Hai, gue balik lagi! Karena semua ujian yang melelahkan batin dan fisik ini sudah berakhir, jadi gue bisa update sembari nunggu hasil kelulusan. Jadi, batas waktu update tidak ditentukan lagi seperti sebelum-sebelumnya. Ya karena udah gak ada tugas sekolah yang menjadi penghalang sampai bulan September mendatang.
btw, doakan author yg super ganteng ini lolos PTN ya ^^
soooooo, check this out!
Huzaini.
_____________________________________________________________
Alvar membaca dan mengisi soal di depannya dengan teliti. Hari ini adalah hari ke 3 pelaksanaan UTS sebelum lolos ujian semester. Ujian semester akan diadakan sekitar 2 minggu lagi. UTS sendiri akan berakhir dalam 3 hari kedepan.
Saku celananya terus bergetar tiada henti sejak sejam yang lalu. Bisa dipastikan sudah ada puluhan, mungkin ratusan missed call yang terdaftar di daftar panggilan.
Alvar melihat jam tangan di pergelangan tangan kirinya. Pukul 2 siang. Ujian untuk hari ini akan berakhir pukul 4 sore. Masih ada satu mata kuliah lagi yang harus diujikan yaitu Onkologi muskuloskeletal.
Terkadang ia berpikir tentang seluruh hal ini. Tentang menjadi dokter yang tiba-tiba masuk di salah satu daftar cita-citanya dan juga menjadi CEO yang tidak ada dalam daftar wishlist-nya.
Menjadi dokter saja susahnya bukan main. Sebelum Alvar mendapatkan beasiswa di universitas ini, ia sudah mendapatkan banyak sekali wejangan dan arahan untuk memilih jurusan. Karena sungguh sangat disayangkan apabila dirinya salah memilih.
Ditambah lagi seluruh jurusan yang ada di universitas luar negri sangat berkompeten dalam bidangnya.
Menjadi CEO juga sibuk sekali. Alvar sedikit banyak sudah mengetahui apa-apa saja yang harus ia lakukan jika sedang berada di balik meja kantornya. Membaca, merevisi, mengedit sebagian data, dan menyiapkan strategi demi kemajuan perusahaan.
Duh ribetnya!
Tapi satu hal yang ia ketahui dan yakini.
Menjadi CEO atau Dokter sama-sama memiliki sebuah kesamaan.
Yaitu menyelamatkan kehidupan orang. Dalam kasus ini berbeda dalam hal jumlah. Jika jadi dokter, ia akan sangat jarang menyelamatkan nyawa lebih dari satu disaat yang bersamaan. Tapi kalau CEO, salah langkah bisa menjadi akhir dunia bagi mereka para karyawan. 1000 atau bahkan 2000 orang.
Bel tanda akhir ujian telah berbunyi. Alvar membaca ulang jawabannya sekali lagi baru dikumpulkan ke meja pengawas. Saat bertemu Alvar, beberapa pengawas yang juga masih salah satu dosennya bertanya mengenai absennya minggu lalu.
Tentu saja ia tidak bisa menjawab banyak selain: ada keperluan sangat mendadak dan tidak bisa diwakilkan.
Alvar keluar dari ruang ujian dengan anak-anak lainnya. Mereka menyapa Alvar dan tak jarang ada yang mengajaknya untuk makan sekaligus belajar bersama. Namun ia menolaknya karena saat ini pikirannya sedang kalut dengan Daniel.
Terdapat 78 missed call dan 54 sms dari paman Lee.
Ponselnya bergetar lagi dan ia langsung mengangkatnya.
"Hallo, dad?"
"Hai jagoan, ada apa?"
"Kapan kau pulang? Aku ingin bertemu Sam. Kau sudah bertemu dengannya belum?"
Alvar meringis. "Err... ya, ya aku sudah bertemu dengannya. Tapi ia bilang sedang ada keperluan sebentar, jadi kau harus menunggunya."
"Horeeeee! Kau harus bisa membawanya kemari dad! Aku tidak mau makan kalau tidak ada Sammy."
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Luck
FanfictionSamantha Avery Lucan atau Thea merasa sial karena diumurnya yang ke 19, dia harus menikah dengan om-om yang sudah mempunyai 2 istri. Dia melakukan segala cara termasuk dengan memotong rambutnya menjadi sangat pendek agar om-om tengil itu berubah pik...