Majapahit |11

1.4K 164 4
                                    

Sementara Nada sibuk berdiskusi dengan Mpu Bahlata, dia tidak tahu kalau Hayam Wuruk sudah kembali ke istana. Jangan tanyakan kenapa tidak ada upacara penyambutan, karena Hayam Wuruk kembali dengan penyamaran. Dia menyamar sebagai salah satu rakyat yang menjual rempah pada kerajaan, memakai pakaian biasa dan melepaskan segala atribut kerajaannya.

Apa tujuannya? Dia ingin melihat bagaimana keadaan istana selama dia pergi dan terlebih lagi tujuan yang paling penting adalah melihat reaksi Nada ketika tahu bahwa dirinya sudah kembali tapi tidak memberi kabar. Surprise!

Hayam Wuruk berjalan dibelakang Nada dan Mpu Bahlata dengan menunduk berharap tidak ada satupun yang mengenalinya, tapi tidak. Adanu mengenali dirinya.

"Yang Mulia Maharaja, apa yang Anda lakukan?" Tanya Adanu sedikit berbisik.

"Sttt, jangan beritahu siapapun kalau Aku sudah kembali."

"Baiklah Maharaja."

Hayam Wuruk terus melangkah, mengikuti antrian para rakyat yang membawa rempah. Rakyat yang lain membawa berkarung-karung rempah, ada yang datang dengan pedati, atau berjalan kaki memanggul karungnya. Dan Hayam Wuruk? Dia hanya membawa segenggam biji jenitri untuk dijual kepada Nada.

Kini saatnya dia yang berhadapan dengan Nada dan Mpu Bahlata.

"Tuan, dimana rempah yang akan Kau jual?" Tanya Nada pada Hayam Wuruk.

"Ini Nyimas," Hayam Wuruk menunjukkan segenggam biji jenitri yang dia bawa.

"Ini apa?"

"Ini biji jenitri Nad- Nyimas," Duh hampir saja.

"Biji jenitri? Tapi kita tidak membutuhkan biji jenitri, lagipula biji jenitri bukan rempah 'kan?"

"Sebaiknya kau pulang saja," Mpu Bahlata angkat bicara sekarang.

"Saya ingin menjual biji jenitri ini Nyimas, untuk membeli beras dipasar. Keluarga saya pasti senang ketika saya pulang membawa beras," Astaga Hayam Wuruk acting mu benar-benar bagus!

"Baiklah kalau begitu, kemarikan biji jenitri itu! Akan aku beli, tapi maaf aku hanya bisa memberimu koin seharga satu karung beras." Nada membeli biji jenitri itu dengan uang koin yang diberikan Hayam Wuruk padanya.

"Tidak apa-apa Nyimas, terima kasih banyak." Hayam Wuruk menerima sekitar 8 buah koin emas berlambang Surya Majapahit.

"Sama-sama, sekarang pulanglah! Keluargamu pasti sudah menunggumu dirumah,"  Nada baik sekali, tidak ada nada mencela sedikitpun pada ucapannya.

"Tapi rumahku disini Nyimas, apa Kau tidak merindukanku?" Hayam Wuruk membuka penutup kepalanya dan tak lagi menunduk.

"Hayam Wuruk?!" Nada kaget dan sangat senang sampai memeluk Hayam Wuruk dengan erat. Dia lupa bahwa disana banyak orang yang memperhatikan mereka.

"M-maaf-maaf, Aku hanya terlalu bahagia karena kau telah kembali," Nada tidak bisa menyembunyikan raut bahagianya.

"Aku tahu kau pasti merindukanku 'kan?"

"Terlalu percaya diri itu tidak baik Maharaja," Nada menarik tangan Hayam Wuruk keluar dari barisan antrian, biar Mpu Bahlata dan Adanu yang melanjutkan pembayaran rempah.

"Katakan! Kenapa Kau tidak memberitahuku kalau kau akan kembali?"

"Aku sudah bilang padamu lewat mimpi saat itu,"

"Aku tidak memperhatikannya Hayam Wuruk, aku terlalu panik dan bingung saat itu."

"Sudahlah, kau sudah melakukan semua yang terbaik. Hebat sekali." Hayam Wuruk mengacak rambut Nada.

Majapahit | Cinta Tanpa Akhir (Selesai - Diterbitkan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang