"Aqilla"panggil seseorang di depan kamarnya lalu Aqilla pun langsung membuka kan pintunya dan hadir sosok Luna di hadapannya sekarang merekapun saling berpelukan.
"Luna"tangis Aqilla tumpah di dekapan luna membuat Luna juga ikut menangis.
"yang sabar ya qil"ucap Luna seraya menenangkan Aqilla.
"cubit gue Lun, gue masih ga percaya kalau Angkasa udah gada pasti cuman mimpi iya kan lun?"Tanya Aqilla yang sudah beberapa kali ia tanyakan.
"ini nyata qil, lo ga lagi mimpi sekarang kita siap-siap buat ke rumah Angkasa"ucap Luna.
"Aqilla"teriak jingga berlari dan langsung memeluk Aqilla.
"qil yang sabar ya"pelukan Jingga membuat Aqilla menangis lagi.
"udah ya nanti lo malah gabisa liat jenazah nya kalau waktunya abis di pake nangis"ucap luna lalu Aqilla ke kamar mandi.
Di mobil menuju rumah Angkasa, Aqilla terus terusan menangis membuat kedua temannya sudah tidak bisa menahan Aqilla untuk berhenti.
Mereka telah tiba di rumah Angkasa tidak menunggu begitu lama ambulan jenazah Angkasa datang.
Membuat semua orang tak bisa menahan tangis saat melihat Aqilla berlari mengahampiri mobil jenazah.
"pak ini bukan jenazah Angkasa kan ya? Angkasa masih hidupkan pak dia masih di rumah sakit kan pak jawab pak please saya mohon banget"ucap Aqilla teman temannya pun menarik Aqilla untuk menjauh dari mobil ambulan.
"itu bukan Angkasa kan please jawab gue bukan!"teriak Aqilla.
"qil"panggil bunga padanya.
"kak"ucap Aqilla lemah saat menatap bunga lalu bunga langsung memeluk Aqilla.
"Yang sabar ya qil."Ucap Bang Jendral seraya mengelus-elus kepala Aqilla yang berada di pelukkan Bunga.
"pak peti nya ga boleh di buka?"tanya Brandon kepada perawat yang mengantarkan jenazah Angkasa.
"ga bisa mas karna ini jenazah kecelakaan"ucap perawat itu Brandon yang mengerti pun langsung mengangguk.
"makasih pak"ucap Brandon.
"qil peti nya gaboleh di buka"ucap Brandon pada Aqilla.
"iya don tadi gue udah denger, gapapa"ucap Aqilla.
"lo mau masuk?"tanya Luna.
"gue di sini aja lun"jawab Aqilla.
"ayah Angkasa dimana vin?"tanya Aqilla pada orvin.
"masih di rumah sakit qil"ucap Orvin.
Setelah pemakaman beres satu persatu semua orang pergi kecuali Aqilla.
"lo mau gue temenin?"tanya Jingga.
"gausah biar gue sendiri aja"jawab Aqilla dan teman-temannya mengangguk mengerti.
"kita nunggu di depan ya qil"ucap Luna.
"iya"ucap Aqilla.
Setelah teman-temannya pergi Aqilla menatap kuburan Angkasa.
"sa kamu beneran ninggalin aku?"ucap Aqilla menatap dalam makam Angkasa.
"hiks, aku gapapa loh sa ga bisa nikah sama kamu asal kamu ada di dunia ini"ucap Aqilla memandang makam Angkasa dan Air matanya yang terus mengalir jatuh di pipinya.
"kamu gamau ngusap air mata aku?"tanya Aqilla.
"sa, aku ga siap di tinggal kamu"katanya lama kelamaan semakin pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angkasa [END]
Roman pour AdolescentsAngkasa Fransisco adalah ketua geng Rasta, geng yang sangat di segani seluruh murid SMA Bastard dan selalu membuat onar di setiap harinya. Taruhan konyol yang melibatkan salah satu gadis di sekolahnya. Karena gengsinya ia mau ngga mau harus menerima...