28 : Penilaian yang Tidak Adil

291 62 4
                                    

"Don't try me, you bitch!"

👑👑👑








Hari-hari menjelang penilaian akhir, Joanne disibukkan dengan kegiatan mengeditnya. Ia sendiri yang menawarkan dirinya untuk mengedit beberapa scene film yang telah dibuat. Karena itu, akhir-akhir ini ia lebih banyak mengurung dirinya di ruang belajar hingga ia sering lupa waktu. Kalau saja Kepala Dayang Hong tidak mengingatkannya, bisa-bisa Joanne tidak makan maupun tidur sekalipun. Wanita itu terlalu asyik mengerjakan tugasnya.

Sementara itu, keadaan Pangeran Max juga tidak jauh berbeda dengan Joanne. Ia juga sibuk dengan latihannya menjelang penilaian akhir. Ia sering pulang terlambat dari sekolah karena ia perlu berlatih dengan partnernya, Zoe. Pangeran Max hampir tidak punya waktu untuk berlatih di istana sekarang karena tugas negaranya begitu menumpuk. Pelajaran istananya juga semakin intense dan seakan tidak memberinya waktu untuk istirahat sekalipun.

Akhir-akhir ini juga, Joanne sudah jarang sekali bertemu dengan Pangeran Max. Saat bangun pagi, ia tidak menemukan Pangeran Max di dalam kamar. Ia juga tidak bertemu dengan Pangeran Max saat salam pagi, begitu pula saat sarapan maupun berangkat ke sekolah. Kasim Kim sendiri yang memberitahunya kalau akhir-akhir ini Pangeran Max berangkat sekolah lebih pagi dari biasanya dan tidak ingin membangunkan dirinya. Pulang sekolahpun, Pangeran Max pulang lebih lambat dari Joanne. Laki-laki itu baru kembali ke kediamannya saat Joanne sudah tidur.

Itu artinya tidak ada waktu sedetikpun bagi mereka untuk berbicara atau sekedar saling menyapa.

"Putri..."

"Ya?" Joanne mendongakkan kepalanya untuk menatap Kepala Dayang Hong yang telah berdiri di depannya. Di belakangnya, tampak Dayang Min dan Dayang Choi yang setia mengikuti Kepala Dayang Hong kemanapun wanita itu pergi.

"Saya hendak memberitahukan kepada Putri bahwa minggu depan Putri akan menghadiri acara kelulusan sekolah Bangsawan bersama dengan Ratu dan Ibu Suri. Seharusnya acara tersebut dihadiri oleh Raja dan Ratu, tetapi karena Raja memiliki jadwal lain, Raja sendiri yang menunjuk Putri untuk hadir dan menemani Ratu."

"Baiklah. Hanya aku saja? Bagaimana dengan Pangeran?" tanya Joanne.

"Pangeran Max akan menemani Raja untuk menghadiri peresmian museum seni yang baru dibuka, Putri."

"Ah, baiklah. Aku mengerti. Terima kasih untuk informasinya, bibi..." ujar Joanne. Kepala Dayang Hong menunduk hormat ke arah Joanne sebelum pergi meninggalkan Joanne seorang diri di dalam ruangan itu.

Joanne menghela nafas panjang lalu melepas kacamata yang ia gunakan. Matanya begitu lelah menatap ke arah layar laptop secara terus menerus. Ia butuh istirahat sejenak.

Apakah sebaiknya ia menemui Pangeran Max sekarang? Sudah lama sekali ia tidak bertemu dengan laki-laki itu.

Joanne keluar dari ruangan itu dan langsung bertemu dengan Kepala Dayang Hong serta Dayang Min dan Dayang Choi yang menjaga di depan pintu. "Apa Putri butuh sesuatu?" tanya Kepala Dayang Hong.

"Dimana Pangeran sekaran?" tanya Joanne.

"Pangeran sedang berada di kantor bersama dengan Raja. Apa Putri ingin berkunjung ke sana?" Mendengar nama Raja disebutkan, Joanne segera mengurungkan niatnya. Ia tidak ingin datang dan mengganggu di sana.

"Nggak perlu kalau begitu. Aku akan tetap di sini saja," ucap Joanne sambil tersenyum simpul.

"Tapi sebagai gantinya, maukah kalian menemaniku minum teh? Aku butuh teman mengobrol..."

👑👑👑

Hari penilaian adalah hari yang paling sibuk dalam sejarah Joanne bersekolah di sekolah seni La Star. Padahal di hari ini, ia hanya perlu menampilkan filmnya kepada gurunya untuk dinilai. Ia tidak sesibuk anak musik maupun anak tari yang perlu melakukan sebuah penampilan di hari itu. Tapi tetap saja, ia sibuk hari ini.

Royal 21st Century✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang