8. Huh, Aman!

779 64 16
                                    

Hola... Selamat membaca buat yang baca. Semoga suka yah sama mas Naga🐉dan Mbak Biru💙. Kalo ada kesalahan komen aja yah, maklum pemula hihi❣️

✨✨✨

"Ck, bilang dong dari tadi!" Kata Naga kemudian berbalik pergi dengan menendang pintu dengan keras.

BRUUKK

"KITA UDAH BILANG DARI TADI BANGSAT!" Teriak Petir dan Pati bersamaan. Dari jutaan orang yang hidup di dunia ini kenapa mereka harus berteman coba dengan manusia batu seperti Naga itu. Nasib, nasib.

♠️♠️♠️

"Huh Bangsat emang temen Lo!" Sahut Pati sambil menyugarkan rambutnya kebelakang, memandang dengan kesal kepergian temannya itu. Dasar Batu!

"Perlu gue ingetin. Dia temen Lo juga bangsat!" Balas Petir sengaja menekan kata terakhirnya. Enak saja! Giliran sifat setannya Naga muncul gak mau ngakuin teman. Lain ceritanya nih kalo Naga ngeluarin duit, bukan ngakuin teman lagi, yang ada ngakuin kalo kembaran. Dasar setan! Eh.

Di sisi lain...

"Dia udah pergi belum yah?" Bisik Biru ke Adeni dan Deyuni, yang kemudian di balas gelengan mereka berdua. Saat ini mereka sedang bersembunyi di belakang lemari coklat yang ada di gudang.

Sepertinya lemari bekas buku-buku yang tidak digunakan lagi, atau entahlah mereka juga tidak mempunyai waktu lebih untuk memeriksa lemari ini. Ya bener saja coba, yang ada mereka buang-buang hanya itu memastikan hal tidak jelas seperti itu. Ya ada keburu si Naga itu keburu bunuh mereka.

"Gak tau Ru." Balas Deyuni dengan suara yang kalah rendahnya dari suara Biru.

"Kayaknya kak Naga udah pergi deh Lar, Ru." Pikir Adeni, karena terdengar suara yang sepertinya pintu yang di buka secara paksa.

"Yaudah. Lo berdua tunggu bentar di sini gue mau cek dulu, kak Naga beneran udah pergi atau nggak." Sahut Deyuni yang dibalas anggukan oleh Biru dan Adeni.

"Hati-hati yah Ni, awas ketemu kakak galak itu." Pesan Biru ke Deyuni.

"Iya Lar. Ati-ati tuh kak Naga kalo udah ngeluarin api serem banged pake d Lar. Mana kita salah tempat lagi. Tuh teman kak Naga yang satu juga serem lagi. Kan Adeni takut, ter-" cerocos Adeni, membuat Deyuni dam Biru memutar bola mata mereka dengan malas.

Dah sehat ternyata. Mulutnya udah gak mau berhenti nyerocos. Tadi saja nangis mulu kerjaannya. Bukannya bantuin nyelesaiin masalah malah nambah pusing.

"Sehat Lo?" Tanya Deyuni sinis.

"Adeni punya salah yah?" Tanya balik Adeni dengan mata yang berkedip beberapa kali menambah kesan polos seakan tak mempunyai salah sedikit pun.

"Tadi aja kamu nangis kejer, sekarang malah nyerocos mulu." Sahut Biru yang dibalas cengiran khas milik Adeni.

"Apa Lo cengar cengir gak jelas! Gue tendang juga Lo yah!" Sentak Deyuni membuat Adeni memeluk dengan erat Biru.

"Biruuuu, Salar jahad pake d." Adu Adeni dengan mata berkaca-kaca. Membuat Biru panik seketika. Tidak! Jangan sampai anak ini menangis lagi Ya Allah.

"Ayo nangis! Gue buang juga Lo yah ke jurang!" Ancam Deyuni.

"Biruuuu." Sahut Adeni dengan mata yang masih berkaca-kaca. Mungkin dalam hitungan detik kristal beningnya itu akan tumpah.

"Ehh...jangan nangis dong De, masa udah gede tapi cengeng sih." Rayu Biru. Jujur kepala Biru sudah pusing saat ini dengan masalahnya bersama senior galaknya itu. Jadi, jangan sampai Adeni menumpahkan air matanya. Bisa-bisa kepalanya pecah saat ini juga. Oke Biru hiperbola.

NAGA CRUELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang