bab 32

400 43 26
                                    

.

"Awas!!!"

'duk'

"Aduh.."

Segera setelah teriakan peringatan itu datang, suara mengaduh mengikuti. Melihat ke bawah, itu adalah bola yang menimpa wajahnya lumayan keras. Jarak antara dia dengan si pelempar bola cukup jauh sehingga pihak lain menggunakan lebih banyak kekuatan saat mengayunkan bola ke arahnya.

Tidak sesakit itu, tapi tetap saja masih membuatnya meringis. Melihat ke atas, pandangannya sedikit buram.

"Aish, apa yang sedang kau pikirkan? Kenapa tidak menghindar? Kau baik-baik saja, apa ada yang terluka? Bagian mana yang sakit?"

Hanbin melemparkan diri ke arah seojun, memeriksa di sana-sini hingga kepalanya pusing.

Teman-temannya yang lain mengikuti.

"Kau baik-baik saja? Aku minta maaf, aku benar-benar tidak sengaja. Aku sudah memperingatkanmu, tapi kau tidak mendengarnya." Orang yang melempar maju, bertanya dengan sungguh-sungguh.

"Baik-baik saja, jangan khawatir. Ini bukan salahmu."

Dia sendiri yang tidak fokus sehingga bola yang seharusnya dia tangkap meleset dan mengenai wajahnya. Dia mengakui, "hanya sedikit sakit, tapi ini baik-baik saja."

"Mau ku antar ke ruang kesehatan, perlu ku gendong?" Orang itu mengajukan diri.

"Apa?" Seojun dan hanbin bertanya serentak. Melihat dengan aneh kepada temannya.

Mereka mencoba menemukan orang lain, tetapi sepertinya dia serius karena merasa bersalah.

"Aku bisa menggendongmu jika kau mau, aku benar-benar menyesal." Dia berkata lagi, tidak mengerti pandangan orang lain yang merasa tidak nyaman.

Seojun sendiri tidak tau bagaimana harus bereaksi, dia ingin tertawa tapi juga ingin menangis mendengar orang lain mengatakan akan menggendongnya.

Ayolah. Dia tidak selemah itu, dia terbiasa memukul orang dan menggertak. Dia tidak segan untuk melukai siapapun dalam hidupnya jika dia merasa orang itu mengganggu.

Tapi digendong?

Dia mungkin harus menemukan tempat di sudut tak terlihat untuk menyembunyikan wajahnya setelahnya.

Seojun melambaikan tangan, "tidak-tidak, jangan berlebihan. Ini hanya terkena bola, itu bahkan tidak berdarah."

Ada lebih banyak masalah sebelumnya, ketika ayahnya berkata pukul maka dia memukul, ketika ayahnya berkata potong jarinya, dia akan tertawa puas dengan metode penyiksaan untuk membuka mulut seseorang.

Semakin keras kepala seseorang, semakin dia merasakan kesenangan.

Tapi ketika berhadapan dengan ayahnya sendiri, dia menjadi anak anjing yang berputar-putar dengan linglung di tempat.

Setelah pembicaraan singkat, hanbin menarik setengah menyeret seojun pergi ke ruang kesehatan.

"Aku tidak mau kesana, aku hanya terkena bola bukan ditabrak kereta." Ujar seojun berusaha melepaskan diri.

Merasa itu berlebihan.

Bukannya sombong, tapi bola tidak akan sanggup membunuhnya.

Hanbin menulikan telinga, "jika yang menabrakmu kereta, aku tidak kan menyeretmu kesini. Tapi melemparmu langsung ke lubang kuburan."

Keduanya sampai dengan segera, hanbin tidak melemparnya ke lubang kubur melainkan ke ranjang pasien. Dia mengancam, berpura-pura menekan nomor seseorang di ponselnya, "diam dan obati dirimu, atau kau lebih suka aku menelpon suamimu agar datang kesini."

Han Seojun  (Suho X Seojun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang