"Tapi siapa yang tega melakukan ini? Dan apa untungnya membakar gudang rempah itu?" Sungguh aku tidak habis pikir, siapa yang tega melakukan ini.
"Bisa musuh Majapahit, atau musuh Maharaja, atau mungkin saja orang yang tidak suka padamu Nyimas,"
Aku terkejut mendengar perkataan Adanu, aku langsung teringat pada satu orang. Aku menatap Adanu dan begitupun sebaliknya.
"Jangan bilang pikiran kita sama saat ini?" Kataku pada Adanu.
"Mungkin saja kau benar Nyimas, bisa jadi dia yang melakukan konspirasi ini,"
"Adanu, Aku ingin kau mengusut tuntas kasus ini. Cari tahu siapa pelaku dan apa motifnya maksudku apa tujuannya,"
"Pasti, Nyimas. Serahkan semua padaku, tapi Nyimas bagaimana dengan semua rempah ini? Dan orang-orang Inggris itu?"
"Tenang saja Adanu, biar aku yang mencari jalan keluarnya,"
"Berhati-hatilah Nyimas, keselamatan anda jauh lebih penting daripada rempah itu," Kata Adanu yang hanya ku balas anggukan kepala.
"Saya permisi Nyimas, saya akan mulai mencari pelakunya sekarang," Adanu undur diri.
"Ya, Akupun akan kembali keruanganku. Ayo Ningrum!"
Aku berjalan dengan gontai menarik tangan Ningrum menuju ke ruanganku, disana aku menghempaskan diriku ke atas ranjang dan memikirkan apa yang baru saja terjadi. Sekarang aku harus apa?
Ditengah keputusasaan aku teringat pada perkataan Hayam Wuruk malam itu."Dan jangan lupa, untuk tidak pernah melepaskan kalung dan gelang ini ya! Berjanjilah padaku jika kau butuh bantuanku genggam perhiasan ini,"
Aku menggenggam permata biru kalung itu dan mulai memejamkan mata.
"Hayam Wuruk, Maafkan aku. Aku tidak bisa menjaga kepercayaan yang telah kau berikan padaku. Aku ceroboh sekali hingga tidak bisa menyadari sedari awal bahwa gudang itu sudah diincar. Saat ini Aku benar-benar bingung tidak tahu harus melakukan apa,"
Tidak sadar ternyata air mataku lolos begitu saja, dadaku sesak sekali. Tapi semilir angin perlahan menerpa wajahku dan aroma kantil tercium bersamanya."Aku ingin kau ada disini, menghapus kegelisahanku dan membantuku mencari jalan keluar dari masalah ini. Aku sangat membutuhkanmu Hayam Wuruk, sungguh." Aku terus bicara sambil memejamkan mata dan terus menangis.
Tiba-tiba aku melihat Hayam Wuruk dalam kepalaku, rasanya seperti aku sedang bermimpi tapi aku tidak tidur aku sadar seratus persen. Mungkin aku hanya berkhayal karena aku memang sangat mengharapkan kehadirannya.
"Hayam Wuruk, andai yang aku lihat dalam 'mimpiku' ini adalah benar-benar dirimu aku berharap kau bisa menghapus kegelisahanku dan membantu aku. Aku sangat mengharapkannya Hayam Wuruk, sungguh."
"Nada, ini benar aku atau bukan, itu sama sekali bukan masalah. Kau hanya perlu melihat kedalam hatimu sendiri dan sadari setiap hal kecil yang tidak pernah kau pedulikan sebelumnya."
Dia bicara? Bagaimana mungkin? Ini 'kan cuma mimpi. Kok dia bisa menjawabku?
"Nada, coba lihat dan tanyakan pada hatimu. Apa jalan keluar dari masalah yang terjadi? Hal kecil yang tidak pernah kau sadari bisa membawa perubahan besar,"
"Tapi bagaimana caranya Hayam Wuruk? Bagaimana caraku bisa melihat kedalam hatiku sendiri dan mencari jawabannya, sementara aku tidak punya banyak waktu," aku mulai menyahutinya, masih dalam posisi yang sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Majapahit | Cinta Tanpa Akhir (Selesai - Diterbitkan)
Historical FictionTerlempar ke zaman Majapahit?! Ke masa pemerintahan Hayam Wuruk?! Bagaimana bisa? Itulah yang dialami oleh seorang gadis bernama Mahika Nada Swastika, atau biasa dipanggil Nada. Suatu hari ia muak dengan pertengkaran kedua orangtuanya, lalu memutusk...