Hari valentine adalah salah satu hari yang paling ditunggu-tunggu oleh Joanne. Ia berencana untuk mengadakan dinner di hari valentine tersebut. Ia bahkan sudah memesan tempat di sebuah restaurant yang terletak di pinggir pantai. Restaurant itu baru buka dua bulan lalu dan Joanne sangat menyukai masakan di tempat itu. Ia bahkan sudah bersahabat baik dengan sang pemilik restaurant karena saking seringnya ia datang ke tempat itu.
"Aku nggak mau tau. Pokoknya kamu harus pulang besok," ucap Joanne pada Pangeran Max melalui sambungan telepon. Saat ini Joanne sedang bersantai di kamarnya sambil menonton drama favoritenya. Ia mengelus-elus perutnya yang telah mencapai ukuran maksimum itu.
"Iya, iya. Aku pulang besok pagi." Mendengar jawaban sang suami membuat Joanne tertawa pelan.
"Besok kita double date, oke? Aku udah bilang sama Kak Daniel dan Lucy. Mereka setuju."
"Kenapa nggak berdua aja sih?" Joanne kembali tertawa pelan mendengar Pangeran Max yang sedikit protes dengan rencananya itu.
"Hehehe...nggak apa-apa, biar rame aja. Toh mereka berdua juga setuju kok."
"Terus yang lainnya gimana? Nggak diajak juga?"
"Bibi Hong udah pergi ke rumah saudaranya kemarin. Dayang Min dan Dayang Choi juga pulang ke rumah keluarga mereka dari minggu lalu. Minggu depan mereka baru balik semua," ujar Joanne yang mulai bangkit berdiri dan pergi ke arah dapur. Tiba-tiba saja perutnya terasa lapar dan ia butuh makanan untuk mengisi perutnya itu.
"Berarti kamu sendirian dong sehari-hari?" Joanne refleks menganggukkan kepalanya walaupun Pangeran Max tidak bisa melihatnya saat ini.
"Ya ampun Joanne! Kamu kok nggak bilang sih? Kalau sampai terjadi sesuatu sama kamu gimana? Daniel dan Lucy kan udah kerja. Nggak ada yang bisa nolongin kamu kalau sampai terjadi sesuatu..."
"It's okay. Aku kuat kok. Kamu kan tau aku orangnya sekuat apa hahaha..." Joanne tertawa terbahak-bahak sambil mengunyah apel yang baru ia dapatkan dari dalam kulkas.
"Ya tetep aja. Kamu nggak bisa dan nggak boleh sendirian di rumah. Aku khawatir..."
"Iya iya, tenang aja. Kalau terjadi sesuatu, aku bisa suruh Peter ke rumah. Dia kadang-kadang dateng ke rumah kok," ujar Joanne dengan santainya. "Omong-omong kenapa Peter nggak cari kerja ya? Betah banget dia jadi pengangguran..."
"Aku udah kasih dia pekerjaan untuk jadi guru musik di sekolah seniku. Mungkin sekitar pertengahan tahun ini atau paling lambat akhir tahun ini sekolahnya udah bisa dibuka. Sekarang udah tahap finishing. Aku nggak sabar banget buat ajak kamu liat sekolahnya di sini..."
Joanne tersenyum simpul mendengar Pangeran Max yang terlihat begitu bersemangat membicarakan tentang sekolah seninya itu. "Oke. Aku tunggu undangannya. Aku juga nggak sabar pingin liat sekolahnya secara langsung."
"Aku pasti akan ajak kamu ke sini. Kamu pasti juga akan terkejut melihat perkembangan Kota Stara. Banyak banget yang berubah."
"Aku jadi nggak sabar pingin cepat-cepat ke sana."
Ceklek!
"Kami pulang!" Mendengar suara itu, Joanne cepat-cepat menyudahi percakapannya dengan Pangeran Max.
"Mereka udah pulang. Aku telepon nanti lagi ya." Tanpa menunggu jawaban dari Pangeran Max, Joanne langsung mematikan sambungan teleponnya dan berjalan ke arah ruang depan untuk menemui Pengawal Choi dan Putri Margarette.
"Malam sekali kalian pulang..." Joanne melirik ke arah jam dinding. Sudah hampir jam 11 malam. Mereka pulang larut malam sekali.
"Maaf. Tadi kami masih makan malam dulu di luar," sahut Pengawal Choi sambil tersenyum simpul. "Ini kami bawakan puding buah dan beberapa cake." Pengawal Choi menyerahkan sebuah paper bag berwarna putih yang memiliki logo toko dessert favorite Joanne. Melihat itu, Joanne langsung menyambarnya dengan penuh semangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Royal 21st Century✔
FanfictionSeorang murid biasa sepertiku dijodohkan dengan Putra Mahkota? Yang benar saja! Memangnya masih ada hal konyol seperti itu di abad ke 21 ini? Start : 30 Maret 2021 Finish : 25 Desember 2021 #1 hwangshin (03/06/21) #1 shinryujin (26/06/21) #1 kingd...