07 : Terima? Tolak?

382 60 2
                                    

"Kamu kira perjodohan hal yang sepele? Itu berhubungan sama hidupku dan masa depanku."

👑👑👑


Semenjak pulang dari istana, Joanne memilih untuk mengurung dirinya di kamar. Beberapa kali Ibu Shin mengetuk pintu kamar Joanne untuk mengajak perempuan itu berdiskusi tentang perjodohan dengan Pangeran Max, namun Joanne sama sekali tidak membuka pintu kamarnya. Akhirnya Ayah Shin turun tangan menyuruh Ibu Shin untuk memberi Joanne waktu hingga esok hari. Joanne pasti perlu berpikir dan menenangkan dirinya saat ini.

Hingga pagi hari, Joanne masih enggan untuk keluar dari kamarnya. Ia bahkan tidak ingin pergi ke sekolah hari ini. Pangeran Max pasti akan terus mengejarnya jika ia tidak kunjung memberi jawaban pada pihak kerajaan terkait perjodohannya. Padahal, ia sendiri bingung harus bagaimana. Ia ingin sekali menolaknya, sangat ingin. Ia tidak ingin hidup bersama dengan Pangeran Max hingga akhir hayatnya. Tapi, ada beberapa hal lain yang harus ia pertimbangkan.

Saat ia memutuskan untuk menolaknya, keluarganya pasti akan kecewa padanya, terutama ibunya. Keluarga ayahnya termasuk keluarga yang cukup disegani oleh keluarga kerajaan berkat jasa kakeknya dahulu. Kalau ia menolaknya, sudah pasti ia akan mencoreng nama baik keluarga ayahnya. Menolak perjodohan itu, sama saja dengan ia mengejek dan menghina keluarga kerajaan. Entah nasib buruk apa yang akan ia terima ke depannya, ia tidak tahu. Yang jelas, hidupnya akan semakin parah dari sekarang.

Di lain sisi, ia benar-benar tidak ingin menikah dengan Pangeran Max. Bahkan sebelum mereka menikah, Pangeran Max telah banyak menunjukkan sisi dirinya yang membuat Joanne kesal. Joanne tidak akan mungkin tahan dengan sifat dari laki-laki itu. Bisa-bisa ia akan hidup menyedihkan sampai ajal menjemputnya. Ia tidak ingin hidup seperti itu. Lagipula, Pangeran Max juga tidak menginginkan perjodohan itu dan menyuruhnya untuk menolaknya. Laki-laki itu juga berjanji akan mengganti kamera Mark yang rusak waktu itu. Itu benar-benar hal yang sangat menguntungkan untuk dirinya karena ia tidak perlu mengeluarkan uang.

Joanne memukul-mukul bantalnya dengan sebal sambil menenggelamkan wajahnya pada bantal dalam-dalam. Ia benar-benar kesal sekarang. Ia kesal karena ia tidak bisa memutuskan apapun. Ia bingung. Kepalanya terasa ingin pecah sewaktu-waktu karena terlalu banyak hal yang ia pikirkan.

Jawaban apa yang sebaiknya ia berikan?

👑👑👑

Joanne berjalan ke arah kelasnya dengan langkah lesu. Awalnya ia tidak ingin pergi ke sekolah, tapi ia baru ingat bahwa ada ujian hari ini. Ia tidak bisa bolos begitu saja. Dengan langkah gontai, ia berjalan menuju ke arah bangkunya sebelum menenggelamkan wajahnya di sana. Ia mengantuk sekarang karena semalam ia sama sekali tidak bisa tidur. Terlalu banyak hal yang dipikirkan hingga wanita itu tidak bisa memejamkan matanya sama sekali.

3 jam pelajaran berlalu begitu saja. Bel istirahat akhirnya berbunyi. Joanne merapikan buku-bukunya yang ada di atas meja dan memasukkannya satu persatu ke dalam tas. Judy, Ruth, dan Winter berjalan ke arah meja Joanne. Begitu sampai di sana, mereka terkejut melihat wajah Joanne yang tampak lesu dengan lingkaran hitam di bawah matanya.

"Yaampun? Kamu kenapa? Sakit? Mukamu pucet banget loh." Tanya Judy pada Joanne. Perempuan itu sedikit khawatir melihat wajah Joanne yang seperti itu.

"Nggak apa-apa kok. Ayo ke kantin. Aku belum sarapan." Ajak Joanne dengan nada lemah. Judy segera membantu Joanne untuk berdiri namun wanita itu menolaknya dan berkata bahwa ia tidak apa-apa sama sekali. Ia hanya kurang tidur tadi malam. Setelah makan, ia yakin energinya akan kembali pulih.

Saat keempat anak itu berjalan di koridor Gedung B, tanpa sengaja Joanne berpapasan dengan Pangeran Max. Pandangan mereka berdua saling bertemu. Joanne langsung membuang muka dan tetap melanjutkan langkahnya.

Royal 21st Century✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang