*Flashback On*
"Ayah jangan pukul kak Minho, Krystal mohon. Hiks. Jangan sakiti kakak. Ayah boleh menyakiti Krystal sebagai gantinya, tapi tolong lepaskan kakak."
Krystal kecil berlutut dengan air mata yang terus mengalir, menangkup kedua tangan, memohon kepada Ayahnya yang terus memberi pukulan kepada wajah Minho.
"DIAM KAMU ANAK HARAM! JANGAN PERNAH PANGGIL AKU AYAH. AKU BUKAN AYAHMU!"
Ayahnya berbicara sambil menatapnya nyalang, seolah mengancam Krystal untuk menutup mulutnya rapat. Amarah sudah sangat menguasai pria itu, membunuh anak kecil yang masih tidak mengerti apa-apa seperti Krystal bukan suatu masalah besar baginya.
"Diam! Atau kamu tidak akan pernah melihat matahari lagi besok pagi" desis Ayahnya lagi saat Krystal kembali merengek.
"Minggir, aku tidak ada urusan apapun denganmu!"
Pria itu mendorong kuat Minho yang sudah tak berdaya. Tubuh anak kecil itu terjatuh lunglai diatas lantai dingin dengan nafas yang terengah-rengah. Tuan Jung melangkah lebar, mendatangi seorang wanita yang sudah tak berdaya lalu menarik rambutnya kuat, menyeretnya beberapa meter dan melempar tubuhnya kasar.
"Hah, lihat apa yang sudah kamu lakukan wanita jalang. Aku bahkan memukul anakku sendiri yang mencoba melindungimu!"
Krystal masih terisak ketakutan. Dia sungguh tidak mengerti Ayahnya yang terkenal begitu sayang kepada kedua anaknya berubah menjadi monster dalam sekejap. Ayahnya orang baik, Krystal selalu mengingat itu. Dia selalu memberikan kebahagian yang berlimpah kepada keluarganya. Krystal dan Minho tidak pernah kekurangan rasa kasih sayang. Mereka benar-benar definisi keluarga bahagia. Semua berubah semenjak fakta yang ditutupi Ibunya selama bertahun-tahun terungkap.
Krystal Jung, anak terakhir yang selama ini terdaftar menjadi salah satu anggota keluarga Jung itu sama sekali tidak memiliki ikatan darah dengan Tuan Jung. Krystal adalah anak dari hasil hubungan terlarang Ibunya dengan pria lain disaat wanita itu masih berstatus sebagai istri sah dari Tuan Jung.
Tidak heran jika Ayahnya semarah itu, karena cinta yang dijaga selama ini telah dikhianati tanpa ia tahu. Pria itu sudah memberikan segalanya, tapi ia merasa begitu dibodohi dengan cara yang sangat menyakitkan. Selama ini ia merawat seorang putri yang bukan darah dagingnya sendiri.
"Aku sangat mencintaimu, Jess. Aku sangat mencintaimu sepenuh hatiku, tapi kenapa kamu begitu tega menusukku dari belakang?"
Ayahnya duduk meringkuk disamping Ibunya, menangis, seperti menunjukkan betapa hancur hatinya sekarang.
"Maafkan aku. Maafkan aku"
Kalimat sama yang selalu dikatakan Ibunya. Maaf. Seolah kata maaf dapat memberbaiki kesalahannya.
"Aku hancur, hatiku sangat sakit. Kenapa kamu begitu jahat padaku Jess, kenapa?"
Ayahnya tertawa disertai air mata deras dikedua pipinya. Ditengah keadaan rumah yang sudah tidak terbentuk, sofa terbalik, vas bunga yang berhamburan, mainan yang dirusak, debu hingga darah yang menetes di lantai seolah menjadi saksi kisah menyedihkan keluarga mereka.
"Apa kelebihan yang dia miliki dan aku tidak punya? Katakan Jess. Katakan. Apakah kamu pernah sedikit saja mencintaiku?"
"Aku mencintaimu" kata Ibunya terbata-bata, entah menahan tangisnya atau menahan sakit pada sekujur tubuhnya

KAMU SEDANG MEMBACA
Saved You
Fanfiction"Sometimes you gotta bleed to know that you're alive and have a soul." -Twenty One Pilots