“Ayo mandi, nak! Setelah itu rapikan buku-buku sekolahmu.” Titah Alvar pada Daniel.
“Aye Bos!” Daniel memberi hormat dan segera berlarian dengan kakinya yang kecil menuju lantai atas. Diikuti oleh seorang maid yang bertugas memandikan Daniel.
Thea tertawa melihat kelakuan anak itu yang entah mengapa selalu tampak menggemaskan di matanya. Sadar kalau hanya ada suara tawanya sendiri saja, Thea berhenti dan menoleh ke samping. Dimana matanya langsung bersiborok dengan mata coklat terang Alvar yang seperti susu cokelat hangat. Mata itu tetap memandangnya walaupun Thea sudah menangkap basah tatapan Alvar.
“Kenapa?” tanya Thea bingung.
Alvar menggeleng sambil tersenyum. “Tidak ada. Ayo ke ruang tengah!”
Mereka akhirnya berjalan beriringan ke ruang tengah dimana seorang pria manula dan seorang wanita cantik bersetelan formal menunggu. Saat Alvar mendekati mereka, mereka semua sontak berdiri dan sedikit membungkukkan badan.
“Semuanya telah siap, Pak.” Kata wanita itu dengan nada lembut tapi juga lugas.
Alvar mengangguk. “Thea, perkenalkan, dia adalah sekertarisku, Erika Hurley.”
Thea memasang senyuman dan Erika memberikan tangannya untuk dijabat. “Hai nona Hurley, aku Samantha. Senang berkenalan denganmu.”
“Me too miss Samantha.” Jawabnya dengan nada ramah.
Thea mengalihkan pandangan dan tersenyum pada tuan Lee. “Sore, Pak Lee.”
“Sore juga, sweetheart. Bagaimana kondisimu?”
Thea mengangkat kedua bahunya. “Seperti yang terlihat. Aku masih baik.”
“Jangan bertindak yang terlalu ekstrem! Kau akan berakhir di rumah sakit dan tidak bisa keluar selama setengah tahun jika itu terjadi lagi.” peringatan dari Pak Lee membuat Thea meringis kecil.
“Akan ku usahakan.”
Alvar berdeham. “Thea, katakan keperluanmu pada nona Erika. Dia akan memberikannya nanti. Aku akan keluar dan kembali dalam beberapa jam.”
Mata Thea membulat. “Kau mau kemana?”
“Ada keperluan kantor yang menunggu. Deadline selesai besok. Jadi, bisakah aku meminta tolong kepadamu untuk menjaga Daniel? Para maid selesai bertugas dan pulang setelah makan malam nanti.”
Tanpa pikir panjang, Thea mengangguk mantap. “Percayakan padaku untuk masalah Tuan Muda.”
Alvar tersenyum manis. “Baiklah. Kalian berhati-hatilah dirumah! Aku akan pulang paling lambat tengah malam nanti.”
“Jangan malam-malam!” kata Thea. Alvar mengangguk lalu mengusap rambutnya.
Entah kenapa itu menjadi sebuah kebiasaan. Biasanya Thea risih jika ada seseorang yang baru dikenal, ataupun cowok asing yang sudah main kontak fisik di awal-awal kedekatan mereka. Rasanya mereka terlalu berani. Dan Thea juga akan dengan sangat berani untuk menghajar atau memelintir tangan mereka sebagai balasan.
Alvar meninggalkan mereka—Thea dan Erika—di ruang tengah. Alvar berjalan tanpa menoleh lagi karena sibuk berbicara dengan Pak Lee. Apapun itu, pasti masalah kantor yang Thea tidak mau tahu.
“Jadi, kau disini untuk memenuhi semua kebutuhanku?” tanya Thea menatap Erika.
Erika tersenyum. “Apapun kebutuhan anda, Mrs. Evans.”
Thea mengangkat sebelah alisnya. “Kenapa kau memanggilku begitu? Memangnya aku ini ist—”
“Anda akan. Bukannya bukan, tapi akan.” Kata Erika menyela ucapan Thea. Dia menatap Thea dengan dalam disertai senyuman misterius. “Anda wanita yang sangat luar biasa, Mrs-to-be-soon-Evans.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Luck
FanfictionSamantha Avery Lucan atau Thea merasa sial karena diumurnya yang ke 19, dia harus menikah dengan om-om yang sudah mempunyai 2 istri. Dia melakukan segala cara termasuk dengan memotong rambutnya menjadi sangat pendek agar om-om tengil itu berubah pik...