bab 2

1.7K 162 26
                                    

* * * *

Tuan lim dikenal baik oleh semua orang, oleh warga desa dia di anggap sebagai orang yang penting. Berbudi luhur dan baik kepada setiap orang, tidak membedakan orang lain karena peringkat, melihat semua orang dengan sama rata.

Selain itu, tuan lim memiliki seorang istri yang juga berhati mulia, memiliki perangai yang tidak jauh berbeda dari sang suami, wajahnya yang cantik memperlihatkan sedikit kerutan di beberapa bagian karena dimakan usia. Meski begitu dia masih menjadi wanita tercantik di daerah tersebut.

Tidak hanya memiliki istri yang cantik, tuan lim juga dikarunia seorang putra yang cerdas dalam bidang akademik, seringkali membuat bangga karena prestasinya di sekolah. Kemudian seorang putra lain yang masih duduk di bangku sekolah dasar dan menjadi sedikit manja sehingga beberapa orang akan merasa kesal setidaknya sekali.

Selain cerdas, Lim juyeon - putra sulung tuan lim - juga dikenal karena wajahnya yang tampan. Itu tidak menjadi lebih tampan daripada seojun namun berada di garis yang cukup untuk menjadi kandidat terbaik sebagai pemuda yang diharapkan menjadi menantu.

Jika juyeon dan seojun dibiarkan berdiri bersisian, mereka akan tampak seperti dua anak dengan ketampanan yang sedap di pandang. Yang satu tampan dengan wajah tenang dan tampak cerdas, yang lain tampan dengan sedikit tekstur pongah. Aura pemuda nakal terlihat jelas dibalik mata yang menyorot tajam.

Meski terpaut usia dan seojun jelas harus lebih dewasa, fakta bahwa dia masih bisa bersaing, dia masih terlihat sepantaran dengan image yang tidak bisa dibantah.

Juyeon berada di kelas yang sama dengan Suho, menjadi tetangga yang rumahnya hanya terpisah satu garis tembok, meskipun begitu, sifat Suho yang terkesan dingin dan cuek membuatnya tidak begitu dekat dengan siapapun, tentu saja kecuali satu orang bernama seyeon yang telah menjadi akrab baginya sejak kecil.

Tidak dekat bukan berarti tidak baik.

Juyeon dikenal baik sebagai ketua kelas, cukup bijak dan pandai dalam bergaul. Membuatnya memiliki banyak teman baik dari kelas sendiri maupun kelas lain. Tidak sedikit yang menjadikannya siswa idola. Sementara Suho memiliki kepribadian sebaliknya, wajahnya yang tampan memiliki daya tarik tersendiri, namun kesan dingin dan sikapnya yang cuek membuat beberapa orang tidak berani mendekat. Bahkan untuk sekedar menyapa, mereka harus berpikir  beberapa kali. Hal inilah yang membuat seyeon merasa gatal untuk tidak berkomentar.

(Suho cuma bicara banyak sama seojun, asal kau tau.)

Suho menghormati juyeon seperti orang lain pada umumnya, dan Juyeon juga tidak memandang sebelah mata pada Suho. Semua selalu baik-baik saja selama ini kecuali satu hal. Yaitu anjing yang selalu dipanggilnya sialan. Anjing yang menggonggong keras untuk mengganggu tidurnya setiap malam.

Tidak ada yang tau tentang apa yang dipikirkan si anjing, setiap kali bertemu Suho binatang itu selalu menatap dengan tatapan memusuhi. Menyalak keras seperti mereka adalah musuh yang tak akan pernah berdamai sampai kehidupan selanjutnya. Membuat heran si pemilik di samping perasaan tidak nyaman.

Namun kali ini ada yang sedikit berbeda.

Pagi ini Suho terbangun dengan perasaan damai. Dia benar-benar tertidur dengan lelap. Tidak seperti malam-malam sebelumnya dimana dia akan menemukan dirinya terbangun dengan wajah lusuh, matanya memerah karena tidak tidur nyenyak. Itu disebabkan oleh satu-satunya pengganggu yang benar-benar ingin dia singkirkan dari pandangannya.

Karena merasa tidak biasa, Suho diam-diam menaruh curiga dalam pikirannya. Bertanya setidaknya sekali kemana perginya suara si anjing sialan itu, "apa rahangnya sedang sariawan jadi dia berhenti menyalak."

Han Seojun  (Suho X Seojun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang