Hurts Like Hell

151 22 2
                                        

Tuan Liu menatap anaknya dengan tenang meski sang anak tidak menyukai dengan kalimat yang baru saja meluncur dari mulutnya. Sudah hampir satu bulan sejak terakhir kali ia bertemu dengan pria yang jauh lebih muda daripada dirinya itu. Amber Liu, anak lelaki keluarga Liu satu-satunya yang akan meneruskan derajat keluarga mereka.

Tidak ada yang berubah dari fisik Amber, namun ada yang salah dengan anak lelaki itu. Entah mengapa kali ini Amber lebih sering menunjukkan ekspresinya, mengeluarkan kalimat dengan nada tinggi, menunjukkan wajah merengut tidak sopan pada orang tua sendiri bahkan dengan jelas lancang melawan perkataan Daddy nya. Jika dibandingkan dengan Amber dulu, yang selalu menuruti dan patuh dengan semua keinginannya. Ah, mungkin Tuan Liu tidak menyadari jika Amber memang seperti itu, hanya saja ia selalu menutup mata dengan kenyataan yang ada.

"Coba Daddy katakan sekali lagi, apa aku tidak salah dengar?"

Anaknya itu terus mengulang kalimat yang sama dengan wajah tidak suka, meski jawaban yang diberikan Tuan Liu selalu sama.

"Daddy mengatur pernikahanku dengan Irene tanpa terlebih dahulu bertanya padaku?"

Tuan Liu berdehem sebentar, menetralkan suara agar terdengar setenang mungkin. Dia tidak akan menunjukkan emosi karena itu hanya akan membuang tenaga yang mulai berkurang karena pengaruh usia.

"Daddy tidak akan meminta kalian untuk segera melangsungkan pernikahan, setidaknya kalian bisa bertunangan telebih dahulu."

Amber memejam mata, menahan amarah yang tiba-tiba memanas dalam dadanya. Sungguh, dia masih sangat lelah. Andai saja ia tidak mengingat jika hari ini adalah perayaan ulang tahunnya, mungkin Amber akan lebih memilih untuk mengikuti Krystal kemanapun wanita itu akan pergi. Namun dia juga mengingat jika membatalkan acaranya tersebut secara sepihak maka semua rencana akan gagal, meski ia tidak peduli dengan amarah orang tuanya. Amber sudah berjanji akan mengenalkan wanita yang bernama Krystal Jung malam ini kepada keluarganya, tanpa tahu kejutan apa yang sudah menanti.

Tuan Liu, adalah alasan kenapa Amber selalu benci untuk menginjakkan kaki dengan apa yang mereka sebut dengan rumah.

"Sayang, sudahlah. Acara akan segera dimulai, semua orang sudah menunggu, kalian bisa membicarakan hal ini nanti"

Nyonya Liu menengahi, tidak menyukai jika keluarga baik-baik mereka akan berakhir bersitegang seperti sekarang karena ulah kepala keluarga yang terlalu sempurna sehingga selalu mengatur segalanya sendiri termasuk masa depan anak lelakinya.

"Tidak. Aku akan membicarakannya sekarang, karena jika tidak, aku takut akan sulit bertemu dengannya. Anakmu ini akan pergi sesuka hati dan bersikap acuh dengan keluarganya sendiri" Sindir Tuan Liu

"Tapi para tamu sudah.."

"Oh iya, dimana Irene? Apa dia sudah datang?" Tanya Tuan Liu

Nyonya Liu menarik nafas menyerah, "Iya, dia sudah datang. Irene sedang menunggu diluar."

"Kenapa tidak menyuruhnya masuk? Kasihan jika calon menantu Daddy disuruh menunggu terlalu lama. Biarkan dia masuk, sehingga ia bisa menemani Amber dari awal hingga akhir acara."

Amber mengangkat wajahnya, menatap sang Daddy dengan tajam, "Untuk apa Daddy mengundangnya kemari?"

"Karena malam ini Daddy ingin mengenalkannya sebagai calon istri anak Daddy kepada tamu yang sudah hadir" jawab Tuan Liu bangga tanpa memperdulikan reaksi anaknya.

Brak!

Amber memukul meja di depannya, "Aku tidak pernah meminta Daddy untuk mengatur kehidupanku, dengan siapa aku berhubungan, dengan siapa aku akan menghabiskan sisa hidupku. Itu bukan urusan Daddy!"

Saved YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang