Majapahit |13

1.4K 162 1
                                    

"Berangkatlah kalian! Bawa rempah ini menuju pelabuhan dan temui Mpu Ranu, disana dia yang akan melepas keberangkatan rempah ini. Berhati-hatilah dijalan, terima kasih atas kerja keras kalian untuk kerajaan. Aku Maharaja Majapahit Sri Rajasanagara berjanji akan memberikan yang terbaik untuk kalian semua! Berangkatlah!"

"Hidup Majapahit!"

"Hidup!"

"Hidup Majapahit!"

"Hidup!"

Seruan itu bersahutan sampai pedati terakhir keluar dari gerbang utama istana. Semoga semuanya berjalan baik.

"Adanu, apa undangan untuk Mpu Ranalawa sudah kau kirimkan?" Tanya Hayam Wuruk.

"Sudah Yang Mulia, semalam langsung saya kirim. Mungkin pagi ini sudah sampai."

"Bagus sekali, acara besok harus berjalan lancar seperti biasanya, kita akan mengurus Ranalawa setelah perayaan. Aku tidak ingin membuat puteriku sedih."

"Tentu saja, Yang Mulia."

"Oh ya, hari ini Paman Mada akan kembali dari ekspedisi. Aku sangat tidak sabar untuk bertemu dengannya. Kau beritahu pada Rakryan lain untuk menyiapkan penyambutan Mahapatih Mada semeriah mungkin!"

"Baik Yang Mulia, kira-kira kapan Mahapatih akan sampai?"

"Sore nanti sepertinya dia sudah sampai di istana,"

"Baiklah Yang Mulia, saya permisi dulu. Salam Yang Mulia, Nyimas!" Adanu pergi ke arah dalam istana, menemui para Rakryan lain mungkin?

"Hayam Wuruk, siapa yang akan datang?" Aku tadi mendengarnya hanya saja rasanya otakku ini belum connect .

"Gajah Mada, dia adalah Mahapatih kerajaan ini yang berhasil membuat nusantara berada dibawah panji kerajaan Majapahit. Apa kau tidak pernah mendengar tentangnya?"

Gajah Mada? Namanya selalu ada dibuku pelajaran sejarahku, sekarang Aku akan bertemu dengannya? Wow!

"Tentu saja pernah, Namamu dan Mahapatih Gajah Mada selalu ada dalam buku pelajaran setiap anak di masa depan,"

"Benarkah?"

"Iya, sudahlah. Oh iya kenapa kau memanggil Mahapatih dengan sebutan 'Paman'?"

"Dia sudah seperti Ayah bagiku, dia yang mengajarkan Aku cara memimpin kerajaan setelah Ibuku turun takhta."

"Oh begitu, Kau sangat merindukannya ya?"

"Apa terlihat sekali?"

"Tentu saja!"

"Hahaha, Aku memang sangat merindukannya. Dia belum kembali sejak delapan purnama yang lalu, Aku tidak sabar untuk bertemu dengannya. Akan kuperkenalkan kau padanya juga, Nada."

"Aku sedikit gugup Hayam Wuruk, Aku takut jika Mahapatih tidak menyukai keberadaanku disini,"

"Paman Mada itu baik hati, sudahlah tidak perlu khawatir."

"Baiklah, ehm Hayam Wuruk besok 'kan Kusumawardhani berulang tahun, Aku ingin memberikannya hadiah. Dimana kira-kira Aku bisa membelinya?"

"Dipasar. Kau ingin kesana?"

"Iya!"

"Memangnya kau punya uang?"
Astaga, jelas saja punya. Tapi mana mungkin berlaku uang bergambar Soekarno-Hatta dalam dompetku itu.

"Tidak sih, hehe. Boleh Aku minta uang Hayam Wuruk?"
Aku seperti anak yang meminta uang pada Ayahnya saja.

"Hahaha! Kau menggemaskan sekali!" Hayam Wuruk mengacak rambutku, seperti biasa.

Majapahit | Cinta Tanpa Akhir (Selesai - Diterbitkan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang