bab 10

830 88 15
                                    

.

"Ayah," panggil Suho, "orang yang berdiri disamping tuan Lee, dia....?"

"Itu tuan Han, ayah pamanmu."

Setelah berpisah dengan tuan Lee, Suho diantar tuan Yoon langsung ke kamar yang sudah di persiapkan khusus untuknya. Ruangan itu besar dan luas, dengan ranjang king size di bagian tengah, meja belajar, lemari besar, cermin besar, dan beberapa barang pelengkap. Selebihnya sengaja dibiarkan kosong agar Suho bisa mendekorasi ulang kamarnya sesuai keinginan.

"Ayah, apa tuan Han itu orang yang baik?" Mengingat sebelumnya tuan Yoon berpesan agar dirinya tidak mempercayai siapapun selain seojun, jika demikian apakah tuan Han termasuk dalam kategori orang yang tidak boleh dipercaya. Lalu bagaimana dengan tuan Lee sendiri, apa dia juga termasuk di dalamnya.

"bagaimana menurutmu?"

Suho terdiam sebentar sebelum menjawab tidak yakin, "aku tidak yakin, dia terlihat menakutkan."

Membuat tuan Yoon menoleh padanya dengan tawa kecil. Bukan hanya Suho, dia juga memiliki pikiran seperti itu saat bertemu tuan Han pertama kali. Sampai saat ini siapa orang yang benar-benar berani bicara padanya tanpa merasa gentar, melihat wajahnya saja sudah membuat setiap darah di tubuhmu seakan mengalir terbalik.

Setiap kali harus ada seseorang yang melapor, selain seojun mereka lebih memilih menyembunyikan kepalanya didalam cangkang.

"Lalu bagaimana dengan seojun," berputar-putar menanyakan banyak hal, bukankah pada akhirnya dia hanya ingin mengetahui tentang seseorang.

Seperti kemarin, jika bukan karena situasinya yang kacau, dia mungkin masih akan berpikir seojun itu orang lemah yang menyebalkan dengan mulutnya.

Seojun yang dilihatnya di hutan dengan seojun yang diingatnya ketika di desa, orang ini memiliki perbedaan yang sangat jauh. Bahkan hari ini dia datang dalam pakaian formal yang membuatnya tampak lebih serius namun juga menawan. Sisi lain bunga musim Seminyak yang lebih menarik.

"Seojun itu..." dengan serius Suho menunggu apa yang hendak dikatakan tuan Yoon, tapi membicarakan seojun dibelakangnya  dia merasa tidak pantas. Bukan hanya tidak sopan, tapi dia juga tidak yakin apakah seojun ingin Suho mengetahui tentang dirinya yang sebenarnya atau tidak. Seojun yang tidak banyak orang ketahui.

"Sudahlah kau tidak perlu tau," katanya kembali membereskan barang-barang Suho.

"Ah ayah..." Rengek Suho mendekati tuan Yoon, "seojun itu kenapa, jangan menggantung kalimat seperti itu."

"Kau ini, kenapa begitu tertarik dengan pamanmu."

"Itu..." Bagaimana mengatakannya, semua tentang seojun adalah hal yang menarik untuknya. Seperti bunga musim semi, perasaannya terus bermekaran sampai dia sendiri tidak tau bagaimana mengatakannya dalam sebuah kalimat.

Dia yang terlihat dingin namun hangat di dalam, dia yang kejam di depan musuh namun tersenyum lembut di depannya, dia yang menjadi orang pertama yang diinginkannya.

Perasaan seperti ini, berapa banyak orang yang memiliki pemikiran terbuka, berapa banyak orang yang bisa menerima hubungan sejenis ini. Ada berapa banyak orang yang cukup berani untuk mengungkap perasaannya yang dinilai tabu bagi sebagian orang. Lebih dari itu, dia bukan golongan orang picik yang akan menyulitkan seojun dengan perasaan sepihaknya.

Ketukan di pintu menarik perhatian keduanya, seseorang datang untuk memberitahukan kedatangan dokter. Suho berpaling pada tuan Yoon, "ayah yang memintanya untuk datang, kau harus mengobati luka-lukamu ini dengan benar. Kau tidak mungkin pergi ke sekolah dengan keadaanmu yang seperti ini kan?"

Han Seojun  (Suho X Seojun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang