What About Us

192 36 8
                                        

Mobil Mercedes Benz milik Amber baru saja memasuki salah satu kawasan terkenal yang berada di ibu kota, melewati rumah-rumah minimalis, para wanita yang sedang mengobrol sambil mengendong anak-anak mereka atau hanya sekedar memperhatikan buah hatinya bermain di lapangan bersama teman sebayanya. Krystal menarik nafas, menutup wajah dengan tangan ketika beberapa mata menatap dirinya dari balik kaca mobil hitam yang mungkin tidak terlihat jika dipandang dari luar. Entah mengapa ia merasa mata-mata itu terus mengawasinya sampai mobil yang ia tumpangi berlalu.

Amber melirik reaksi berlebihan dari wanita disampingnya itu, tersenyum sebelum meraih tangan Krystal kemudian menggenggamnya. Hingga akhirnya mobil yang mereka berhenti disebuah rumah yang baru di cat karena memiliki warna yang lebih cerah dibandingkan rumah yang lain.

Tanpa melepas genggamannya, Amber melepaskan seatbelt, memberi tanda kepada Krystal untuk melakukan hal yang sama. Krystal menggeleng tanpa mengeluarkan suara. Amber mengangguk meyakinkan. Sekali lagi Krystal menggeleng tidak mau, sepertinya ia sudah tahu tujuan pria itu membawanya kesini.

Amber menghela nafas, mengangguk sekali lagi, "Do you trust me?"

Kali ini Krystal mengangguk, memikirkan alasan yang tepat untuk menolak keinginan Amber yang tidak pernah ia sukai itu. Mungkin mereka akan menghabiskan waktu semalaman jika terus seperti ini.

Krystal hanya pasrah ketika Amber melepaskan genggaman pada tangannya, keluar dari mobil sebelum membukakan pintu untuknya. Sesaat Krystal hanya duduk diam, tidak berniat meninggalkan mobil.

"Mau jalan sendiri atau mau aku gendong?" tanya Amber meski Krystal masih diam.

Wanita itu baru mau turun dari mobil ketika Amber sudah bersiap menggendongnya, berjalan mendahuli Amber yang mengikutinya dari belakang.

"Apa kamu tidak bisa mempercepat pergerakanmu? Cepat buka pintu dan biarkan aku bernafas dengan benar" rengek Krystal saat sadar Amber tengah mempermainkannya dengan memperlambat gerakannya membuka pintu.

Krystal langsung menerobos masuk ketika pintu sudah terbuka lebar. Tanpa memperhatikan sekitar, wanita itu langsung duduk di sofa ruang tamu, mengatur nafasnya yang jadi berat seperti baru saja dikejar orang tak dikenal.

"Princess, are you okay?" tanya Amber cemas, kemudian pergi ke dapur untuk mengambilkan wanita itu segelas minuman

"Apa seburuk itu? Mereka bahkan tidak menyentuhmu sama sekali. Apa yang perlu kamu takutkan? Lagipula aku ada disini bersamamu. Aku tidak akan pergi kemanapun." Ucap Amber lagi

Krystal menerima gelas dari Amber. Sebelum meminumnya, terlebih dahulu ia mengambil obat penenang yang kini selalu tersedia di dalam tasnya, meminumnya kemudian menghabiskan air di dalam gelas dalam sekali tegukan. Dia mengatur nafas, sebisa mungkin membuatnya kembali normal.

"Really? But why did you leave me before, huh?" Ucap Krystal

Kalimat sarkastik yang diucapkan dengan senyum itu terdengar mengerikan di telinga Amber. Mereka belum membahas tentang hal ini semenjak pulang dari rumah sakit. Krystal juga tidak berniat untuk membahasnya, kalau bisa Amber juga tidak menginginkannya. Tidak ada nama Irene ataupun Minhyuk yang terdengar dari mulut mereka. Waktu berjalan begitu saja, seakan hubungan mereka kembali kesedia kala sebelum malam ulang tahun Amber.

Kali ini Amber sudah melakukan kesalahan, kalau saja sejak awal ia mengatakan akan membawa Krystal ke rumah baru yang sudah Amber siapkan untuk ditinggali setelah menikah, mungkin wanita itu tidak akan mendapatkan serangan panik seperti sekarang. Begitu banyak hal yang terjadi pada wanita itu, membuat ia lebih sensitif dibandingkan sebelumnya. Tapi Amber benar-benar tidak ingin kembali ke apartement sialan itu, ingatan tentang pria lain yang berada di tempat yang menyimpan banyak kenangan mereka terus mengusik pikirannya. Amber juga tidak mungkin membawa Krystal kembali ke apartementnya ketika ia sudah merusak kenangan mereka yang ada disana dengan membawa mantan kekasihnya kembali. Rumah ini adalah satu-satunya tempat yang dapat mereka singgahi.

Saved YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang