bab 24

453 58 11
                                    

.

"Benarkah?"

Suho tidak tau untuk alasan apa dia mengatakannya. Hanya mungkin dia ingin mendengar seseorang merasa cemburu, mendengar orang lain kesal lalu memintanya untuk tidak mempedulikannya. Itu pasti menyenangkan, tetapi sepertinya dia terlalu percaya diri.

Hari ini dia telah sukses membuat banyak orang merasa patah hati, mengira dirinya tidak lagi sendiri. Ada seorang gadis yang menarik perhatiannya dan dia tidak merasa sungkan untuk menerima ajakan seseorang untuk berkencan.

Mereka tidak tau bahwa sebenarnya itu merupakan taktik kecil yang sedikit licik bagi seorang Suho.

Tepat setelah bel pulang sekolah menggema di seantero sekolah, dia menunggu gadis itu di salah satu tempat di sisi sekolah. Saat itu sudah sepi dan tidak ada yang akan melihat dirinya bertemu dengan seorang gadis.

"Senior, ini maksudnya apa?" Saling berhadapan, gadis itu melipat keningnya hingga membentuk kerutan. Terlihat bingung menerima kotak pemberiannya kembali, itu masih rapi seperti sebelumnya yang menandakan bahwa Suho belum sempat membukanya.

Suho mengerti ini mungkin keterlaluan, tetapi dia bukan tipe orang yang akan mengambil keuntungan dari seorang gadis dengan mengatasnamakan cinta.

Dia tidak ingin menjadi serakah kecuali pada satu orang.

Suho menatap gadis itu dengan menyesal, "terimakasih untuk hadiahnya. Aku menghargai niat baikmu tapi aku tidak bisa menerimanya."

Kerutan di keningnya semakin dalam dengan kebingungan dia bertanya, "lalu kenapa senior menerimanya tadi?"

Suho mengerti apa maksud dari mempertimbangkan, tetapi dia adalah laki-laki.

Di depan banyak orang yang akan menyebarkan gosip dengan kecepatan angin, tentu saja dia tidak akan membiarkan gadis ini menjadi bahan gosip orang lain.

Untuk menyelamatkan harga dirinya, sengaja dia menerima kotak itu sehingga orang lain akan berasumsi dia menerimanya. Dengan kata lain, dia juga telah menyelamatkan dirinya sendiri pada saat yang bersamaan.

Kabar bahwa Lee Suho telah berkencan dengan seseorang, bagi gadis-gadis yang tau apa artinya malu, secara otomatis akan menjaga jarak darinya.

"Aku tau kau gadis yang baik, tapi aku tidak bisa membalas perasaanmu. Aku sudah memiliki seseorang yang ku sukai."

Kerutan di keningnya perlahan mengendur, dia mengerti bahwa kata-kata 'aku tidak menyukaimu' tidak harus dikatakan dengan jelas adalah benar.

Baru saja dia tersenyum sangat lebar sampai rasanya akan merobek mulutnya sampai ke telinga karena mengira perasaannya terbalas, tetapi sekarang dia paham bahwa sebenarnya dia telah ditolak tanpa dia ketahui.

"Lalu, apa yang harus aku katakan jika orang lain bertanya." Ini pasti akan sangat memalukan untuk diketahui orang lain, tetapi dia sadar dia tidak bisa memaksa. Karena itu dia merasa sedih.

Perasaannya hancur, ada rasa sakit yang menusuk dihatinya naik ketenggorokan seolah tulang sepanjang galah melintang.

Rasanya seperti dipatahkan berkali-kali. Namun setelah memikirkannya lagi, itu adalah lebih baik seperti ini daripada ditolak di depan umum. Menyadari itu, dia tidak bisa tidak berterimakasih kepada Suho.

Jika Suho bermaksud mempermalukannya, dia bisa saja menolaknya langsung saat itu juga tetapi dia tidak melakukannya. Dia melindunginya dan dia tidak menyesal untuk menyukai laki-laki sepertinya.

Suho sudah mempertimbangkannya sejak awal, maka dia berkata, "kau bisa mengatakan pada mereka jika kita benar-benar berkencan. Setelah aku lulus kau bisa menggunakan alasan seperti kita tidak memiliki banyak waktu untuk saling bertemu sehingga tidak ada lagi kecocokan untuk dijadikan pertimbangan untuk putus."

Han Seojun  (Suho X Seojun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang