang bersama. Amber ingin menolak sebenarnya, karena masih banyak pekerjaan yang harus ia selesaikan tapi Amber akhirnya setuju untuk ikut ketika Minho berkata adik kesayangannya akan ikut bersama mereka.

"Gak, itu aja. Ini gue juga udah kenyang." jawab Amber, memperhatikan Minho yang menutup buku menu lalu memberikannya pada pramusaji.

"Lo kenyang tapi kenapa masih mau
ikut gue makan siang?" tanya Minho
lagi setelah pramusaji itu pergi.

"Emang harus ada alasan?" Tanya Amber balik

Amber mengangkat bahunya, bersikap acuh.

"Bosan gue di kantor mulu. Sesekali gue harus keluar dari tempat itu biar gak beneran gila. Lo harusnya bersyukur gue mau meluangkan waktu berharga gue buat nemenin lo makan siang."

'Bonus ketemu adik lo.' lanjutnya dalam hati

"Cih, lagian lo sok sibuk banget.
Padahal punya anak buah banyak,
masih aja mau ngatur sendiri."

"Nah itu yang membedakan perusahan maju dan perusahaan gitu-gitu aja. Kalau lo terus biarin orang lain yang mengurus kerjaan lo, berarti lo harus siap menanggung hasil yang didapat. Kalau sesuai sih ya untung, kalau gak sesuai? Mampus-mampus deh lo kerja dua kali."

"Yayaya.." Jawab Minho malas.

Minho sedang berkutat membalas
pesan melalui ponselnya, mungkin
menghubungi adik kesayangannya
yang belum datang sampai saat ini.
Refleks Amber juga membuka ponselnya, lalu mendengus pelan ketika Krystal tidak juga membalas pesannya sejak tadi.

Apakah wanita itu sengaja terlambat
karena tahu Minho sedang bersama
dengan Amber?

Wajah Amber terangkat, menatap Minho penuh penasaran. Mungkin
kakak dari kekasihnya itu tahu sesuatu tentang keanehan Krystal, minus kelakuannya yang suka seks bebas, apa saja itu atau sesuatu yang berkaitan dengan masa lalu Krystal yang mungkin ada sangkut pautnya dengan diri Krystal yang sekarang.

Amber merasa ragu untuk bertanya, tapi sungguh, dia bisa mati penasaran jika tidak menanyakan hal yang sangat mengganjal dihatinya itu.

"Minho, adik lo.." ucapan Amber terhenti ketika Minho langsung menatapnya tajam

Saved YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang