25 : Percobaan Bunuh Diri

376 64 3
                                    

"Berjanjilah padaku satu hal. Kamu harus tetap menjadi Ratu dan berada di samping Pangeran Max untuk selamanya."

👑👑👑




Sepanjang perjalanan pulang, Joanne hanya diam saja dan tidak bersuara sama sekali. Ia tidak ingin kejadian tadi sore terulang kembali. Lebih baik ia diam saja dan tidak bertanya apapun lagi pada Pangeran Max.

Sesekali Joanne melirik ke arah Pangeran Max yang duduk tepat di sampingnya. Wajah laki-laki itu tampak kusut. Beberapa kali Joanne melihat Pangeran Max memijit pelipisnya sambil menatap layar ponselnya. Sebenarnya ia sedikit kasihan dengan laki-laki itu. Padahal hari ini adalah hari ulang tahunnya, tapi Pangeran Max sama sekali tidak bisa merayakannya.

Bahkan Joanne belum mengucapkan selamat ulang tahun pada laki-laki itu sama sekali. Kalau ia mengucapkannya sekarang, tentu saja timing-nya tidak pas. Ia tidak ingin membuat Pangeran Max semakin sedih.

Pesawat telah melakukan take off dan mereka sudah bersiap-siap untuk turun dari pesawat. Di bawah sana, beberapa orang dari kerajaan telah menjemput mereka. Begitu pesawat benar-benar telah berhenti sempurna, Joanne dan Pangeran Max segera turun dari pesawat dan langsung menaiki mobil sedan hitam mereka yang telah terparkir tepat di depan pintu keluar pesawat. Setelah itu, rombongan mobil kerajaan segera pergi meninggalkan bandara untuk sampai di istana.

Joanne dan Pangeran Max telah sampai di halaman istana. Mobil sedan itu telah berhenti tepat di depan kediaman Raja dan Ratu. Pangeran Max dengan cepat turun dari mobil dan berlari masuk ke dalam bangunan. Joanne segera ikut mengejar dengan sedikit kesusahan akibat high-heels yang ia gunakan. Joanne menggerutu sebal karena sepatunya itu. Itulah kenapa ia tidak suka menggunakan sepatu hak tinggi. Dalam situasi seperti ini, sepatu itu hanya bisa memberinya masalah.

Rupanya Kepala Dayang Hong dan dua dayang junior, Dayang Min dan Dayang Choi telah hadir di tempat itu. Syukurlah ketiga orang itu bisa menunjukkannya jalan untuk menuju ke kamar Sang Ratu karena ia sudah kehilangan jejak Pangeran Max. Laki-laki itu berlari sangat cepat sekali.

"Kenapa?! Apa yang terjadi? Kenapa Yang Mulia Ratu sampai mencoba untuk bunuh diri lagi?!" Suara bentakan Pangeran Max itu terdengar begitu keras hingga keluar ruangan tempat laki-laki itu berada saat ini. Joanne kembali terkejut dengan suara itu. Tampaknya ketiga dayang yang mengikutinya juga terkejut dengan suara Pangeran Max yang begitu menggelegar.

"Jangan bicaramu, Pangeran! Ini bukan kediamanmu! Dan bersikaplah sopan pada para tetua!" Kini Joanne bisa mendengar suara bentakan Ibu Suri dari dalam ruangan yang ada di samping kanannya. Sepertinya suasana di dalam ruangan itu terasa begitu mencekam. Joanne sama sekali tidak berani untuk masuk ke dalam sana.

"Tenangkan dirimu dulu, Pangeran. Semuanya baik-baik saja. Hanya ada sedikit kesalahpahaman yang terjadi. Semuanya pasti akan baik-baik saja." Kini Joanne mendengar suara Raja yang terdengar begitu lembut namun tegas di saat yang bersamaan.

"Baik-baik saja? Sebenarnya apa yang ayah rencanakan?! Aku yakin ayah pasti hendak mengkhianati keluarga kita! Iya, kan?! Makanya ibu – "

PLAK!

Joanne lagi-lagi terlonjak kaget dari tempatnya karena terkejut mendengar suara-suara dari dalam ruangannya. Suara tamparan itu terdengar begitu keras dan nyaring.

"Jaga bicaramu, Pangeran! Aku peringatkan sekali lagi! Ini istana! Apa kamu jadi kehilangan manner-mu karena terlalu banyak bergaul dengan Putri? Ingat posisimu! Berani-beraninya kamu memanggilnya dengan sebutan ayah!" bentak Ibu Suri untuk kedua kalinya. Kali ini dada Joanne semakin bergemuruh karena namanya juga ikut terseret dalam perdebatan itu.

Royal 21st Century✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang