bab 33

386 43 18
                                    

.

"Ayah..." Seojun mendekat, ekspresinya sedikit tegang.

Setelah melepas Suho pulang, seojun menghela nafas berat. Ini terlalu sulit untuk dijelaskan tetapi sebagai lelaki sejati, harga dirinya tidak mengijinkan dirinya untuk mundur satu langkah pun.

Dia telah memikirkannya sejak pertama kali memutuskan membuka hati terhadap Suho. Cepat atau lambat hal seperti ini akan terjadi, tetapi dia tidak tau bahwa kejadiannya akan lebih cepat dari yang dia perkirakan.

Tuan Han bertanya, ekspresinya tidak terlalu bagus, hampir seolah-olah telah menunggunya untuk pengadilan.

"Apa kalian berkencan?"

Tuan Han baru kembali dari bekerja. Dia sangat lelah dengan Omelan panjang temannya yang terus mendesak dirinya untuk membicarakan urusan ini, menyelesaikan kesalahpahaman.

Tepat saat dia akan menyerah, dia justru diperlihatkan pertunjukan semacam itu.

Seojun menurunkan pandangannya dan tidak menjawab. Jantungnya berdegup kencang dalam kecepatan tak pasti.

Diamnya adalah pembenaran.

Tuan Han menjadi semakin marah, tidak masalah bahwa putranya berkencan, tetapi dengan laki-laki?!

"Sejak kapan itu terjadi?"

Tuan Han mencoba yang terbaik untuk menekan emosinya. Mulai menyalahkan dirinya sendiri karena tidak mendengarkan nasihat orang lain. Bahwa dia tidak cukup mencintainya yang menyebabkan masalah psikologis seojun menyimpang.

Tuan Han menarik napas dalam-dalam, mengisi kekosongan di paru-parunya karena terlalu marah. "Tidak masalah, ini masih bisa di perbaiki. Aku tau kau hanya sedang tersesat, aku akan memakluminya. Kau masih muda, kau hanya ingin mencoba-coba. Tapi...."

Seojun melirik ke arah tuan Han yang menutupi matanya dengan lelah, "mulai besok dan seterusnya, kalian tidak perlu lagi bertemu."

Nada suaranya bukanlah sebuah diskusi, melainkan sebuah perintah. Mutlak, tidak ada tempat untuk bernegosiasi, "putuskan hubunganmu dengannya."

"Kenapa?" Seojun melangkah di depannya. Tidak mengerti mengapa dia harus memutuskan hubungan dengan Suho hanya karena disuruh putus.

Tuan Han menatapnya.

Ketika dia masih remaja, dia memiliki mata yang indah dan perawakan yang tinggi. Setelah dewasa, dia semakin tampan terlepas dari ekspresinya yang dingin. Dia tidak perlu khawatir tidak memiliki pacar di masa depan.

Dia hanya berharap putranya bisa menikah, memiliki seorang anak dan menjalani kehidupan yang normal. Dia harus memiliki kehidupan yang baik, tepat seperti harapan ibunya. Bukan menjadi 'gay' sehingga menjadi buah bibir orang lain dan di pandang rendah oleh masyarakat.

"Kau bertanya kenapa? Apa kau berpikir itu akan mudah dengan menyukai laki-laki? Apa aku membesarkanmu untuk menjadi laki-laki tidak bermoral. Apa semua perempuan di dunia ini sudah punah sampai kau harus membiarkan dirimu di peluk laki-laki lain?"

Tuan Han meninggikan suaranya, melihat langsung ke orang di depannya, menanyainya dengan ketat seolah-olah tidak ada ruang untuk menyanggah.

Seojun berdiri kaku, menggantung tangannya yang terkepal erat di sisinya, "aku tidak peduli dengan pandangan orang lain, aku hanya menyukainya. Aku benar-benar menyukainya. Aku tidak bisa putus dengannya."

Seolah mengatakannya sekali tidak cukup, seojun menekankan kalimat itu untuk meyakinkan pihak lain bahwa tidak masalah bagaimana orang lain akan memandangnya aneh, selama dia menyukainya dia akan tetap seperti itu.

Han Seojun  (Suho X Seojun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang