31 : Cinta Pertama

357 75 7
                                    

"Selama ini aku bodoh. Yap! Shin Joanne adalah orang yang paling bodoh di dunia ini."

👑👑👑








Orang-orang mulai ramai berdatangan ke rooftop tersebut dan begitu terkejut saat melihat Joanne bertengkar dengan perempuan yang mengenakan gaun berwarna merah. Aksi saling menjambak dan memukul itu berhenti saat seorang laki-laki berusia kurang lebih lima puluh tahun datang untuk melerai mereka.

"Berhenti, berhenti! Apa yang sebenarnya terjadi di sini?" tanya laki-laki itu yang merupakan seorang kepala sekolah di sana.

"Dia yang cari masalah duluan! Dia tiba-tiba datang dan mengajakku bertengkar!" teriak marah perempuan bergaun merah itu. Rambutnya terlihat acak-acakan dan riasannya pun mulai luntur. Penampilannya benar-benar kacau.

Penampilan Joanne juga sama kacaunya dengan perempuan itu. Rambutnya terlihat berantakan dan riasannya juga luntur. Belum lagi beberapa luka bekas cakaran perempuan itu menghiasi wajah dan tangannya. Serangan Joanne tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan perempuan itu. Perempuan itu sangat ganas!

"Bohong! Kamu tadi yang cari masalah duluan. Kamu tadi menyuruh anak ini untuk bunuh diri dengan terjun dari sini," bantah Joanne sambil menunjuk anak perempuan bergaun putih yang masih duduk di tempatnya.

Seseorang mulai menerobos kerumunan orang-orang yang di sana lalu menghampiri perempuan yang memakai gaun putih. Tangis perempuan itu segera pecah saat melihat kedatangan orang itu. Laki-laki itu segera memeluk perempuan itu dengan erat.

"Justin...aku...aku...takut..." ujar perempuan itu dengan suara bergetar.

"Tenang, Alice. Ada aku di sini..."

"Kamu yang bohong! Aku hanya sedang berbicara dengannya dan tiba-tiba saja kamu datang dan mencari masalah. Kamu yang memulainya!" Perempuan bergaun merah itu masih berusaha untuk membela dirinya dengan membantah ucapan Joanne. Melihat itu, Joanne semakin kesal dibuatnya. Andai saja tidak ada banyak orang di sini, Joanne sudah pasti akan menyerang perempuan itu lagi.

"Coba saja cek CCTV kalau kalian perlu bukti! Aku nggak berbohong!" ujar Joanne sambil menunjuk ke salah satu CCTV yang terpasang di tempat itu. Perempuan bergaun merah itu segera diam. Ia tidak bisa membantah Joanne lagi. Kebenaran akan segera terungkap begitu mereka semua menyaksikan rekaman CCTV yang ada.








Mereka semua mulai berkumpul di ruang kepala sekolah. Ratu dan Ibu Suri juga sudah duduk di sana. Melihat kedua orang itu berada di sana, membuat Joanne sedikit ketakutan. Ia tidak bisa membayangkan berapa banyaknya pukulan yang harus ia terima sepulang dari sana. Bahkan luka yang kemarin saja masih belum sembuh sepenuhnya.

Semua orang yang ada di ruang kepala sekolah itu mulai menonton rekaman CCTV yang ada di rooftop. Joanne berdiri dengan begitu percaya dirinya karena ia memang tidak bersalah. Sedangkan perempuan bergaun merah yang berdiri di samping Joanne tampak begitu gugup namun berusaha sebisa mungkin untuk menutupinya.

"Alice..." panggil sang kepala sekolah setelah rekaman itu berakhir. "Apa benar Ellen menyuruhmu untuk terjun dari sana?"

Perempuan bernama Alice itu hanya diam saja. Ia tampak menundukkan kepalanya dalam-dalam sambil sesekali melirik ke arah perempuan bergaun merah yang bernama Ellen itu. Perempuan itu tampak begitu terintimidasi. Ellen terus memberi kode pada Alice melalui gerakan mulutnya. Joanne bisa menangkap pergerakan itu dan ingin sekali Joanne menutup mulut Ellen.

"Alice?"

"Katakan saja yang sejujurnya. Aku akan melindungimu..." ujar Joanne, berusaha untuk memberikan dukungan pada Alice. Namun tetap saja Alice masih terlihat ketakutan dan tidak berani membuka mulutnya.

Royal 21st Century✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang