.
Ketakutan dan kebahagiaan terlampir satu sama lain, diatas segalanya kegugupan tampaknya lebih mendominasi.
Berteman untuk waktu yang lama membuat Suho memahami kebiasaan seyeon. Anak ini adalah tipe anak yang selalu lapar tetapi Jinhwan, dia mungkin tidak jauh berbeda. Jika seyeon selalu lapar, maka Jinhwan adalah sebaliknya. Dia anak yang tidak pernah merasa kenyang.
Mengetahui seojun ada di sekitarnya, otak di kepala Suho bekerja lebih keras dari hari-hari biasa. Menjadi lebih cepat dari kecepatan cahaya.
Suho hanya perlu melempar sedikit umpan dan kail langsung tergigit.
"Kalau begitu pergi ke tempat paman seojun," Jinhwan bergegas keluar dengan idenya.
Di sisi lain, seyeon menarik wajahnya hingga alisnya berkerut. "Sejak kapan dia jadi pamanmu?"
"Sejak hari ini," jawab Jinhwan singkat, tidak ingin repot-repot memikirkan alasannya.
Pada pertemuan mereka terakhir kali, Seojun pergi dengan marah. Menyisakan dirinya sendiri dalam kesedihan. Yang kian memburuk sampai titik dimana dia tidur sebentar di malam hari dan terbangun sebelum fajar.
Kebahagiaan yang melonjak di dadanya karena berpikir akan bertemu seojun membekukannya dari dalam. Orang itu tidak ada di sana bagaimanapun dia melihat sampai rasanya dia dapat menghancurkan tempat itu dengan tatapannya.
"Aku terlambat," gumamnya pada diri sendiri.
Mengikuti kedua temannya yang telah memilih tempat dan mendiskusikan beberapa makanan pada daftar menu. Mengabaikan temannya yang terus menunduk dengan wajah suram.
Kedatangan mereka, meskipun tidak dalam kelompok yang akan membuat kehebohan. Tapi karena itu adalah Suho, wajah tampannya dengan cepat menarik perhatian. Hanya sebentar dan semua orang telah melihat kepadanya.
Sementara yang ditatap tidak peduli dengan sekitarnya, dia hanya peduli bagaimana hatinya kembali merasa kecewa karena gagal bertemu seojun.
Dohyun tidak begitu paham, untuk alasan apa dia harus menghadiri pesta yang membosankan seperti ini. Dia bukan bagian dari perusahaan jadi tidak akan mengenal siapa-siapa. Tapi dia tau, dia harus bersikap sopan dengan senyum palsu yang akan membekukan wajahnya hanya untuk pertunjukan palsu.
Ketika dia mendengar ibunya berencana mengadakan pesta besar-besaran untuk merayakan ulang tahun kakaknya, dia segera memutuskan untuk melarikan diri saat itu juga. Dengan kepribadiannya yang santai dan malas ikut campur dalam urusan apapun, dia berpikir, "tidur lebih baik daripada disini."
Acara telah dimulai sejak setegah jam yang lalu, semua tamu juga telah diperkirakan hadir seluruhnya.
Semua orang telah berkumpul dengan setelan formal, bahkan dirinya harus memakai pakaian yang telah ibunya persiapkan.
Pesta juga di jaga cukup ketat karena pesta ini tidak hanya untuk ulang tahun joongi semata, melainkan perusahaan juga.
Mungkin karena hubungan semua orang di keluarganya tidak cukup baik, tidak ada satupun dari mereka yang berbicara satu sama lain. Hanya memasang senyum palsu seolah keluarga ini baik-baik saja.
Terutama kedua kakaknya, masing-masing dari mereka melihat satu sama lain dengan pandangan acuh tak acuh.
Suho diam-diam meninggalkan kerumunan, menyingkir ke samping untuk menyendiri. Pandangannya menyapu ke seluruh ruangan dan kemanapun mata memandang, dia hanya mendapati semua orang yang terus berbicara diantara kelompok masing-masing.
Karena bosan dan juga lelah, dia berbalik dan berjalan ke luar. Berdiri di sudut yang sepi, berdiri seorang diri dengan tangan di saku.
Keadaan di sekitar begitu sepi, sebagaimana perasaannya yang juga sepi untuk waktu yang lama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Han Seojun (Suho X Seojun)
General FictionSeojun ditugaskan untuk melindungi Suho, dia tidak pernah berpikir bahwa kedekatan antara dirinya dengan anak itu justru membawanya pada romantisme yang rumit. Alih-alih melindungi sebagai tugas yang dibawanya sejak awal, seojun justru dihadapkan pa...