We Meet Again

885 64 12
                                        

Mata Krystal mengantuk. Setiap beberapa menit sekali mulutnya terbuka lebar, membiarkan oksigen memenuhi otaknya yang kepalang pusing karena kurang tidur. Seluruh tubuhnya sangat nyeri, terutama dibagian bawah yang masih dapat ia rasakan denyutan disana, terasa penuh dan menyesakkan.

Pria sialan itu tidak membiarkannya
tidur sama sekali tadi malam. Selesai
melakukannya di kamar mandi, bukannya melepaskan Krystal dan
berganti dengan yang lain, tetapi pria yang bernama Amber itu malah menarik tubuhnya ke dalam kamar dan melanjutkan kegiatan mereka sampai pagi, seperti melampiaskan hasrat yang sudah lama terpendam.

Saat membuka mata tadi pagi, Krystal dapat merasakan sinar matahari sudah menembus dibalik tirai jendela, menyuruh dirinya untuk segera bergerak bangun dan pergi dari tempat itu. Krystal sekilas melihat sekeliling ruangan kamar dan mendengus saat sadar Amber telah meninggalkannya. Betapa terkejutnya Krystal ketika bercermin setelah selesai mandi, ia melihat begitu banyak jejak merah keunguan dan hampir menghitam ditinggalkan pria itu hampir di semua bagian tubuhnya. Butuh waktu lama untuk menyamarkan hasil bibir pria itu dilehernya dengan polesan riasan, dan akhirnya dengan langkah diapit ia berangkat bekerja walaupun dirinya sudah terlambat.

Matanya berusaha fokus menatap layar laptop, mengerjakan laporan-laporan keuangan yang diberikan asistennya segera setelah ia datang. Krystal tidak membiarkan dirinya untuk beristirahat sama sekali. Membiarkan dirinya kosong untuk beberapa detik itu sama saja dengan bunuh diri, karena rasa sakit di hatinya yang mati-matian ia tekan akan muncul lagi, membuatnya
susah untuk bernafas dan berakhir
kembali menangis seperti yang sering
terjadi.

Tidak lama setelah itu Krystal melirik kearah jam tangannya sebentar, kakak laki-lakinya, Minho, mengatakan bahwa hari ini jam sepuluh ada seorang klien yang akan datang. Seorang yang katanya juga merupakan teman kakaknya itu ingin melakukan investasi dengan
perusahaan mereka yang bergerak
pada bidang properti ini. Harusnya Minho yang bertugas untuk melayani
pria itu, tapi kakaknya tiba-tiba
memiliki kerjaan lain sehingga dirinya yang mengambil alih.

Krystal menghela nafas malas, wanita
itu seperti trauma dengan siapapun
yang menjadi teman Minho, layaknya
membuka luka lama. Tapi ia harus
professional, keuntungan yang didapat jika mereka bekerja sama sangat menjanjikan karena perusahaan kliennya itu tengah berada di puncak kejayaannya.

"Ya?" Ucap Krystal, menjawab telpon dari asistennya.

"Miss, Tuan Minho dan klien yang akan bertemu dengan anda sedang dalam perjalanan ke ruangan anda." Jawab orang diseberang sana.

"Okay. Dan Luna, berhenti berbicara formal seperti itu, atau aku akan memotong gaji bulanan kamu nanti."

Suara tawa terdengar.

"Yes, Krystal Jung. Anda ingin makan apa untuk makan siang hari ini?"

Krystal mendengus, "Aku lagi mau nasi padang. Lun, nanti temenin aku
makan disana ya?"

"Baik Miss, asal anda yang bayar."
Lagi-lagi wanita itu tertawa.

Setelah mematikan sambungan. Krystal kemudian berdiri, sedikit
meregangkan badannya dan melangkahkan kakinya menuju bar
yang sengaja dibuat di dalam ruangan
itu. Tangannya bergerak menuangkan
orange juice dan sedikit vodka dalam
gelas. Krystal seperti pecandu alkohol
sungguhan sekarang, karena tanpa
alkohol dalam minuman, itu akan
terasa hambar di lidahnya. Persetan
dengan obat penenang yang masih ia konsumsi, hanya alkohol yang bisa
membuat dia lupa dengan segala hal.

Krystal buru-buru menegak isi digelasnya ketika ia melihat pintu ruangannya terbuka. Menampakkan Minho dan seorang pria yang mengikuti dari belakang. Sedikit berlari, Krystal menghampiri kakaknya itu. Krystal memicingkan mata ketika melihat pria yang berada dibelakang Minho. Langkahnya terhenti ketika ia sangat mengenali pria itu, terlalu terkejut hingga tanpa sadar mulutnya terbuka.

Saved YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang