"Do whatever you want."
Dengan pikiran penuh amarah, Amber berbalik dan meninggalkan Krystal yang masih menangis. Pria itu terlalu kalut dengan segala emosi yang terpendam. Bahkan hatinya terasa nyeri ketika mendengar keraguan yang jelas diucapkan oleh Krystal pada dirinya.
"Kamu egois Amb"
Yang benar saja, kalau dilihat darimanapun seseorang yang harus diberi apresiasi adalah dirinya yang mau bersabar dengan tingkah laku menyedihkan wanita itu
Lalu apa balasan untuknya?
Mungkin pada awalnya ini memang salah Amber, tanpa berpikir panjang
mengatakan secara tidak langsung untuk menikah dengan Krystal. Bahkan pria itu merasa sangat bersalah karena membuat wanita itu melamun seharian meski sudah mencoba menutupinya. Karena bagaimanapun usaha Amber menarik perhatian Krystal, tetap saja wanita itu selalu tenggelam dalam pikiran yang membuat mereka bertengkar seperti sekarang.Tapi sungguh, tidak seharusnya wanita itu mengucapkan kalimat yang akhirnya juga menyakiti Amber. Seolah semua ketulusan yang Amber beri selama ini pada Krystal serasa percuma, seolah Amber tidak memiliki arti apa-apa untuk wanita itu.
"Do you love me?"
Amber menggertakkan giginya ketika suara lirih Krystal mengiang di kepalanya, membuat hatinya yang memanas kembali terasa sakit karena diremas kuat.
Kenapa wanita itu bisa menanyakan hal yang bahkan tidak terpikirkan Amber sama sekali?
Apa yang Amber lakukan selama ini setidaknya cukup membuktikan bagaimana perasaannya terhadap Krystal.
Lagipula bagi Amber mengatakan cinta tidak segampang yang dikira, mungkin mulutnya bisa berkata cinta tapi hati berkata lain.
Amber bukan tipe pria yang akan mengatakan cinta jika ia tidak bisa benar-benar mengartikan dalam arti sesungguhnya. Bagi Amber, cukup dengan bertahan dengan Krystal sampai saat ini saja sudah menjadi bukti bahwa perasaan itu ada. Tapi sepertinya pikiran Krystal terlalu rumit dan sempit, atau memang ia menginginkannya seperti itu. Sehingga Krystal tidak menyadari perasaan Amber padanya.
Atau mungkin wanita itu sudah tahu, tapi hanya ingin Amber untuk mengatakannya?
"Kamu tahu ada yang gak beres sama aku, hidup aku, mental aku, tapi kamu kenapa tetap diam?"
Ya, Amber tahu, sangat tahu. Malah seharusnya kewarasannya yang dipertanyakan karena masih mau menerima seorang dengan gangguan mental.
Amber menghentikan langkahnya, merasa bahwa ia sudah terlalu jauh berjalan. Kemudian ia berbalik, melihat punggung Krystal yang berada di kerumunan banyak orang, berjalan menjauhinya. Kakinya hendak melangkah untuk mengejar wanita itu, tapi lagi-lagi emosi masih penuh menguasai diri Amber.
"Masabodo. Kita lihat siapa yang paling lama bertahan untuk diam-diaman" desis Amber
"Mungkin wanita itu lupa kalau dirinya sedang berada di Negara orang lain, gak mungkin dia bisa menemukan jalan pulang tanpa bantuan seseorang. Cepat atau lambat seseorang yang akan kalah dan mencari aku adalah kamu, Krys"
"People change Amb"
Amber mendengus berusaha mensugesti otaknya, "Dasar wanita bodoh. Dia pikir dia segalanya, mengira aku gak bisa tanpa dirinya. Oh lihat saja, setelah ini aku akan menggunakan waktu libur yang tersisa untuk mencari wanita yang lebih baik daripada kamu."
Pria itu kembali berbalik, berjalan berlawanan arah dengan wanita itu. Toh, bukan dia yang memulai pertengkaran ini, Krystal yang salah karena mengatakan Amber egois. Sedangkan wanita itu tidak pernah sadar bahwa Amber benar-benar sedang berusaha memperbaiki wanita itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Saved You
Fanfiction"Sometimes you gotta bleed to know that you're alive and have a soul." -Twenty One Pilots