Aku mulai mengerti alurnya sekarang, aku mengalami time travel, seperti film-film di drama Korea yang sering ku tonton. Aku terlempar ke Zaman Majapahit, di masa pemerintahan Hayam Wuruk. Itu berarti sekitar 700 tahun?! Wow crazy!
"Nyimas, apa Nyimas butuh sesuatu?" Tanya Ningrum padaku saat semua orang telah meninggalkan ruangan termasuk tabib kerajaan.
"Ah ya sebenarnya aku sangat ingin mandi sekarang, dimana kamar mandi nya Ningrum?" Aku rasa setelah semua kepusingan ini aku butuh menyegarkan diri.
"Ya Nyimas, mari saya antarkan ke pemandian," Ningrum membantu aku berdiri.
"Tidak apa Ningrum, aku bisa berjalan sendiri." Aku merasa tidak nyaman, dibantu berjalan begini.
Sampai di pemandian, aku meminta Ningrum untuk meninggalkanku sendirian, aku butuh "me time"
Pemandiannya sangat nyaman, gaya arsitektur yang kuno membuat aku melupakan hiruk pikuk kota yang sangat membuat pusing.
*
Saat aku kembali ke kamar Ningrum membantuku berpakaian, pakaian yang sama seperti yang ia kenakan, hanya saja punya ku terlihat lebih 'mewah' ia menyanggul rambutku dan menyematkan rangkaian bunga kantil. Tunggu dulu bunga kantil? De javu. Ningrum memasangkan kalung yang sangat besar dan rumit motifnya hingga menutupi dada dan bahuku yang terbuka. Juga perhiasan yang tak ku ketahui namanya yang dia pasang di lengan kanan dan kiri ku.Aku mematut diriku di cermin, aku seperti seorang pengantin saja, ya wajar saja aku menganggapnya begini, karena saat dirumah aku hanya mengenakan kaos kebesaran dan celana pendek yang sangat nyaman.
"Nyimas cantik sekali," puji Ningrum.
"Ah kau ini bisa saja," aku kan jadi baper dibilang cantik begitu. Hehe.
"Perhatian! Maharaja Sri Rajasanagara akan segera memasuki ruangan!"
Itu terdengar seperti difilm-film yang ku tonton. Rasanya tidak percaya aku mengalaminya sendiri sekarang.Aku segera berdiri menghadap pintu, dan tampaklah Hayam Wuruk dengan pakaian dan mahkota kebesarannya. Ia sangat gagah dan tampan.
"Salam Yang Mulia,"
"Salam Yang Mulia,"
Aku dan Ningrum mengucapkannya bersamaan, dibalas anggukan dan senyuman dari Maharaja."Nada, aku ingin mengajakmu untuk makan bersama denganku di ruang makan," Apa ini? Di ruang makan? Itu artinya akan ada seluruh keluarga kerajaan. Aku belum siap untuk di interogasi oleh mereka. Kalau mereka tahu aku bukan dari kalangan bangsawan pastilah aku akan diusir dari istana, lalu aku akan tinggal dimana di negeri antah berantah ini? Aku saja muncul dari laut.
"Hamba merasa tidak pantas Yang Mulia, hamba bukan dari kaum bangsawan, hamba hanya seorang gadis yang terseret arus pantai dan kehilangan ingatan,"
"Kenapa kamu bicara begitu Nada, kamu ini tamu-ku baik kaum bangsawan atau rakyat biasa, menjamu tamu adalah hal yang penting," jelasnya.
"Hamba hanya tidak siap bertemu dengan keluarga besar kerajaan Yang Mulia,"
"Tidak perlu takut ataupun sungkan, mereka tidak akan menggigitmu," kata Hayam Wuruk disertai kekehan kecil.
"Aku menyiapkan pakaian dan perhiasan yang bagus untukmu, agar kamu terlihat menawan didepan keluargaku, Nada. Apa kamu mau mengecewakanku?"
Aduh kenapa dia bilang begitu sih? Aku 'kan jadi tidak enak hati.
"Ah begitu, baik Yang Mulia aku akan ikut denganmu," finalku.
"Nah menurut begitu 'kan lebih baik, ayo!" Hayam Wuruk menarik tanganku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Majapahit | Cinta Tanpa Akhir (Selesai - Diterbitkan)
Ficção HistóricaTerlempar ke zaman Majapahit?! Ke masa pemerintahan Hayam Wuruk?! Bagaimana bisa? Itulah yang dialami oleh seorang gadis bernama Mahika Nada Swastika, atau biasa dipanggil Nada. Suatu hari ia muak dengan pertengkaran kedua orangtuanya, lalu memutusk...