"Jadi, apa aku benar-benar tidak boleh pergi melihat kalian?" tanya Alvar lagi ketika mereka menglangsungkan video call. Alvar masih berada di ruang tunggu kampus dan melakukan briefing.
"Tidak. Daniel pasti ingin bersenang-senang dengamu juga jika melihat kau disana. Bisa saja kau ikut main sebentar dan pergi lagi tapi dia akan sedih kalau kau meninggalkannya setengah jalan seperti itu."
Alvar mengangguk setuju. "Jaga baik-baik ibumu, paham?"
"Baiklah, Dad. Sudah ada pistol air di tasku. Aku akan menyisakan permen kapas untukmu," jawab Daniel.
Thea tertawa. Alvar tidak begitu suka manis, tapi melihat pria itu yang akan memaksakan diri untuk menyenangkan hati anaknya terlihat sangat menggiurkan. Jadi, dia tidak mengubah keputusan Daniel.
"Ayo, Mom, kita lihat video adik bayi," pinta anak itu ketika sambungan video terputus.
Beberapa hari belakangan ini, Daniel senang sekali melihat bayi-bayi lucu yang baru keluar dari rahim ibunya. Lalu anak itu akan memandangnya dengan penuh harap-Thea harus pura-pura tidak melihatnya karena dia takut tidak akan bisa mengabulkan. Membuatnya merasa bersalah dan resah seharian.
Membuat bayi tentu saja mudah, Alvar dan dirinya sudah melakukan hal itu berulang kali namun masih pakai pengaman, mereka akan melepasnya ketika sudah resmi nanti. Keresahannya sebagai calon istri saja belum berakhir, dia tidak mau menambah beban pikiran dengan permintaan Daniel. Jangan tanyakan sebesar apa rasa sedihnya ketika memikirkan hal ini.
Sangat sangat sedih.
"Baiklah. Hanya 30 menit saja, oke? Setelah itu kau harus mengerjakan pr dan belajar lalu kita akan langsung pergi."
"Okie dokie, Mom."
Dia membuka youtube yang menampilkan video serupa. Setelah memastikan videonya tidak akan berhenti dan terus menyala, dia pergi ke kamar dan menyiapkan kebutuhan mereka untuk ke Festival nanti. Ada tisu basah, tisu kering, sebotol air mineral, masker, kotak P3K mini, beberapa tas plastik dan camilan.
Mereka tidak hanya pergi ke Festifal, namun juga akan berpiknik setelahnya.
Setelah memasukkan beberapa hal ke dalam tas shoulder bag Michael Kors-salah satu tas yang cukup besar yang berjejer di walking closet-nya-dia beranjak dengan tasnya menuju dapur untuk menyiapkan camilan.
Chocolate finger, ginger nut dan Oreo adalah jejeran biscuit yang dia bawa. Dia memasukkan Oreo dan dua kotak Stonyfield Organic Milk ke dalam tas kepala gajah Daniel dan sisa biscuit ke dalam tasnya. Anak itu berteriak dari ruang tengah ketika kepala Thea masih ada di dalam kulkas.
"Mom, sudah 30 menit!"
"Tinggalkan saja laptopnya disana! Kau bisa langsung ke kamar, sayang!"
Setelah itu dia menyiapkan meal prep sederhana namun penuh nutrisi. Daniel yang akan memakannya, dia akan menelan air saja. Sambil menunggu Daniel turun dari kamarnya, Thea sudah di garasi untuk memanaskan mobil. Seluruh peralatan sudah ditaruhnya di kursi penumpang belakang.
"Aku sudah siap, Mom."
"Ayo."
Daniel memanjat naik ke kursi penumpang depan tanpa kesulitan dan memakai sabuk pengaman dengan lincah. Thea memeriksa apakah klip kuncinya sudah terpasang dengan baik atau belum sebelum dia menginjak gas.
"Oke, kita berangkat sekarang. Siap?"
"AKU SIAP! YIP YIP!" Daniel menepuk kursi jok dua kali.
Thea tertawa karena mobil keren ini disamakan dengan Appa si bison terbang peliharaan Avatar Aang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Luck
FanfictionSamantha Avery Lucan atau Thea merasa sial karena diumurnya yang ke 19, dia harus menikah dengan om-om yang sudah mempunyai 2 istri. Dia melakukan segala cara termasuk dengan memotong rambutnya menjadi sangat pendek agar om-om tengil itu berubah pik...