Healing

168 27 8
                                    

Para petugas kesehatan berpakaian serba putih itu membuat Krystal sedikit kesal, mereka berbondong-bondong mendatangi kamar inap Minhyuk lalu mengabaikan Krystal dibelakang mereka begitu saja.

Apa orang-orang itu hanya menganggap Krystal kasat mata sehingga dilupakan atau memang ia diabaikan?

Kedua tangannya saling meremas kuat, sesekali menengokan kepalanya mencari keberadaan Minhyuk. Namun kecemasan wanita itu tidak beralasan, ketika mata mereka bertemu, pria itu masih sempat mengangkat satu alisnya, mengejek wanita itu. Krystal baru bisa bernafas dengan benar saat mengetahui Minhyuk terlihat baik-baik saja.

Setelah pemeriksaan selesai, salah satu diantara mereka mendekati Krystal, mungkin baru sadar jika dirinya ada. Sebelum sempat mengatakan sesuatu, Sulli yang sejak tadi juga berada diruangan itu memotong ucapan seniornya itu.

"Dok, biar saya saja yang menjelaskan kepada keluarga pasien, kebetulan kami berdua saling mengenal. Sekarang sudah waktunya dokter melakukan visit ke ruang pasien penyakit dalam" kata Sulli lembut.

"Kamu bisa melakukannya?" tanya Dokter berusia sekitar empat puluh tahunan itu.

Sulli mengangguk.

Sesudah mendapatkan izin, dia mendekati Krystal, membiarkan orang-orang yang memenuhi ruangan itu keluar.

Sulli lalu menarik Krystal menjauh, "Astaga, Krys. Kenapa kamu tidak mengatakan padaku kalau rumah sakit ini milik Minhyuk?" tanya Sulli histeris.

Dahi Krystal mengerut bingung, "A.. aku juga baru mengetahuinya."

"Benarkah? Aku pikir kamu sudah tahu, karena membawanya kesini."

Krystal mengangguk, menyempatkan diri yang melirik Minhyuk yang menatap ke arah mereka. Pria itu mengangkat tangan, mengibaskannya beberapa kali seperti menyuruh Krystal segera menyelesaikan pembicaraan lalu mendatanginya.

"Itu tidak penting sekarang. Yang terpenting, bagaimana keadaan Minhyuk?" Tanya Krystal

"Ah benar. Dia mengalami hipotensi, untuk yang ini kamu hanya perlu memberikan dia buah-buahan untuk menaikan tekanan darahnya lagi. Pendarahan di dalam tubuh, tenang saja Dokter sudah memberikan obat untuk menghentikan pendarahannya. Kemudian kita hanya perlu menunggu hasil rontgen keluar, jadi Dokter dapat memantau penyembuhan Minhyuk pasca operasi. Lambungnya juga sudah dapat menerima makanan, lalu.." jelas Sulli

"Dia baik-baik saja kan?" potong Krystal, dia tidak butuh penjelasan lain yang sama sekali tidak dimengerti.

"Krys, kamu harus mendengarkan penjelasanku. Selain kamu, siapa lagi yang akan merawat Minhyuk" suara Sulli sedikit meninggi.

"Aku mendengarkan."

Sulli dan Krystal menoleh pada seseorang yang baru saja mengeluakan suara.

"Aku bisa merawat diriku sendiri, Sull. Aku mohon, jangan membuat Krystal semakin merasa tertekan karena keadaanku" lanjut Minhyuk

Sulli menarik nafas, ingin sekali membantah perkataan pria itu. Namun ketika mengingat kepemilikan Minhyuk pada rumah sakit ini, ia menjadi diam. Tidak ingin membuat masalah dengan seseorang yang belum ia kenal baik itu.

"Okay, ini yang terakhir"

Sulli menyerahkan plastik klip pada Krystal, "Ini obat penahan rasa sakit, gunakan saat Minhyuk mengalami nyeri disalah satu bagian tubuhnya. Paham?"

Krystal mengangguk.

"Hanya ketika Minhyuk merasa sakit, karena ini analgetik kuat." Tambah Sulli

"Hanya ketika Minhyuk merasa sakit" Krystal mengulangi kalimat Sulli.

"Kalau ada apa-apa kamu bisa menghubungiku"

Saved YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang