.
"Jangan jadi laki-laki lemah," atau "laki-laki tidak menangis,"
Semua juga tau bahwa laki-laki tidak diijinkan menangis, tetapi semua orang juga tau. Ada saat dimana laki-laki atau perempuan, tanpa memandang gender, mereka yang tidak memiliki tempat untuk berkeluh kesah, menangis adalah cara terbaik melepaskan semua penat.
Orang dewasa tidak pernah tidak menangis, apalagi anak kecil yang sejak masa kanak-kanaknya tidak memiliki kesempatan untuk tersenyum seperti anak-anak lainnya.
Usia seojun tidak lebih dari tiga tahun ketika ibunya pergi. Setiap hari dia harus belajar bagaimana menjadi mandiri, ditemani pengasuh yang di bayar ayahnya, dia mempelajari segalanya tanpa mengeluh.
Didikan tuan Han begitu keras sampai rasanya ia lelah, setiap kali dia merasa tidak sanggup dan ingin menangis, tatapan tuan Han menajam seketika, memaksanya menarik kembali air mata yang hendak menggelincir.
Tidak mudah bagi Seojun untuk tumbuh seorang diri. Seperti di rendam di pegunungan es selama ribuan tahun, sikap dingin dan acuh tak acuh perlahan menguasai dirinya dan menjadi kepribadiannya secara alami.
Karena terbiasa sendiri dan tidak memiliki terlalu banyak kekhawatiran, dia menjadi orang yang malas untuk memikirkan orang lain.
Pada tahun itu, ketika dia pertama kali berhadapan dengan musuh. Dia berdiri tanpa emosi sembari mempererat pegangannya pada belati di tangannya. Dia tau, dia tidak boleh menunjukkan rasa takut, karena sesaat saja dia memiliki keraguan akan memberi mereka celah untuk mencabik-cabik hidupnya.
Benteng yang dia bangun sejak muda di sekitar hatinya, yang tampaknya tidak bisa di tembus. Ternyata tidak lebih dari sebuah ilusi, karena satu-satunya orang yang ia jadikan pengecualian. Dia datang dengan ketukan ringan kemudian bentengnya runtuh tak bersisa.
Sejak perpisahan mereka terakhir kali, tidak sekalipun hatinya merasa tenang. Dia terus mempertanyakan apa artinya Suho baginya, bagaimana dia membawa pengaruh begitu besar. Semakin dia ingin melarikan diri, semakin erat keterikatan yang membawanya untuk kembali.
Hari ini dia mempertanyakan dirinya sekali lagi, apakah dia siap mengambil jalan ini. Jika dia memilih melanjutkan, begitu garis itu di lewati, dia tidak akan pernah bisa kembali seperti semula. Sebaliknya, jika dia berhenti, bisakah hatinya tetap terkendali?
Tidak mudah untuk menghadapi semuanya dengan tenang, tetapi juga tidak mudah untuk melepaskan orang yang benar-benar kamu sayangi.
"Kenapa kau tiba-tiba mengatakan ini?"
Orang yang ditanya bertanya dengan mata melebar karena terkejut. Bahkan jika dia bodoh, dia masih memahami maksud dari kalimat seojun.
Seojun berkata tanpa berpikir, "aku hanya ingin mengatakan apa yang kupikirkan."
Terkadang Suho selalu merasa ingin menyerah setiap kali seojun bertindak seolah-olah dia tidak peduli. Tetapi ketika dia bertekad melakukannya, orang ini memberinya harapan lagi.
Suho mengepalkan tangan, berbicara dengan suara dalam, "kau tau bagaimana perasaanku padamu?"
Seojun, "eum"
Suho, "kau tau aku menginginkanmu lebih dari yang kau pikirkan?"
Seojun, "eum"
Suho, "kau tau semuanya tapi kau masih mengatakan hal-hal seperti itu. Apa menurutmu perasaanku tidak lebih dari permainan yang bisa kau mainkan sesuka hatimu?"
Seojun, "....."
Ada jeda sebentar saat suho merasakan hatinya sakit seolah ditusuk ribuan jarum, "kau langsung pergi saat kau bilang ingin pergi. Kau menghilang selama berbulan-bulan sampai aku merasa kau menghilang dari dunia ini, apa kau tau betapa frustasinya aku saat tidak bisa menemukanmu di manapun?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Han Seojun (Suho X Seojun)
General FictionSeojun ditugaskan untuk melindungi Suho, dia tidak pernah berpikir bahwa kedekatan antara dirinya dengan anak itu justru membawanya pada romantisme yang rumit. Alih-alih melindungi sebagai tugas yang dibawanya sejak awal, seojun justru dihadapkan pa...