"So, what's your favorite food?" tanya Krystal
Ia berusaha merapatkan mantel pada tubuhnya karena suasana malam di kota Istanbul kali ini terasa sangat dingin, tapi ia cukup merasakan kehangatan dari salah satu tangannya yang digenggam erat oleh Amber.
"Apapun yang berbahan dasar daging, aku suka." Jawab Amber
"Ew. Tadi kamu ngelarang aku jangan makan terlalu banyak, bilang kalau terlalu banyak makan daging bakal menyebabkan hipertensi. Nyatanya kamu yang paling suka."
"Seseorang tidak mungkin menunjukkan kelemahannya dihadapan orang lain bukan?"
"Lalu menuduh seolah orang itu yang memiliki kelemahan? Yang benar saja, sejak kapan menyukai daging menjadi sebuah kelemahan?"
Amber mengangkat bahu sebagai jawabannya. Pria itu tiba-tiba terlihat begitu bijak dan pendiam jika dilihat saat ini, biasanya selalu ada balasan yang tidak mengenakkan yang keluar
dari mulutnya.Tapi bukankah mereka sudah berjanji untuk mengetahui tentang diri masing-masing?
Kalau seperti itu Amber tidak keberatan untuk menjawab pertanyaan dari Krystal, meski tidak penting sekalipun."Selain udang, kamu gak suka sama apa lagi?"
"Aku orang yang bukan pemilih terkait dengan makanan, princess. Sayangnya aku gak bisa memakan udang lagi. Dulu aku suka banget sama makanan itu, karena terlalu suka aku gak memperdulikan tubuh aku yang mulai gatal-gatal sampai akhirnya aku harus masuk rumah sakit disebabkan saluran pernafasan aku terganggu. Dan itu adalah kali terakhir aku bisa menikmati makanan yang bernama udang. Sekian kalau itu yang kamu maksud adalah makanan yang gak aku suka." Jelas Amber
"Mungkin itu tanda, supaya kamu jangan terlalu menyukai sesuatu terlalu banyak karena pada akhirnya hal itu akan menyakiti diri kamu sendiri." Ucap Krystal
"Oh tentu. Aku suka menyakiti diri aku sendiri, dengan begitu aku bisa mengetahui batas kemampuan aku. Buktinya sampai saat ini aku masih bisa bernafas, berarti itu menunjukkan
kalau aku baik-baik saja.""Tapi bukankah itu terdengar begitu menyedihkan? Terlihat baik-baik saja padahal kamu sedang menyimpan begitu banyak luka?"
Amber menghela nafas, dia tahu Krystal selalu akan berakhir bertanya tentang hubungan mereka berdua, seperti masih ada pembatas tinggi yang tersisa menghalangi mereka, padahal Amber sudah mengatakan perasaannya beberapa jam yang lalu. Meski Amber berusaha menghindar sekalipun, terlalu banyak keraguan yang tersimpan dalam hati wanita itu.
"Jangan memandang hanya pada satu sisinya saja, princess. Terkadang kamu juga harus mengerti tentang posisi yang dia hadapi. Mungkin itu memang kemauan orang itu untuk telihat baik-baik saja."
"Kenapa harus aku yang mengerti? Bukankah tugas orang itu yang harus menjelaskan sehingga tidak terjadi salah paham?"
"Princess, there's story behind every person. There's a reason why they're the way they are. I mean, they aren't just like that because they want to be. Something in the past created them and it's very possible to fix."
"How can you fix it?"
"I will make the best glue."
"Kalau itu masih gak bisa memperbaikinya?"
"Then let it go. Sometimes you have to stop being scared and just go for it. Either it will work out, or it won't. That's life."
"Apa kamu sedang membicarakan aku?"
Amber menghela nafas.
"Ya aku sedang membicarakan tentang kamu. Wanita yang penuh dengan keraguan dan takut mengambil kesempatan karena takut untuk disakiti lagi. Lagian apa sih hebatnya masa lalu kamu yang gak aku miliki sehingga kamu masih menyimpan perasaan ragu dihati kamu? Dan jangan pernah mengatakan kalau aku gak bakal ngerti tentang penderitaan kamu karena aku memang gak mau tau, itu memang salah aku, aku mengakuinya. Aku juga sedang tidak berniat untuk mendengarkannya malam ini dan merusak malam indah kita, kemudian berakhir sampai keesokan hari. Tidak terimakasih." Ucap pria itu dalam satu tarikan nafas

KAMU SEDANG MEMBACA
Saved You
Fanfiction"Sometimes you gotta bleed to know that you're alive and have a soul." -Twenty One Pilots