47 : Can't Let You Go

389 75 10
                                    

"Walaupun pernikahan kita adalah pernikahan politik, pernikahan tanpa dasar cinta. Tapi bukan berarti kita nggak akan pernah bisa saling mencintai kan?"

👑👑👑












Joanne terbangun dari tidurnya dan melirik ke arah jam dinding. Sekarang pukul 8 pagi. Sudah waktunya bagi Ryujin untuk bangun. Ia yakin kedua orang tuanya pasti sudah berangkat untuk bekerja sehingga sekarang hanya ada dirinya dan Pangeran Max di rumah.

Joanne mulai menegakkan tubuhnya, mengusap matanya berulang kali, lalu melakukan sedikit peregangan. Setelah itu ia mulai memperhatikan sekitarnya dan baru menyadari suatu hal.

Sejak kapan ia sudah pindah ke atas tempat tidur? Seingatnya kemarin malam ia tidur di lantai.

Joanne mulai menyingkirkan selimut yang menutupi tubuhnya itu lalu berjalan keluar dari kamar. Dari arah dapur, ia melihat Pangeran Max sedang memasak sesuatu. Joanne hampir tidak bisa mempercayai pemandangan yang ada di depannya saat itu. Sejak kapan Pangeran Max bisa masak? Bahkan Joanne yakin sekali laki-laki itu belum pernah menyentuh yang namanya dapur.

Pangeran Max membalikkan tubuhnya dan sedikit terkejut dengan kehadiran Joanne di sana. Laki-laki itu segera tersenyum lebar ke arah Joanne. "Sudah bangun?" tanya Pangeran Max. Joanne hanya mengangguk kikuk lalu berjalan menghampiri Pangeran Max.

"Kenapa aku bisa tiba-tiba di atas tempat tidur? Aku...nggak melakukan hal yang aneh-aneh, kan?" tanya Joanne pada Pangeran Max. Laki-laki itu tertawa kecil lalu tersenyum miring.

"Hmm...yah tadi malem tiba-tiba aja kamu naik ke atas tempat tidur terus akhirnya kita tidur bersama..." jawab Pangeran Max. Joanne langsung melebarkan kedua matanya saat mendengar penuturuan Pangeran Max itu.

"Yang...bener? Aku...gitu?"

"Nggak...nggak. Aku bercanda. Aku yang pindahin kamu kemarin malem waktu kamu udah tidur," ujar Pangeran Max sambil terkekeh pelan. Ia mulai kembali melanjutkan aktivitasnya dan meninggalkan Joanne yang masih tampak kebingungan.

"Terus kemarin kamu tidur di mana?" tanya Joanne.

"Di lantai lah. Mau dimana lagi? Lagipula aku juga nggak bisa tidur tadi malam, jadi yah..nggak masalah buat aku," sahut Pangeran Max.

Entah kenapa, Joanne merasa tidak enak sama sekali. Padahal itu kamarnya dan ia lebih berhak untuk tidur di atas tempat tidur, tetapi kenapa perasaanya seperti ini? Entahlah. Joanne semakin tidak bisa memahami dirinya sendiri.

"Kamu masak apa?" tanya Joanne sambil memperhatikan gerak-gerik Pangeran Max yang sedang membumbui sesuatu.

"Nasi goreng."

"Memangnya kamu bisa masak?" Joanne kembali bertanya dan laki-laki itu segera menggelengkan kepalanya.

"Bahkan ini pertama kalinya aku menyentuh alat-alat dapur. Kalau tetua kerajaan tahu, aku yakin mereka akan marah besar. Hahaha..." Mendengar hal itu, Joanne segera menghentikan aktivitas Pangeran Max itu dan mengambil alih botol bumbu yang ada di tangannya.

"Ya udah kalau gitu nggak usah dilanjutin. Kamu bisa kena hukuman! Sini, biar aku aja!" ujar Joanne. Ia sudah akan siap-siap untuk menggantikan tugas Pangeran Max itu namun laki-laki itu segera merebut kembali barang yang tadi diambil oleh Joanne. Ia tidak ingin Joanne merebut pekerjaannya itu begitu saja.

"Tenang aja. Sekarang kita nggak lagi di istana. Mereka nggak akan mungkin tau..." ucap Pangeran Max. "Udah deh, mending sekarang kamu mandi terus kita sarapan. Aku mau tahu komentarmu tentang masakan pertamaku ini..." lanjut Pangeran Max.

Royal 21st Century✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang