"Bukannya yang pertama biasanya spesial ya?"
👑👑👑
Joanne terbangun dari tidurnya dan langsung berlari ke kamar mandi. Hampir saja ia menumphkannya di atas tempat tidur. Setelah menyelesaikan urusannya, Joanne memandangi dirinya di kaca lalu membilas mukanya dengan air. Entah sejak kapan, ia mulai tertidur. Padahal sebelumnya ia masih asyik berbincang-bincang dengan Pangeran Max.
Joanne keluar dari kamar mandi sambil menguap lebar. Matahari masih belum terbit. Itu artinya Joanne masih bisa kembali tidur. Saat pandangannya tertuju pada tempat tidur, Joanne mengerjapkan matanya berulang kali.
Kemana Pangeran Max pergi? Kenapa laki-laki itu tidak ada di sana? Apa laki-laki itu pindah ke ruangan yang lainnya?
Rasa kantuk Joanne tiba-tiba menghilang. Ia berniat untuk mencari keberadaan Pangeran Max saat ini. Joanne mulai berjalan ke arah kopernya untuk mengambil sehelai kardigan dari sana. Setelah memakainya, ia mulai berjalan keluar dari kamar itu.
Udara di luar benar-benar dingin. Joanne mulai merapatkan kardigannya sambil berjalan menyusuri lorong. Ia masih belum hafal dengan tempat-tempat yang ada di dalam villa ini. Maklum, ia baru pertama kali menginjakkan kaki di sana. Hingga akhirnya, Joanne sampai di ruang tamu tempat ia bertemu dengan Pangeran Max tadi.
Ruangan sebesar itu benar-benar sepi dan sunyi. Dari ruangan itu, Joanne bisa melihat langsung pondok-pondok tempat teman-temannya menginap. Sejauh ini, Joanne masih belum bertemu dengan Pangeran Max sama sekali. Apa jangan-jangan Pangeran Max tidur bersama dengan teman-temannya di dalam pondok?
Saat Joanne hendak kembali ke kamarnya, tiba-tiba saja hatinya menyuruhnya untuk pergi ke area pondok. Joanne melirik sekilas ke arah jendela. Dari tempat ini saja, Joanne bisa melihat kalau area pondok tampak begitu gelap dan hanya diterangi oleh beberapa lampu saja. Ia sedikit takut menjelajahi tempat itu lagi saat malam hari seperti ini, tapi hatinya terus mendorongnya hingga akhirnya ia menyerah dan mengikuti kata hatinya itu.
Joanne kembali mengeratkan kardigannya dan mulai menyalakan flaslight ponselnya. Untung saja ia membawa benda itu. Joanne mulai berjalan dengan langkah pelan menyusuri tempat itu. Ia melirik ke arah kanan dan kirinya, siapa tahu ia menemukan sesuatu yang mencurigakan yang bisa mengancam nyawanya juga.
"Happy birthday..."
Joanne segera menghentikan langkah kakinya saat ia mendengar suara seseorang. Ia refleks mengedarkan pandangannya kembali. Dari sebelah kanan, tepatnya di samping sebuah pondok, ia melihat dua orang sedang bercengkrama di tempat itu. Joanne refleks memundurkan langkahnya dan menyembunyikan dirinya di belakang pohon.
"Ternyata cuman karena ini kamu manggil aku malem-malem? Besok kan bisa?"
Sekarang Joanne bisa melihat dengan jelas presensi kedua orang itu setelah berulang kali ia menyipitkan matanya. Dua orang itu adalah Pangeran Max dan Zoe. Berdasarkan percakapan kedua orang itu, sepertinya Zoe memanggil Pangeran Max malam-malam seperti ini untuk mengucapkannya selamat ulang tahun. Joanne hanya bisa diam sambil terus memperhatikan kedua orang itu.
"Aku mau jadi yang pertama ngucapin hal itu. Bukannya yang pertama biasanya spesial ya?" ujar Zoe lalu mulai menundukkan kepalanya. "Aku mau jadi orang yang spesial buat kamu..."
"Thanks. I appreciate it..." jawab Pangeran Max singkat. "Sebaiknya kamu masuk sekarang. Udaranya makin dingin. Nanti kamu bisa sakit..."
"Sebelum aku masuk..." Zoe memotong kata-katanya lalu mendekatkan wajahnya ke arah Pangeran Max.
Cup!
KAMU SEDANG MEMBACA
Royal 21st Century✔
FanfictionSeorang murid biasa sepertiku dijodohkan dengan Putra Mahkota? Yang benar saja! Memangnya masih ada hal konyol seperti itu di abad ke 21 ini? Start : 30 Maret 2021 Finish : 25 Desember 2021 #1 hwangshin (03/06/21) #1 shinryujin (26/06/21) #1 kingd...