Part 23 - You have our loss

2.1K 186 18
                                    


Setelah memberikan sedikit garam dan merica pada telur mata sapi, aku beralih sebentar untuk mengambil piring datar dan menata sosis, baked beans dan toast bread. Pagi ini kusuruh para pekerja yang biasa menangani dapur untuk mengerjakan hal lain saja.

Aku sedang ingin bermesraan dengan dapur.

Setelah semalam habis bermesraan dengan Alvar, aku jadi ingin bermesraan juga dengan tempat ini. Memikirkan adegan semalam membuatku gila sendiri.

Bagaimana bisa aku seliar itu?

Ya Tuhan, mau ditaruh mana wajahku nanti?

Kuangkat telur mata sapi dari penggorengan kemudian menaruhnya di sela-sela roti. Sarapan sudah lengkap dengan hadirnya segelas susu dan jus jeruk. Aku memiliki selera sendiri pagi ini, yaitu milkshake coklat isi biscuit. Yumm!

Terdengar suara tawa yang cukup jauh, tapi dengan jelas aku bisa mengenali pemiliknya. Daniel dan Alvar sedang menuju kesini!

Aku tergagap dan berpikir cepat. Saat suara mereka semakin dekat, kuputuskan untuk bersikap santai dan memasang muka tembok seperti Samantha yang biasanya. Katakanlah aku tidak tahu malu, but well, itu cukup membantu untuk mengcover apa yang seharusnya terlihat.

Fokusku masih pada gelas yang mau kuisi dengan susu hangat saat mereka datang. Baiklah! Pura-pura tidak sadar mereka datang!

"Good Morning, Mom." Suara lembut Daniel mau tak mau mengalihkan fokusku.

And God! Why'd they can be soo cute as fuck?

Daniel duduk di atas bahu Alvar dan memegang dahi ayahnya erat-erat. Sedangkan Alvar menyeimbangkan tubuh Daniel dengan memegang kedua lutut anaknya. Tapi yang paling penting adalah, mereka sama-sama bertelanjang dada.

Pemandangan indah pagi-pagi yang tentu saja harus disyukuri.

Gawat! Mataku harus segera beralih sebelum kekenyangan!

"Come on, Dad, closer to Mom!"

Alvar mengikuti perintah anaknya dan mendekat padaku. Berhenti tepat di depanku yang masih melongo melihat mereka.

"Dad, ayo merunduk sedikit!" perintah itupun dilaksanakannya. Karena Daniel yang menjadi lebih pendek dia bisa meraih wajahku dan mendaratkan kecupan pada dahiku dan juga pipi kiri.

"Morning Kiss." Katanya sambil menyengir lucu. Lihatlah gigi-giginya yang kecil itu!

"Dad, kau tidak memberikan Morning Kiss untuk Mom?" tanya Daniel pada Alvar.

"Tentu saja." kemudian aku merasakan benda kenyal yang mendarat di atas bibirku.

"Morning too, hottie." Kulihat Alvar menyeringai dan menurunkan Daniel untuk duduk di sebelahnya. "Ayo kita sarapan!"

Aku hanya bisa menggeleng saat diperlakukan semena-mena oleh sepasang ayah-anak ini. Kemudian duduk tepat di depan mereka dan memulai untuk menghabiskan sarapanku dengan tenang.

Tentu saja tenang dalam kamus kami. Yang mungkin bagi orang lain memiliki arti mirip seperti pasar kaget. Daniel makan sambil bertanya kepada Alvar bagaimana bisa sosis memiliki bentuk seperti pipa tapi teksturnya tidak keras.

Dengan tenang Alvar menjawab pertanyaan bocah kelewat pintar itu, secara logis dan dengan menggunakan bahasa anak kecil. Walaupun aku tahu Daniel bisa paham dengan bahasa anak remaja jika saja Alvar menggunakannya.

Dan muncul pertanyaan-pertanyaan lain yang Alvar tidak pernah lelah untuk menjawabnya.

Pandangan terindah di depanku menjadi blur dalam waktu sepersekian detik. Wajah Alvar berganti menjadi wajah ayahku yang muda dan bergairah menjalani hidup. Selalu tersenyum setiap saat. Dan wajah Daniel melebur menjadi wajahku yang masih berumur 5 tahun kala itu. Melakukan hal yang persis seperti dilakukan Daniel.

Best LuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang