61 : Hamil?

432 71 11
                                    

"Apa kamu benar-benar ingin melawan keluargamu sendiri?"

👑👑👑









Bukan hanya orang tua Joanne saja yang terkejut dengan berita kehamilan putrinya itu, melainkan juga Pangeran Max. Ketiga orang itu sama-sama membelalak terkejut. Joanne mengulum bibirnya sambil tersenyum kikuk. Ia bingung harus melakukan apa sekarang karena kedua orang tuanya tak kunjung bersuara.

"Beneran? Kamu...hamil? Sejak kapan?" tanya Ibu Shin. Perempuan itu sudah berdiri tepat di samping Ayah Shin sambil memperhatikan perut Joanne.

"Aku juga baru tau kemarin waktu di rumah sakit. Kata dokter usianya baru 4 mingguan," jelas Joanne.

Ayah Shin yang sedari tadi diam, kini mulai memeluk Joanne. Laki-laki itu menangis terharu. "Akhirnya ayah jadi kakek juga!" seru Ayah Shin dengan bahagianya. Joanne hanya bisa tersenyum dan membalas pelukan ayahnya itu.

"Jadi...aku dan Max nggak perlu bercerai kan?" tanya Joanne. Ayah Shin melepaskan pelukannya dan menatap Joanne serta Pangeran Max bergantian.

"Oke. Ayah akan kasih kesempatan kedua. Kalau misalnya suamimu nggak bisa jagain kamu, Ayah akan langsung bawa kamu pulang. Mengerti?" Joanne langsung menganggukkan kepalanya dengan cepat, begitu juga dengan Pangeran Max. Sekarang laki-laki itu bisa bernafas dengan lega.

"Terima kasih, Yah." Joanne kembali memeluk Ayah Shin dengan erat. Tak lupa, ia juga mengajak ibunya untuk berpelukan. Mereka bertiga berpelukan dengan perasaan yang begitu bahagia.

Joanne dan Pangeran Max mengantar orang tua Shin sampai di depan pintu. Pangeran Max berterima kasih sekali lagi pada Ayah Shin karena telah memberinya kesempatan kedua dan berjanji akan menjaga Joanne dengan baik. Setelah orang tua Joanne pergi, Joanne dan Pangeran Max kembali masuk ke dalam kediamannya dan beristirahat sejenak di kursi panjang dekat kolam.

Pangeran Max mencondongkan tubuhnya ke arah Joanne dan menatap perempuan itu lamat-lamat. Ia sedikit memicingkan matanya, membuat Joanne sedikit risih. "Kenapa sih?" tanya Joanne.

"Kamu beneran hamil?" tanya Pangeran Max. "Perasaan kita nggak pernah buat deh."

"Ya memang nggak. Aku nggak hamil."

"Terus kenapa tadi bohong?"

"Ya...biar kita nggak cerai." Jawaban santai dari Joanne itu langsung dihadiahi sebuah jitakan pelan dari Pangeran Max. Joanne mengaduh kesakitan dan balik memukul laki-laki itu.

"Kamu malah buat masalah baru, tau nggak? Kalau sampai ketauan, tamat riwayat kita." Joanne hanya diam saja sambil menundukkan kepalanya. Ia tidak sempat berpikir sejauh itu tadi.

"Ya...habis gimana lagi. Aku...aku juga bingung tadi."

"Kalau gitu, nggak ada jalan lain lagi buat menyelesaikan masalah ini selain..." Pangeran Max bergerak mendekati Joanne. Joanne refleks memundurkan tubuhnya sampai punggungnya menempel pada lengan kursi. Ia tidak bisa bergerak lagi sekarang, sedangkan Pangeran Max terus menghimpitnya sampai jarak mereka hanya tinggal beberapa senti.

Joanne membuang wajahnya ke samping karena wajah Pangeran Max saat ini berada tepat di depannya. Jantungnya berdegup dengan kencang. Ia tidak bisa bergerak kemanapun karena kedua tangannya telah dikunci oleh Pangeran Max.

Apa yang akan Pangeran Max lakukan padanya?

"...mewujudkan kebohongan itu." Jantung Joanne hampir berhenti berdetak saat Pangeran Max membisikkan kata-kata itu dengan suara rendah. Bulu kuduknya meremang dan bahkan ia sampai menahan nafasnya karena jarak mereka yang begitu dekat.

Royal 21st Century✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang