XX : Epilog

547 76 25
                                    

2 bulan kemudian.
















BREAKING NEWS!

NEGARA STARATOPIA SECARA RESMI MENGGANTI SISTEM PEMERINTAHAN MENJADI PRESIDENSIAL DENGAN JAY HWANG YANG MENJABAT SEBAGAI PRESIDEN PERTAMA.







Musim panas sebentar lagi akan tiba. Semua orang yang ada di dalam villa sedang sibuk membersihkan rumah dan menyingkirkan penghangat-penghangat ruangan. Mereka tidak akan membutuhkan benda itu sampai musim dingin tiba lagi nanti.

"Ah iya. Aku lupa kalau bahan makanan sudah habis. Aku pergi beli dulu ya," seru Joanne dari arah ruang tengah.

"Baik, Yang Mulia. Saya dan yang lainnya akan membereskan rumah ini," balas Kepala Dayang Hong.

"Ya ampun. Berhentilah memanggil Yang Mulia. Era kerajaan sudah berakhir. Tidak ada lagi raja, ratu, putri, dayang, dan pengawal di sini," tegur Joanne. Ia mengomel sambil mencari-cari topinya di area ruang tengah. Setelah berhasil menemukannya, ia langsung memakainya lalu berjalan ke arah pintu samping rumah yang menuju ke garasi.

"Maklum saja. Bibi Hong sudah menghabiskan hampir setengah hidupnya di istana. Itu wajar." Pengawal Choi datang menghampiri Joanne yang sedang memakai sepatu dan menaruh lengannya di pundak perempuan itu. "Belikan aku ice cream ya."

"Uangnya?" Joanne menengadahkan tangannya di depan Pengawal Choi. Laki-laki itu langsung menepuk tangan Joanne.

"Ayolah. Jangan pelit-pelit." Setelah berkata seperti itu, ia langsung pergi dari sana dan membantu Putri Margarette yang sedang kesulitan memindahkan meja ruang tamu. Joanne hanya bisa mendengus sebal dan melanjutkan langkahnya kembali.

"Sini. Aku bantu." Pengawal Choi membantu Putri Margarette memindahkan meja dengan mengangkat sisi meja yang satunya. Mereka bersama-sama membawa meja itu keluar rumah untuk dicuci dan dikeringkan.

"Terima kasih..." Pengawal Choi tertegun sejenak. Putri Margarette baru saja mengucapkan terima kasih kepadanya? Ia tidak salah dengar kan?

Pengawal Choi tidak bisa menyembunyikan senyumnya sama sekali. Ia senang karena Putri Margarette mau bersuara kembali setelah sekian lama. "Sini aku bantu lagi!" Pengawal Choi segera menyusul Putri Margarette yang sudah kembali masuk ke dalam rumah dan membantu perempuan itu memindahkan beberapa barang.

Di luar, Joanne yang hendak mengayuh sepedanya tiba-tiba dicegat oleh Peter. Laki-laki itu datang berkunjung untuk mengecek kondisinya Joanne. "Mau kemana kamu? Kok masih berani sih naik sepeda? Bukannya kamu – "

"Jangan cerewet ah! Kalau nggak ada kerjaan, sana bantuin yang lain beresin rumah," Joanne mendorong Peter dari hadapannya dan segera mengayuh sepedanya keluar dari garasi rumah. Peter hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya menatap kepergian Joanne itu.

"Dasar bar-bar..."

👑👑👑

Setelah dari pasar, Joanne tidak langsung pulang ke rumahnya. Ia berhenti sebentar di pantai dekat rumahnya. Pantai itu adalah pantai yang sama dengan yang ia kunjungi dulu dengan Pangeran Max. Dan sejujurnya Joanne mendatangi pantai itu karena ia rindu dengan Pangeran Max.

Dua bulan telah berlalu. Pangeran Max hampir tidak memberinya kabar sama sekali. Semua pesannya hanya dibaca tanpa ada balasan sama sekali. Tentu saja Joanne kecewa dengan sikap Pangeran Max itu. Sesibuk apapun pekerjaannya saat ini, tidak bisakah laki-laki itu menjawab pesannya? Walau hanya satu dua kata, Joanne pasti akan menghargainya.

Royal 21st Century✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang