TIGA PULUH LIMA

4.3K 163 1
                                    

Proses pemakaman Pitter berjalan dengan lancar, semua orang meninggalkan pemakaman kecuali Aqilla dan Angkasa.

"jangan nangis terus dong udah yu pulang"ucap Angkasa mengajak pergi Aqilla.

"bang Pitter doang satu-satunya keluarga yang aku punya sa, setelah kepergian bunda"ucap Aqilla.

"aku tau itu, cuma kamu jangan terlalu terpuruk begini udahan ya nangisnya aku yang khawatir kalau kamu terus-terusan nangis"ucap Angkasa mereka berdua saling tatap-tatapan lalu Angkasa membantu menghapus air mata Aqilla yang mengalir terus di pipi mulus Aqilla.

Tiba-tiba Ramapun datang membuat posisi keduanya berubah.

"kenapa lo baru dateng si Ma?! abang gue nungguin lo buat berlindung kenapa lo gaada saat abang gue butuh lo Ma?"tanya Aqilla sambil menarik baju Rama dan Ramapun hanya terdiam mendengarkan apa yang di ucapkan Aqilla.

"qil"ucap Angkasa sambil menarik Aqilla untuk menjauh dari Rama.

Setelah Angkasa menjauhkan Aqilla dari hadapan Rama, Ramapun langsung mendekat ke arah makam Pitter.

"Bang seharusnya gue yang ada di sana bang bukan lo, yang bunuh Atta (ketua geng halilintar) gue bang bukan loㅡ"ucap Rama sambil mencabik-cabik tanah pemakaman.

Setelah Aqilla mendengar ucapan Rama, Angkasa dengan tegas menahan Aqilla supaya tidak menghampiri Rama.

"Nah lo kan Ma ternyata Firasat gue apa bener kan! ga mungkin Ma, ga mungkin abang gue ngelakuin ini Ma jahat tau ga lo!"ucap Aqilla.

"lo gatau apa-apa qil diem bikin suasana jadi rumit aja lo!"ucap Rama.

"Lah lo kenapa Ma?! gila kali lo bukannya merasa bersalah, dia abang gue Ma Anggota keluarga gue satu-satunya dia Ma lo tau sendiri kan dan lo juga tau semua tentang keluarga gue tapi kenapa Ma?!"ucap Aqilla.

"bawa cewe lo pergi"ucap Rama menyuruh Angkasa membawa Aqilla.

Sebelum Aqilla ingin berbicara lagi Angkasa langsung buru-buru membawa Aqilla menjauh dari Rama.

"udah Aqilla"ucap Angkasa niat untuk menenangkan Aqilla.

"udah apa? kamu liat sendiri kan sa"ucap Aqilla.

"iya aku liat aku liat semuanya dan aku denger apa yang Rama ucapain tapi aku mohon udah, kalo kaya gini kamu emosi dia juga emosi masalah ga akan selesai qil"ucap Angkasa.

Lalu mereka berduapun pergi meninggalkan pemakaman dengan menggunakan mobil milik Angkasa.

"aku gamau pulang sa"ucap Aqilla di tengah-tengah perjalanan.

"yaudah"ucap Angkasa sembari mengelus puncak kepala Aqilla.

Angkasa yang tidak tau harus membawa Aqilla kemana lagi yang sedari tadi hanya putar-putar jalanan pun menepikan mobilnya di pinggir jalan.

Angkasa menatap wajah Aqilla yang tertidur pulas pun tersenyum lebar, Pada akhirnya Angkasa membawa Aqilla ke apartemen miliknya.

Angkasa menggendong Aqilla sampai depan pintu apartemennya. Setelah memasukkan sandi iapun langsung bergegas menaruh Aqilla di kasur, sebelum pergi Angkasa mengelus kepala Aqilla.

Tengah malam berlalu membuat Angkasa terbangun dari tidurnya, karena merasa lapar ia pun langsung bergegas kedapur untuk mencari makanan yang bisa ia makan.

Setelah ia berada di dapur yang tersedia hanya makanan instan ia langsung mengambil dan memanaskan makanannya kembali.

"ngapain?"tanya Aqilla membuat Angkasa yang masak dengan mata setengah ngantuk pun langsung melek saat mendengar suara Aqilla.

Angkasa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang