25. Who?

471 28 3
                                    

Pagi ini, seseorang sedang tersenyum senang dengan mata memandang ke arah langit yang saat itu sedang cerah. Namun, tak lama kemudian senyum yang tercetak di wajahnya itu seketika hilang kala bayangan beberapa tahun lalu kembali muncul di ingatannya.

Ia menunduk, berusaha mengenyahkan ingatan itu, ia tak ingin ada rasa penyesalan yang mengisi hatinya ini. Namun sialnya, rasa itu tetap ada. Sesak, hatinya rasanya sangat sakit sekarang ini. Kepalan tangannya semakin erat tatkala ia semakin merasakan rasa itu.

Buugg

Ia memukul keras pembatas jendela kamarnya guna melampiaskan perasaan sial itu. Nafasnya pun mulai tak teratur sekarang. Ia mengacak rambutnya dengan kesal.

"ARRGHHHH, SIAL!" Teriaknya lantang.

Ia terdiam untuk beberapa saat sampai akhirnya, tetesan air mata jatuh mengenai pipinya. Ia menunduk dalam. Merutuki kebodohannya kala itu

"Maaf." Ucapnya lirih.

"Aku bodoh, aku gila."

"Gak seharunya aku pergi ninggalin kamu, aku benar-benar bodoh saat itu."

Untuk beberapa saat ia terdiam. Sampai akhirnya ia kembali berkata dengan suara lirih miliknya.

"Aku bener-bener minta maaf Bi." Katanya kian lirih.

"Hiks, hiks maaf Bi, maaf aku bener-bener minta maaf."

Isakannya pun mulai terdengar jelas.

"Aku terlalu takut buat ungkapin semua itu, rasa sayang aku kayaknya terlalu besar yah buat kamu haha, sampai-sampai aku gila karna rasa ini hiks."

Hanya terdengar isaknya saat ini, sampai pada akhirnya ia berteriak dengan keras, membuat sang Mama yang ada di dapur dengan cepat berlari ke arah kamar anaknya.

"Bodoh! Lo bodoh! Lo gila! ARGGGGHHH"

"Sayang! Kamu kenapa?"

Teriak sang mama sambil membuka dengan kasar pintu kamar anak kesayangannya.

"Ya ampun sayang, kamu kenapa?" Teriak sang mama dengan histeris saat melihat keadaan kacau sang anak.

"I'm fine mom, don't worry." Ucapnya lirih.

"Gak papa gimana! what's wrong with you? Answer mom's question honestly!" Jawab sang mama dengan tegas.

"Aku rindu dia, i really miss. Aku nyesel ma, rasa sesal itu buat hati aku sakit ma! Di sini, sakit ma!" Ucapnya pilu sambil memukul dengan keras dadanya.

(Eh bentar nih gais, hati letaknya dimana sih wkwk)

"Hiks, aku udah berusaha ngilangin rasa itu, tapi sialnya rasa itu tetap balik dan balik lagi ma hiks." Mendengar tangis yang begitu pilu dari sang anak dengan cepat sang ibu memeluk dengan erat tubuh anaknya. Berusaha memberi kekuatan, walaupun iya tahu hal yang dilakukannya ini tidak akan mengurangi rasa sakit yang dirasakan sang anak.

"Kamu bisa sayang, kamu kuat." Ucapnya dengan lembut sambil mengelus pelan pundak anaknya.

💮💮💮

Dilain tempat, Adeni dan Deyuni saat ini berjalan beriringan menuju kelas mereka. Sampai kedua bola mata Adeni melihat satu sahabatnya Biru tengah berjalan sendirian di ujung koridor sana.

"BIRUUUUU." Alhasil Adeni pun berteriak dengan keras saat ini juga. Membuat Deyuni yah tentu saja berdecak dengan kesal.

"Bisa gak sih lo gak teriak sehari aja! Panas nih kuping gue." Ucap Deyuni ketus ke Adeni. Mendengar teguran dari sahabatnya, Adeni hanya menampilkan senyum polos tak berdosanya.

NAGA CRUELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang