Dalam keadaan tidak sadar pun, alam
bawah sadar Krystal masih siaga akan dunia yang begitu mencekam. Cengkraman tangan Krystal menguat
pada kemeja Minho, merasakan
ketakutan juga kehampaan ketika kakaknya meletakkan dirinya di atas ranjang. Krystal sudah menutup matanya tertidur, dikarenakan suntikan penenang yang diberikan oleh Sulli di mobil saat mereka pulang. Harusnya mereka membawa Krystal ke rumah sakit, penanganan yang di dapat akan lebih terjamin dibandingan jika berada disini, kamar Krystal. Tapi Krystal dan rumah sakit adalah sesuatu yang harus dijauhkan. Minho dan Sulli tidak ingin mengambil keputusan yang cukup berisiko, keadaan Krystal bisa saja
semakin parah saat terbangun lalu
mengetahui ia berada di tempat yang
sangat ia benci.Mereka juga tidak bisa pergi ke
apartement Minho atau Sulli, mengingat semua obat milik Krystal ada di dalam apartementnya. Saat itu juga Sulli tahu, tumpukan obat milik Krystal masih bersisa banyak, bahkan
tidak tersentuh kecuali obat tidur, yang artinya Krystal sudah jarang mengonsumi zat kimia pengontrol sistem syaraf pusat itu lagi.Sulli menghela nafas lalu memijat
pangkal hidungnya sampai terasa sakit. Krystal berbohong padanya, tidak heran jika keadaan wanita itu kembali tidak terkontrol. Dia akan membicarakan itu nanti berdua dengan Krystal, saat adik kekasihnya itu sudah terlihat waras. Sulli juga tidak akan memberitahu Minho tentang hal ini, itu sama saja kembali menghancurkan Minho yang sudah tertata rapi. Sama seperti adik
kesayangannya itu, Minho juga pernah merasakan kerusakan pada jiwanya, tidak separah Krystal, tapi cukup untuk menyakitinya lagi."Sayang, kamu gak apa-apa kan?" tanya Sulli ragu.
Dia sangat tahu, kekasihnya itu sedang tidak baik-baik saja. Sulli tidak suka memandang pria itu hanya menatap kosong kepada Krystal yang bergerak tidak tenang, bibirnya bergetar dan sisa air mata masih ada
di ujung mata. Sulli sangat yakin jika
sekarang Minho tengah mati-matian
menahan desakan untuk ikut menangis."Aku sangat egois" kata Minho lirih.
Sulli yang mendengar itu hanya menghela nafas, dia begitu mengerti
apa maksud perkataan Minho barusan."Aku egois sampai beranggapan kalau
adik aku sudah bisa menjalani hidup
dengan normal. Seharusnya aku gak
terlalu mikirin hidup aku sendiri dan sedikit lebih bersabar sampai Krystal benar-benar sembuh." Lanjutnya"Berhenti menyalahkan diri kamu
sendiri. Kamu juga tau kalau ini bukan sepenuhnya salah kamu" ucap Sulli lembutMinho mengusap wajahnya gusar
lalu melirik sebentar pada Sulli yang
berdiri disampingnya."Krystal baik-baik aja, dia hanya kurang istirahat" lanjut Sulli mencoba menenangkan kekasihnya.
Senyum miring muncul pada wajah
murung Minho, "Kalau dia baik-baik aja, gak mungkin serangan seperti tadi muncul lagi. Kamu lihat tadi gimana dia nangis, minta tolong sama aku. Sulli, dari semua orang yang ada disamping dia, Krystal minta tolong sama aku!"Sulli mendekat, meletakan tangannya
di bahu Minho lalu mengelusnya
lembut, "Aku tahu, sayang. Krystal begitu, karena kamu adalah seseorang yang paling dipercaya bisa menolong dia. Krystal masih butuh kamu, jadi sekarang berhenti melakukan sesuatu yang menyakiti diri kamu sendiri."Sorot mata Minho melunak, kemudian kembali memandang wajah Krystal yang sudah mulai terlihat tenang.
"Kenapa aku bisa hidup dengan tenang sedangkan adik aku masih berjuang bertahan hidup sendirian?"
"Krystal pasti baik-baik aja, percaya sama aku. Aku menangani kalian sudah sangat lama"
Setelah itu Minho memutuskan ikut
berbaring disamping Krystal, tidur
memeluk tubuh adik perempuannya
yang begitu rapuh. Meski ingin, tapi Minho tidak sanggup untuk meninggalkan wanita itu sendiri.
Jantung Minho terasa nyeri karena
harus menyaksikan kondisi adiknya
seperti ini lagi. Dia mengira, secara
perlahan kondisi Krystal mulai membaik karena dari luar adiknya memang terlihat baik-baik saja. Wanita itu tidak pernah menunjukkan tanda-tanda depresi untuk waktu yang lama, tapi hari ini, Krystal kembali merasa begitu tertekan. Entah apapun itu alasannya,
tapi hal itu menunjukkan bahwa Krystal benar-benar belum sembuh.

KAMU SEDANG MEMBACA
Saved You
Hayran Kurgu"Sometimes you gotta bleed to know that you're alive and have a soul." -Twenty One Pilots