Two Damaged People

169 29 3
                                    

Sepanjang perjalanan pulang, tidak ada yang bersuara diantara mereka berdua. Krystal hanya duduk diam disamping Minhyuk, mengenakan jas pria itu untuk menutupi tubuhnya yang kedinginan, memandang jalanan luar yang masih menyisakan rintik hujan dengan pandangan kosong. Sesekali Minhyuk melirik wanita itu, memastikan jika Krystal dalam kondisi baik-baik saja, tidak melakukan hal yang diluar kendali seperti yang ia takutkan, melihat bagaimana keadaan Krystal yang begitu putus asa.

Dalam keheningan, ponsel pria itu berdering. Minhyuk memandang sebentar benda tipis itu sebelum mengernyitkan dahi bingung ketika mendapati nama wanita itu yang berada disana. Sedikit ragu, ia kembali memandang Krystal yang masih tidak bergeming lalu kembali memandang ponselnya yang terus berbunyi. Minhyuk menghela nafas, sebelum menekan tombol pada mobil untuk mengangkat telpon tersebut.

"Hallo? Minhyuk?"

Suara khawatir Sulli adalah hal pertama yang ia dengar memenuhi dalam mobilnya.

"Ya, ada apa?" jawab pria itu.

"Krystal lagi bareng kamu? Katakan iya, karena aku sudah tidak bisa berfikir lagi Krystal pergi kemana disaat seperti ini, bersama dengan siapa, sedangkan dia meninggalkan tas, yang berarti Krystal tidak membawa ponsel ataupun dompet kemanapun."

Minhyuk tidak langsung menjawab. Dari ujung matanya, pria itu mengetahui jika Krystal menggerakkan tubuhnya tidak nyaman ketika mendengar suara kekasih kakaknya itu.

"Untungnya dia memiliki nomor ponsel kamu, jadi aku langsung mencoba menghubungi kamu." Jelas Sull

"Aku khawatir kalau terjadi apa-apa sama dia, setelah apa yang terjadi barusan. Harapan terakhir aku yang tersisa cuma kamu, karena kamu juga menghilang gitu aja."

Jari tangan Minhyuk bermain diatas stir mobil, memperhatikan jalanan yang masih dipenuhi oleh banyak kendaraan dengan berbagai tujuan. Sinar lampu mobil yang berpapasan dengannya, atau bunyi klakson yang begitu berisik tidak lagi membuatnya merasa terganggu. Setelah sekian lama, Minhyuk tidak merasa bosan berada di dalam benda roda empat itu karena akhirnya seseorang menemani dirinya. Mengisi kekosongan ketika ia menuju apa yang mereka sebut dengan rumah, meski kali ini rumah yang menjadi tujuannya adalah apartement wanita itu.

Setidaknya sekarang Minhyuk memiliki tujuan setelah berkelana tidak jelas seorang diri.

"Hallo Minhyuk. Are you there? Krystal lagi sama kamu kan?" tanya Sulli lagi.

Sebelum menjawab pertanyaan wanita itu, tangan Minhyuk bergerak mengenggam tangan Krystal yang terasa dingin. Wanita itu tidak menolak, pun tidak membalas menggenggam tangannya.

"Apa Minho ada disana?" tanya Minhyuk kemudian.

Sulli mengerutkan dahinya bingung, kemudian membalas, "Iya. Minho ada disamping aku. Apa kamu mau ngomong sama dia?"

"Nope. Tidak perlu. Sampaikan pada Minho, kalau dia tidak perlu khawatir, karena adik dia sekarang sedang bersama dengan orang yang tepat." Kata pria itu

"Aku akan mengantar Krystal ke apartement. Dia baik-baik saja. Kalian bisa berkunjung besok pagi jika mau."

"Gosh. Aku lega mendengarnya, untunglah kalau dia lagi bareng sama kamu. Apa kamu yakin dia dalam kondisi baik?" Tanya Sulli memastikan

"Sangat baik." Jawab Minhyuk

Ada jeda diujung sana, tidak lama suara Sulli kembali terdengar, "Baiklah kalau begitu. Take care of her. I trust you."

Minhyuk tidak menjawab, menunggu Sulli yang hendak kembali bebicara.

"Hmm.. I tell you, I trust you, please, don't make me regret it, Minhyuk."

Saved YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang