"Kamu harus setuju sama semua syarat itu, baru aku mau menerima perjodohannya."
👑
Walaupun Pangeran Max telah menyuruh Joanne untuk menerima perjodohan mereka, namun tetap saja Joanne masih merasa bimbang. Joanne tidak bisa benar-benar menuruti ucapan Pangeran Max begitu saja. Masih ada banyak hal yang harus ia pikirkan, terutama masa depannya kelak. Joanne benar-benar harus memikirkannya matang-matang.
Saat ini Joanne masih terbaring di ranjang UKS. Infusnya hampir habis namun wanita itu tak kunjung kembali ke kelasnya. Ia juga sudah lebih kuat daripada sebelumnya tapi ia masih enggan untuk berdiri. Teman-temannya tadi datang mengunjunginya dan benar-benar khawatir dengan kondisi Joanne. Namun Joanne berusaha meyakinkan mereka bahwa ia sudah tidak apa-apa dan hanya butuh lebih banyak istirahat. Karena sudah diyakinkan berulang kali, akhirnya teman-temannya percaya dan memutuskan untuk kembali ke kelas.
Sekarang hanya ada dirinya seorang diri. Sebenarnya ia tidak benar-benar sendiri karena masih ada dokter penjaga UKS. Tapi setidaknya ia memperoleh ketenangan di sini sehingga ia bisa memikirkan semuanya dengan baik. Ia harus benar-benar mempertimbangkan semuanya sebelum mengambil keputusan. Ia juga tahu kalau ia tidak bisa terus mengulur waktu untuk memberi jawaban. Karena itu, ia harus benar-benar memikirkannya dengan baik-baik.
👑👑👑
Joanne berjalan meninggalkan ruang UKS. Saat ini adalah jam pulang sekolah. Semua murid sudah bergegas pulang ke rumah masing-masing. Wanita itu berjalan ke arah kelasnya untuk mengambil tasnya sebelum pergi ke suatu tempat. Ia berjalan menyusuri lorong gedung tempat dimana ia belajar, lalu mulai naik ke lantai dua dan berjalan kembali di lorong-lorong kelas lantai itu. Hingga akhirnya. ia berhenti tepat di depan sebuah pintu kelas dan mulai mengintip ke dalam kelas itu.
"Sial...cepat sekali dia pulang." Umpat Joanne saat tidak menemukan sosok yang ia cari dalam kelas itu. Akhirnya ia memutuskan untuk berbalik arah dan berlari dengan cepat meninggalkan Gedung B. Ia terus berlari hingga mencapai Gedung A dan berbelok menuju ke halaman depan sekolahnya. Tepat saat itu, ia melihat dua mobil sedan hitam baru saja berjalan meninggalkan halaman sekolahnya itu. Ia langsung berlari mengejarnya dan berdiri tepat di depan mobil itu. Beruntung mobil itu masih berjalan pelan sehingga tidak sampai melukai Joanne.
"Apa yang kamu lakukan di sana? Minggir!" Seorang laki-laki yang duduk di kursi pengemudi menjulurkan kepalanya keluar dari kaca mobil dan menyuruh Joanne untuk menyingkir. Namun Joanne tidak bergerak sama sekali dan tetap berdiri teguh di tempatnya.
"Ada yang ingin aku bicarakan dengan Pangeran sekarang juga!" Teriak Joanne pada laki-laki itu. Laki-laki itu kembali memasukkan kepalanya ke dalam mobil lalu tampak berbicara dengan seseorang yang duduk di belakangnya. Tak lama, pintu belakang mobil itu mulai terbuka dan keluarlah Pangeran Max dari sana.
"Udah gila? Perlu ke rumah sakit jiwa?" Tanya Pangeran Max dengan wajah datarnya.
"Ada yang ingin aku bicarakan. Ini ada hubungannya sama perjodohan kita. Kamu mau aku membicarakannya langsung di sini?" Tanya balik Joanne yang tidak menggubris pertanyaan Pangeran Max sama sekali. Sang pangeran segera terdiam. Namun tak lama kemudian, Pangeran Max berjalan mendekat ke arah Joanne yang masih berdiri di depan mobilnya itu lalu mulai berkata dengan suara pelan.
"Masuk."
Awalnya Joanne tidak paham dengan ucapan Pangeran Max itu, namun saat Pangeran Max kembali masuk ke dalam mobilnya, barulah ia paham. Pangeran Max menyuruhnya untuk masuk ke dalam mobilnya dan berbicara di dalam sana. Joanne langsung berjalan mengekor di belakang Pangeran Max dan masuk ke dalam mobil itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Royal 21st Century✔
FanfictionSeorang murid biasa sepertiku dijodohkan dengan Putra Mahkota? Yang benar saja! Memangnya masih ada hal konyol seperti itu di abad ke 21 ini? Start : 30 Maret 2021 Finish : 25 Desember 2021 #1 hwangshin (03/06/21) #1 shinryujin (26/06/21) #1 kingd...