"Maaf kak,tapi aku udah cukup dapat perhatian dari orang tua aku. Jadi aku gak perlu lagi cari perhatian ke orang lain. Apa lagi orang galak kayak kakak. Aku permisi Assalamualaikum." Jelas Biru setelah mendengar perkataan Naga yang menurutnya tidak masuk di akal. Setelah memberikan penjelasan kepada Naga ia pun pergi dari tempat yang membuatnya muak karena menjadi pusat perhatian banyak siswa.
"ANJIIIIIINGGGGG!" Teriak Naga murkah sekali lagi
♠♠♠
Ngiingg
"Aduhh duhh...ckk!" Decak seseorang dengan kesal saat telinganya tiba-tiba saja berdenging saat ia hendak memakan mie ayam yang telah ia pesan tadi.
"Kenapa lo?" Tanya Petir Antarik Bijaksana atau lebih singkatnya sebut saja Petir, kepada Merpati Eka Ksatria,sebut saja Pati saat melihat sahabatnya yang satu itu mengaduh kesakitan sambil berdecak kesal.
"Ck...telinga gue aduh errgghh.!" Belum sempat ia menjawab pertanyaan yang di ajukan Petir,telinga kanannya kembali berdenging.
"Kenapa sih lo??" Tanya Petir heran melihat tingkah laku Pati yang sedari tadi memegang telinga kanannya sambil mengaduh sakit.
"Ck,telinga gue ngiingg gitu. Tuh Naga kayaknya ngeluarin api lagi deh,edeehh." Katanya dengan raut wajah kesal sambil mengusap-usap telinga kanannya.
"Lah...Naga?? Hubungannya Naga apa sama telinga lo babi" Tanya Petir lagi heran dengan ucapan Pati.
"Ck,gak ada hubungan apa-apa bego. Tuh liat orang-orang pada lari semua,ninggalin makanan mereka." Jelas Pati sambil menunjuk siswa/i yang berlarian keluar area kantin.
"Oohh...Gitu." Ucap Petir kemudian setelah mendengar penjelasan.
Hening...sampai akhirnya.
"Ck,kenapa gak dari tadi lo bilang bangsat.!" Sentak Petir marah sambil berdiri dari tempat duduknya kemudian pergi meninggalkan Pati.
"Woi tungguin gue bego!" Teriak Pati kepada Petir yang telah pergi menghampiri kerumunan tersebut yang ia yakini adalah ulah sahabat merega Naga.
💙💙💙
"Ck, ngumpat mulu. Tuh kakel gede gitu karena makan atau gede karena dosa sih." Gumam Biru sambil berdecak heran mendengar umpatan Naga.
Dari arah depan dua orang gadis berlari dengan terburu-buru menghampiri Biru yang resmi menjadi sahabat mereka beberapa bulan yang lalu. Ya,mereka adalah Adeni dan Deyuni,2 orang yang bisa menjadi sahabat dan di percaya oleh Biru.
Bukan hal mudah bagi mereka untuk mendapat kepercayaan itu. 1 tahun lebih mereka mendekati Biru yang mereka kenal anti sosial itu, sering menyendiri dan berteman dengan buku.
"Lo gak apa-apa kan Ru??" Tanya Deyuni dengan raut wajah khawatir sambil memegang pundak Biru.
"Iya,gak apa-apa." Jawab Biru seadanya takut membuat Deyuni dan Adeni khawatir.
Pletak
"Gak apa-apa gimana tuh siku lo luka tuh!" Sentak Adeni,khawatir itu yang ia rasakan saat ini. Sesekali Adeni meringis melihat luka sahabatnya yang satu ini. Ia pun hendak menyentuh luka Biru namun dengan cepat Biru menghindar agar luka di sikunya tak disentuh oleh Adeni, pasti rasa perih yang ia akan rasakan jika lukanya ini di sentuh.
"Gak ap-arrghh!" Tiba-tiba sekelebat ingatan di masa lalu muncul,membuat kepala sakit, sangat sakit. Jantungnya berpacu dengan cepat mengingat hal itu, sesak di dadanya tidak bisa juga ia hindari.
KAMU SEDANG MEMBACA
NAGA CRUEL
Teen Fiction"PUNYA MATA GAK LO!, DASAR CABE!" Sahut Naga marah dengan kejamnya,tidak memandang gender. "Apa! Cabe? Kurang ajar banget sih ini cowok!" Batin Biru marah. "Aku rasa kakak masih punya mata buat ngeliat aku punya mata atau nggak." Jawab Biru dengan r...