Setelah ia meninggalkan Okta, entah angin apa yang merasukinya sekarang ia sudah berada di sebrang rumah Aqilla.
Lima menit ia menatap jendela kamar milik Aqilla tanpa ekspresi, Angkasa langsung mengambil ponsel di saku celana nya lalu tangannya mengetik sesuatu untuk di kirim kan pada pemilik jendela kamar tersebut.
Setelah pesannya di baca Angkasa menatap jendela itu lagi, tanpa menunggu lama Angkasa langsung di tampakkan sosok perempuan yang di baluti piyama merah, Angkasa langsung memberi ekspresi senyuman nya.
"astagfirullah itu anak ngapain lagi si"ucap Aqilla yang tidak tahan dengan kelakuan Angkasa dan langsung menutup jendela kamarnya itu untuk bergegas menemui Angkasa di luar.
Angkasa yang asik merokok di atas motornya sambil menunggu pemilik rumah tersebut keluar.
Akhirnya pintu gerbang pemilik rumah tersebut terbuka, dan Angkasa memberikan senyuman nya lagi.
Aqilla yang baru datang pun tersadar akan benda yang di pegang oleh jari jemari Angkasa pun langsung menatap kesal.
Angkasa yang peka langsung mematikan benda tersebut, lalu membuang nya asal.
"mau ngapain ke sini?"tanya Aqilla.
"mau liat muka lo, cantik banget"jawab Angkasa yang memuji Aqilla.
"dasar aneh" ucap Aqilla lalu iapun bergegas pergi, namun belum sempat ia membalikkan tubuhnya Angkasa lebih dulu menarik lengan Aqilla.
"mau kemana si cantik? orang gue masih pengen mandang muka lo"ucap Angkasa dan memberi senyuman tulus nya.
"lepas sa, atau gue teriak"ancam Aqilla.
"teriak aja, nanti gue bilang lo cewe gue"ucap Angkasa santai.
"lo mau ngapain ke sini si ah?!"tanya Aqilla lagi yang sedikit muak akan sikap Angkasa yang seenaknya.
"ya lo gimana si, kan tadi gue bilang mau natap muka lo"ucap Angkasa masih dengan senyuman nya.
"eh ngga deh mau ngajak lo makan" lanjut Angkasa.
"ngga usah gue udah makan"ucap Aqilla cepat.
"oh yaudah temenin gue makan"ucap Angkasa.
"ngga bisa, tugas gue masih banyak belum gue kerjain"ucap Aqilla yang masih berusah menolak.
"kan bisa pulangnya dari nemenin gue makan, masih banyak waktu lagian juga"ucap Angkasa. Aqilla yang sudah capek untuk berdebat pun menerima untuk menemani Angkasa makan.
"terserah lo deh"ucap akhir Aqilla menghentikan ini semua.
"yaudah ayo naik sayang, pelan pelan"ucap Angkasa.
"gausah gajelas mulutnya! diem aja bisa kan!"ucap Aqilla kesal.
Aqilla yang tak tau ingin di bawa pergi makan di mana pun langsung bertanya.
"mau makan di mana si? depan komplek gue juga ada warung makan"ucap Aqilla.
"ngga ah kedekatan, mau yang jauh biar lama" ucap Angkasa seraya menyunggingkan senyum tipisnya.
"ish"ucapnya lalu mencubit sedikit pinggang Angkasa. Angkasa yang reflek kaget pun langsung oleng.
"ets. Ga boleh begitu Aqilla bahaya"ucap Angkasa.
"lo si lagian, yaudah maaf"ucap Aqilla dan langsung terdiam.
Aqilla yang tak tau ia sedang berada di daerah mana pun hanya terdiam menatap dongkol punggu Angkasa, sedangkan Angkasa melihat ekspresi muka Aqilla dari spion motonya terkekeh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angkasa [END]
Fiksi RemajaAngkasa Fransisco adalah ketua geng Rasta, geng yang sangat di segani seluruh murid SMA Bastard dan selalu membuat onar di setiap harinya. Taruhan konyol yang melibatkan salah satu gadis di sekolahnya. Karena gengsinya ia mau ngga mau harus menerima...