.
"berhati-hatilah jalan di depan sedikit rusak," ujar hanbin memperingatkan supir.
Desa tempat Suho tinggal berada jauh dari kota, butuh beberapa waktu untuk bisa keluar dari desa sampai ke pinggiran kota. Tempat ini walaupun subur tapi ada beberapa bagian yang masih berupa lahan kosong, hanya ditumbuhi pepohonan tinggi menjulang langit, seolah mendongak menantang dia sang penguasa.
Di kedua sisi jalan hanya berupa perkebunan dengan sekelompok kecil pemukiman, jalanan juga masih banyak yang rusak dengan jumlah lubang yang tak bisa dikatakan sedikit, beberapa bagian lain bahkan tidak terjamah oleh pemerintah sama sekali. Keadaan ini memaksa mereka yang berkendara diatasnya harus benar-benar berjalan dengan hati-hati untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan.
Di musim penghujan terutama, beberapa genangan air akan menyembunyikan lubang yang dalam sehingga beberapa orang yang kurang berhati-hati terkadang harus merelakan dirinya jatuh ke aspal yang keras.
Sebentar lagi mobil yang membawa Suho dan hanbin akan segera sampai di ujung desa yang berarti saat itu juga mereka telah sampai di pinggiran kota, dimana seojun dan yang lain telah menunggu. Kemudian perjalanan akan dilanjutkan setelah istirahat sebentar seperti yang hanbin katakan sebelumnya.
Suho masih menyandarkan kepalanya dengan pandangan yang tak pernah beralih, berbagai macam pikiran berkecamuk ria di benaknya, segala bentuk pertanyaan datang silih berganti seperti arus.
Apa yang harus dilakukan, apa yang harus dikatakan, atau bagaimana dia harus bersikap, sebagian besar adalah bagaimana dia harus menerima ini diantara pikirannya yang menolak percaya ucapan tuan Yoon.
Sementara mobil tuan Yoon telah berada jauh di depan dengan jarak yang cukup lebar.
Di tempat yang tersembunyi, beberapa orang mendekam dibalik rerimbunan, dedaunan yang besar dan pohon sebesar pelukan orang dewasa menyamarkan mereka dari pandangan.
Dari jarak yang cukup jauh salah satu orang yang bersembunyi tengah mengangkat teropong kecil, matanya bergerak menyipit bersamaan dengan seringai licik muncul diwajahnya, dia berbisik, "mereka sudah datang, persiapkan diri kalian."
Dengan ini, orang yang berada disampingnya menggerakkan tangannya di udara sebagai isyarat. Mereka yang berada di sisi jalan yang lain mengangguk sebagai jawaban. Mereka bekerja cepat sesuai rencana, kemudian seorang pria dengan pakaian sederhana hampir lapuk turun ke jalanan, menuntun sepeda motor butut yang bisa dikatakan sudah tak layak pakai ke arah mana mobil datang.
Ada setidaknya lima orang di tempat persembunyian dengan satu orang di jalanan sebagai tambahan, jika dihitung keseluruhan adalah enam orang.
Mungkin perampok mungkin juga bandit alas yang sedang menargetkan korban di depan sana.
"Astaga, ada apa?" Kaget hanbin merasakan mobil berhenti tiba-tiba.
"Ada orang jatuh di depan," tunjuk si supir ke arah orang yang menuntun sepeda dan kini terguling ke sisi jalan. Tampak kelelahan, "apa yang harus kita lakukan ketua?"
Hanbin menjulurkan kepalanya ke depan, merasa iba oleh orang yang kini masih bergumul dengan sepeda motornya, tampak kesulitan untuk membangunkannya kembali. Dia memalingkan kepalanya ke kanan dan ke kiri, tempat ini jauh dari pemukiman, hampir tak ada orang sama sekali, tak ada tanda-tanda orang akan lewat. Sementara mobil yang membawa tuan Yoon telah berada jauh di depan, hampir tak terlihat oleh mata.
Hanbin terdiam untuk beberapa saat memilah apakah harus turun dan membantu atau menutup mata kemudian terus melaju, walau bagaimanapun dia tengah mengemban tugas penting untuk membawa Suho kembali dengan aman. Jika harus membantunya, berapa banyak waktu yang harus terbuang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Han Seojun (Suho X Seojun)
General FictionSeojun ditugaskan untuk melindungi Suho, dia tidak pernah berpikir bahwa kedekatan antara dirinya dengan anak itu justru membawanya pada romantisme yang rumit. Alih-alih melindungi sebagai tugas yang dibawanya sejak awal, seojun justru dihadapkan pa...