Sedative

152 27 0
                                    

Hal pertama yang menyambut Amber ketika memasuki apartement Krystal adalah suasana yang sudah gelap, begitu kosong dan sunyi, seperti tidak ada kehidupan disana. Pria itu lalu
menarik nafas dengan berat untuk mengurangi rasa sesak yang tiba-tiba menghimpit dadanya. Sesuatu yang dia bayangkan saat menuju kesini tidak terjadi. Krystal tidak menunggu seperti yang biasa dia lakukan jika Amber belum pulang, setelah itu Krystal akan memeluk tubuhnya erat untuk mengisi energi baru yang terkuras seharian.

"Princess" Panggil Amber, meski ia sudah mengira bahwa wanita itu tidak akan memberi sahutan.

Apa yang Amber harapkan?
Sekarang sudah lewat tengah malam bahkan hampir menyentuh pagi. Wanita itu mungkin saja sudah tidur, atau jika pikiran buruk Amber benar, tentang wanita itu yang melihat apa yang terjadi pada pesta ulang tahunnya tadi. Mungkin Krystal sedang menunggu penjelasan darinya. Lebih buruk jika wanita itu tidak mau berbicara dengannya lagi sebagai bentuk kebencian padanya.

Amber mengusap wajahnya gusar, hatinya begitu tidak tenang membayangkan apa yang terjadi
selanjutnya. Pria itu ingin menjelaskan kada Krystal, atau setidaknya ingin meminta pengertian, sebelum wanita itu terlebih dahulu menghilang. Kenyataan bahwa dia belum melihat wajah Krystal semenjak terakhir kali saja, sudah cukup untuk membuat hari Amber menjadi buruk. Cukup itu saja, jangan tanyakan bagaimana suasana hatinya semakin jatuh ke titik terendah saat mengetahui pria, yang Amber baru tahu merupakan kenalan dekat kakak kekasihnya yang bernama Minhyuk, itu duduk satu meja dengan Minho dan Sulli. Amber sangat yakin kalau Krystal juga berada disana tadi.

Sial, apa yang sebenarnya direncanakan oleh pria itu?
Kenapa dia selalu mengekori kekasihnya?

Jika Minhyuk memang berniat merebut Krystal dari tangannya dengan cara mendekati Minho, berarti pria itu telah salah untuk mencari musuh. Sampai kapanpun Amber tidak akan pernah mau melepaskan Krystal. Tidak akan pernah. Kecuali jika wanita itu yang meminta sendiri pada Amber.

Langkah kakinya terasa berat untuk memasuki apartement yang sudah ia tempati beberapa bulan terakhir itu. Bahkan hampir separuh dari isi ruangan itu merupakan milik Amber, entah ia bawa dari tempat lamanya atau sengaja membeli yang baru. Amber sendiri tidak pernah meminta izin pada Krystal untuk benar-benar pindah kesini, ia hanya akan datang dan pergi begitu saja. Dan wanita itu juga tidak pernah melarang ataupun mengusirnya terang-terangan.

Tidak ada alasan khusus mengapa Amber lebih memilih menetap disini dibandingkan dengan apartementnya yang jelas jauh lebih luas. Pria itu hanya ingin memiliki lebih banyak waktu untuk wanitanya, melakukan aktivitas bersama atau hanya untuk sekedar minum kopi berdua dan larut dalam pikiran masing-masing.

Because he has fallen so hard with her.

Tangan Amber terulur membuka pintu kamar, mendapati suasana yang tak kalah gelap dari ruang di depan. Sedikit ragu, Amber akhirnya menyalakan saklar lampu untuk penerangan dan hati pria itu terasa ringan saat melihat wanita yang tidak pernah hilang sedetikpun dari kepalanya sedang tertidur begitu lelap di atas ranjang mereka.

Cukup lama Amber terdiam ditempatnya, masih memikirkan apakah dia harus membangunkan Krystal atau membiarkan wanita itu begitu saja karena mengingat bahwa Krystal mungkin membutuhkan istirahat karena kekurangan tidur saat pulang dari perjalanan mereka kemarin. Tapi akhirnya Amber berjalan mendekat, duduk di sisi ranjang disamping wanita itu yang masih tidak terusik karena kedatangannya. Amber mengusap rambut Krystal, sedikit berharap kalau wanita itu akan terbangun karena tindakannya.

"Princess, I'm home."

Nyatanya wanita itu masih tidak bergeming pada posisinya. Amber bahkan merasa heran, tidak biasanya Krystal tidur jika tidak ada Amber disisinya.

"Apa kamu tidak akan bangun dan menyambut kedatangan kekasih kesayangaan kamu ini? Ah, aku jadi sedih." Bisik Amber pelan

"Kamu tadi kemana? Rasanya segala yang aku lakukan tidak akan benar kalau sehari saja tidak melihat kamu. Aku tahu, lebih baik kamu tidak berada disana daripada kamu harus menyaksikan sesuatu yang tidak seharusnya kamu saksikan."

Saved YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang